Nama : Firdauz Rusdy
Santari
NIM : 1302045118
Jika saya menjadi seorang pemikir, maka saya akan lebih
memilih untuk menjadi pemikir islam di zaman klasik karena segalanya serba
terintegrasi. Dimana lisan, hati dan tindakan saling bersatu padu dan tidak ada
pertentangan diantaranya. Maksudnya adalah disaat mulut berkata ya, hati dan
perbuatan kita akan berbuat ya juga. Selain itu pemikir islam di zaman klasik
juga lebih menguasai ilmu dalam berbagai hal meskipun ilmu tersebut kemungkinan
tidaklah sedalam ilmu yang dimiliki oleh seorang spesialis, namun mereka (para
pemikir di zaman klasik) mempunyai ilmu yang luas dan itu sangat jarang
ditemukan masa sekarang.
Pemikir politik di zaman klasik
yang saya kagumi adalah Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn
Ismail Buzjani / Abul Wafa. Beliau adalah seorang ahli astronomi dan
matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan
mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana.
Dia juga mempelajari
pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wáfa sesuai dengan
namanya.
Salah satu kontribusinya
dalam trigonometri adalah mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode
untuk menghitung tabel trigonometri.
Kritik dan Saran:
Kritik: Sebaiknya Ibu Unis lebih meningkatkan lagi
intensitas dalam mengajar kami dan kurangi keterlambatan, meskipun saya tau
jika keterlambatan tersebut merupakan
ketidak sengajaan dan hal tersebut diakibatkan karena kesibukan yang Ibu punya.
Saran: Pertahankan metode yang Ibu lakukan sekarang karena
saya sangat menyukai metode tersebut dimana jarang sekali melibatkan teknologi
(infocus) dan hal tersebut akan membuat mahasiswa menjadi aktif. Dan kalau bisa pertemuan 1-16 Ibu saja yang
mengisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar