6. PHILLIPHINA
Filipina atau Republik Filipina (Republika ng Pilipinas) adalah sebuah negara republik di Asia Tenggara, sebelah utara Indonesia, dan Malaysia. Negara Filipina berbentuk Republik dan beribu kota Manila City. Negara Filipina Merdeka pada tanggal 4 Juli 1946. Selama ribuan tahun, warga kepulauan Filipina yang bahagia, dan pekerja keras ini telah mengembangkan sistem cocok tanam Padi yang sangat maju, yang menyediakan makanan pokok bagi masyarakatnya.
A. Kondisi Geografis Phillipina
Filipina tediri dari 7.107 pulau dengan luas total
daratan diperkirakan 300.000 km². Negara ini terletak antara 116° 40', dan
126° 34' BT, dan 4° 40', dan 21° 10' LU. Di timur dia berbatasan dengan Laut Filipina, di barat
dengan Laut
China Selatan, dan di selatan dengan Laut Sulawesi. Pulau Borneo terletak
beberapa ratus kilometer di barat daya, danTaiwan di
utara. Maluku, dan Sulawesi di
selatan, dan di timur adalah Palau.
Kepulauan ini dibagi menjadi tiga kelompok utama: Luzon (Region I
sampai V + NCR & CAR), Visayas (VI
sampai VIII), dan Mindanao (IX
sampai XIII + ARMM). Pelabuhan sibuk Manila, di Luzon, adalah ibu kota negara,
dan kota terbesar-kedua
setelah Kota
Quezon. Pulau terbesar di antara ribuan pulau tersebut
adalah: Pulau Luzon, Pulau Mindanao, Pulau Samar, Pulau Panay, Pulau Mindoro,
Pulau Negros, Pulau Visayan, Pulau Palawan, Pulau Leyte, Pulau Bohol,
dan Pulau Masbate. Kota metropolitan Manila yang menjadi Ibu kota Republik Filipina
terletak di wilayah Selatan Pulau Luzon. Kota terpenting lainnya di
Filipina antara lain seperti Zamboanga, Davao, Tarlac, San Pablo,
Batangas, Legaspi, Iloilo, Ormoc, Naga, dan kota Calbayong. Negara ini memiliki
banyak gunung berapi, diantaranya 12 gunung berapi yang masih aktif. Gunung
Mayon di Pulau Luzon terkenal karena sering meletus. Di Filipina setiap tahun
selalu terjadi taifun, yaitu hujan deras yang disertai dengan angin
kencang. Angin Taifun bertiup dari Samudera Pasifik menuju Laut Cina Selatan.
Secara umum,
sistem pegunungan di Filipina terbagi menjadi tiga jalur utama, yaitu :
- Sistem pegunungan di bagian tengah dengan rata-rata ketinggian sekitar 1.600 m, disebut jalur pegunungan Cordillera Central.
- Jalur pegunungan di pantai timur, dengan rata-rata ketinggian sekitar 650 m, sistem pegunungan ini dinamakan Sierra Madre.
- Sistem pegunungan di sebelah barat daya, yang dinamakan Pegunungan Jambates.
Secara umum keadaan alam di
negara Filipina tidak jauh berbeda dengan Indonesia, begitu pula
dengan corak penghidupan rakyatnya. Melihat kota-kota di Filipina memang
terasa ada perbedaan suasana karena lebih kebarat-baratan, tetapi wialayah
pedesaannya hampir tak berbeda dengan pedesaan kita.
Wilayah Kepulauan Filipina memiliki
kedalaman parit laut sekitar 10.539 meter, atau yang terdalam di dunia, yang
berlokasi di lepas pantai timur Pulau Mindanao. Kepulauan Filipina juga kaya dengan
wilayah hutan lindung yang masih asli di Luzon Utara dan Mindanao, daerah
perbukitan, gunung-gunung, jurang-jurang curam, dan lembah-lembah yang subur.
Danau-danau terbesar di Filipina terdapat Pulau Luzon, Danau Laguna de Bay,
dan Danau Sultan Alonton di Pulau Mindanao.
Karena keadaan alamnya termasuk
subur, penduduk negeri ini sebagaian besar memperoleh penghasilan dari
bertani dan berkebun. Sawah-sawah dijumpai hampir di semua kepulauan
negeri itu.
Iklim
Berdasarkan letak lintangnya, Filipina beriklim tropis
dengan temperatur udara rata-rata 25 derajat C - 28 derajat C.
Di bagian utara dan tengah sering terjadi angin taifun (badai tropis) yaitu
antara bulan September sampau November. Angin ini bertiup dengan kencang dari
arah samudera Pasifik menuju laut Cina Selatan sebagai akibat depresi iklim di
sekitarnya. Iklim di Kepulauan Filipina termasuk wilayah yang dipengaruhi oleh
angin muson yang memberinya dua jenis musim, yaitu musim hujan antara juni
sampai Februari dan Musim Kemarau antara Maret sampai Juli. Di beberapa
wilayah hujan turun amat lebat, sementara di wilayah lainnya agak
jarang. Angin yang banyak membawa hujan adalah yang bertiup dari
arah Barat Daya dan Barat Laut. Sebaliknya, bila angin taufan muncul dari
arah Utara serta Timur Laut, seluruh wilayah Filipina mengalamipenderitaan
akibat serangnya. Curah hujan tertinggi dialami Pulau Luzon. Curah hujan
yang menimpa kota Manila bisa mencapai 1.200 mm setahunnya. Curah hujan
tertinggi di Filipina mencapai 2.500 mm, dibandingkan dengan curah hujan
tertinggi di negeri Belanda misalnya hanya sekitar 750 mm setahunnya.
B. Keadaan
Demografis Filippina
Filipina berada di urutan ke-12 di dunia dalam jumlah
penduduk dengan jumlah 86,241,697 jiwa pada 2005. Sekitar dua
per tiga penduduk tinggal di Pulau Luzon, dan Manila, ibu kotanya,
berada di urutan ke-11 dalam jumlah penduduk area metropolitan. Orang-orang
Filipina dikenal dengan nama Filipino yang berasal dari orang aborigin Taiwan, dan bercampur
dengan orang-orang Tiongkok Selatan, Polinesia, dan Spanyol/Amerika. Orang
Filipina terbagi dalam 12 kelompok etnolingustik dengan yang terbesar adalah
Tagalog, Cebuano, dan Ilocano. Penduduk asli Filipina ialah suku Aeta namun sudah terpinggir, dan
populasinya tinggal 30 ribu jiwa.
Tiga kelompok minoritas terbesar asing adalah orang Tionghoa, Amerika, dan Asia Selatan. Sisanya
adalah orang-orang Eropa, Arab, Indonesia, Korea, dan Jepang.
Orang-orang Mestizo adalah
minoritas sebesar 1-2% yang berpengaruh. Dalam penelitian dari Universitas
Stanford, ditemukan bahwa 3,6% populasi memiliki turunan dari
bangsa Eropa.
95,9% penduduk Filipina bisa membaca, salah satu yang
tertinggi di Asia, dan setara
untuk pria maupun wanita. Angka harapan
hidup penduduknya adalah 69,29 tahun; 72,28 untuk wanita, dan 66,44 untuk pria.
Pertumbuhan penduduk per tahunnya sebesar 2,1%, dan sekarang Filipina sedang
mengalami masalah kepadatan penduduk karena angka kelahirannya tinggi.
Filipina mempunyai kira-kira 92,2 juta penduduk menurut
perkiraan sensus 2009.Filipina merupakan negara agraris. Oleh karena itu mata
pencaharian penduduk yang utama adalah pertanian. Hasil pertanian utama adalah
padi. Lembaga Penelitian Padi Internasinal (International Rice Research
Institute) terdapat di Los Banos. Lembaga penelitian ini bertujuan menemukan
bibit padi unggul. Hasil pertanian/perkebunan lainnya adalah tebu, kelapa,
nenas dan pisang. Hasil tambang dari Filipina adalah emas, perak, mangan, bijih
besi dan tembaga.
Ekspor Filipina tahun 1986 mencapai US$ 4.842 juta dan
impornya US$ 5.394 juta. Pendapatan nasionalnya (1985) adalah US$ 90.500 juta.
C. Etnografi dan Sosial Budaya
Bangsa Filipina
yang dikenal dengan sebutan Filipino, terdiri dari beberapa suku bangsa yang
mendiami berbagai wilayah di Filipina. Mayoritas suku bangsa di Filipina adalah
Tagalog, bersama suku-suku bangsa lainnya sebagai minoritas di negara ini. Orang Tagalog adalah kelompok
etnis di Filipina. Orang Tagalog
merupakan salah satu kelompok masyarakat yang paling berpenagruh di Filipina. Mereka merupakan penduduk mayoritas di provinsi Aurora, Bataan, Batangas, Cavite, Bulacan, Laguna,Marinduque, Metro Manila, Nueva Ecija, Occidental
Mindoro, Oriental Mindoro, Quezon, dan Rizal. Beberapa
provonsi lainnya dengan populasi orang Tagalog yang signifikan adalah Palawan, Tarlac, dan di Zambales.
Minoritas di Filipina adalah
Agta (Africoids kecil), yang juga disebut Semangs Pygmies. Aetas atau Negritos,
datang sekitar 30.000 SM sampai 25.000 SM dan tinggal luas di seluruh Filipina.
Hari ini mereka berdiam terutama di daerah-daerah terpencil Higland Luzon,
Palawan, Panay, Negros dan Mindanao. Menurut teori mereka bermigrasi melalui
jembatan tanah, yang pada waktu itu berada di antara Borneo dan Filipina. Para
Negritos adalah salah satu orang terkecil di bumi. Mereka di bawah lima kaki
tingginya, dengan kulit gelap, rambut keriting mata hitam bulat. Karena warna
kulit gelap dan perawakan pendek, mereka disebut Negritos (orang hitam kecil).
SOSIAL
Transportasi
Di Filipina,
masyarakatnya menggunakan jeepney sebagai
kendaraan umum. Anda akan terasa pengap apabila menaiki kendaraan ini sebab,
setiap kali menaiki jeepney pasti senantiasa penuh sesak dengan orang banyak
yang berdesak-desakan untuk turut menaikinya.
Masakan
Halo halo merupakan
salah satu pencuci mulut yang terkenal di Filipina, terutama pada musim panas.
Halo halo mengandung nangka, kelapa, kacang, keladi, custard,
santan kelapa, dan perahan es bersama es krim di atasnya. Lanzones merupakan
sejenis buah-buahan. Ukurannya agak kecil, manis, dan berwarna cokelat.
Keistimewaan buah ini adalah dapat menghalau nyamuk yang berada di sekeliling
kita.
Pakaian
Setiap kali diadakan pesta keramaian, lelaki di sana akan
memakai pakaian yang dinamakan barong
tagalog. Pakaian istimewa ini dibuat dari kain yang dihasilkan daripada
batang pisang, dan
batang nanas. Manakala,
kaum wanitanya pula memakai gaun yang dipanggil Maria Clara.
Bahasa
Bahasa Tagalog adalah
sebuah bahasa yang
terutama dipertuturkan secara luas dan sekaligus sebagai bahasa resmi di Filipina. Bahasa ini
masih mempunyai hubungan keluarga dengan bahasa-bahasa di Indonesia (Kalimantan dan Sulawesi Utara-Gorontalo) maupun Malaysia (Sabah). Tergolong
keluarga bahasa Austronesia, bersama-sama dengan bahasa Maori, Indonesia, Melayu, Hawaii, dan bahkan
bahasa-bahasa kesukuan di Taiwan.
Dialek
Bahasa Tagalog terbagi atas beberapa dialek, seperti
dialek Lubang, Manila, Marinduque, Bataan, Batangas, Bulacan, Tanay-Paete dan
Tayabas. Namun secara umum dialek Tagalog dibagi menjadi dialek utara, tengah
(termasuk Manila), Selatan dan Marinduque. Dari semua dialek Tagalog ini, hanya
dialek Marinduqe-lah yang paling sulit dipahami, dikarenakan dialek ini
mendapat pengaruh dari bahasa-bahasa Visayas.
Agama
Penduduk
Filipina mayoritas beragama Katolik 80%, hal
ini disebabkan Filipina merupakan bekas jajahan Spanyol, dilanjutkan
dengan Protestan 10%, hal
ini karena Filipina dijajah Amerika Serikat, dilanjutkan
dengan Islam 5% yang
mayoritas berada di Pulau Mindanao, lalu Buddha 2.5% yang
merupakan penduduk pendatang dari Korea Selatan,Republik Rakyat China, Malaysia, Singapura, Jepang, India, dan Vietnam. Sebanyak 0.4%
menyatakan dirinya Atheis, dan 2.1%
beragama lain.
Pendidikan
Filipina menetapkan bahwa pendidikan wajib yang mesti di
tempuh para siswa, dan siswi di negara itu adalah 13 tahun. Kebijakan itu
diambil sebagai salah satu kunci mengurangi angka kemiskinan.
Selama ini sistem pembelajaran di Filipina hanya mengenal
enam tahun belajar di Sekolah Dasar serta empat tahun di Sekolah Menengah.
Dengan undang-undang yang baru, siswa wajib masuk taman kanak-kanak selama satu
tahun sebelum duduk di bangku SD. Selanjutnya, pemerintah juga meminta
pengelola sekolah menengah menambah waktu belajar, dari empat tahun menjadi
enam tahun. Siswa harus mengikuti pendidikan tambahan jika akan melanjutkan ke
perguruan tinggi.
Budaya
Kebanyakan masyarakat Filipina gemar menyanyi serta
menari pada setiap kali pesta keramaian. Tarian bambu ini memerlukan pergerakan kaki yang cocok. Bahay Kubo merupakan
rumah tradisional yang terkenal di Filipina, yang dibuat dari daun kelapa,
nipah, dan bambu. Terdapat tanglung berbentuk bintang yang digantung di hadapan
rumah yang bernama Parol.
Semasa Natal, kebanyakan masyarakat di sana gemar menjadikan parol sebagai hiasan
rumah mereka. Organ bambu ini
menggunakan lebih kurang 1.000 batang bambuh. Konon ini adalah satu-satunya
organ yang dibuat dari bambu di dunia.
7. LAOS
A. Kondisi Geografis Laos
Negara Laos Secara astronomis,
wilayah Laos terletak antara 14°LU – 22°LU dan antara 100°BT – 108°BT. Luas
total wilayah ini mencakup 236,800 km2 dan 2% dari wilayah tersebut adalah
berupa perairan.
Adapun secara geografis wilayah
Negara Laos memiliki batas batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Republik Rakyat Cina
Sebelah selatan : Kamboja
Sebelah barat : Myanmar dan Thailand
Sebelah timur : Vietnam
Sedangkan secara geologis negara
Laos masih termasuk dalam lempeng eurasia yang menyatukan asia dengan eropa.
Laos adalah negara yang tidak memiliki wilayah perairan laut. Namun mempunyai
lembah sungai yang subur yaitu lembah Sungai Mekong, sehingga banyak
menghasilkan tanaman pertanian dan perkebunan, terutama padi, pisang, kopi,
jagung dan tembakau. Wilayah Laos juga emiliki sumber-sumber tambang mineral, seperti
timah, tembaga, emas, dan perak. Wilayahnya didominasi perbukitan dan
pegunungan yang tertutup hutan lebat, sehingga menghasilkan kayu sebagai salah
satu komoditasnya.
Berdasarkan letak astronomisnya,
Laos beriklim tropis dengan suhu rata-rata tahunan antara 26 C-28 C. curah
hujan rata-rata a1.500 – 2.500 mm per tahun. Laos memiliki 3 musim. Musim hujan
pada bulan Juni-Oktober akibat pengaruh angin musim barat daya. Musim kemarau
yang sejuk terjadi pada bulan – Februari karena pengaruh angin musim timur.
Pada bulan Maret – Mei terjadi musim pancaroba yang kering.
Laos adalah negara yang terhimpit
oleh daratan di Asia Tenggara dan diselimuti hutan lebat yang kebanyakan
bergunung-gunung, di mana salah satunya yang tertinggi adalah Phou bia dengan
ketinggian 2.817 m dari permukaan laut. Laos juga memiliki beberapa dataran
rendah dan dataran tinggi. Sungai Mekong membentuk sebagian besar dari
perbatasannya dengan Thailand, sementara rangkaian pegunungan dari Rantai Annam
membentuk sebagian besar perbatasan timurnya dengan Vietnam.
Barisan pegunungan lipatan yang
membujur dari utara ke selatan dengan puncaknya Gunung Phou Bia (2.820 m)
Lereng pegununga Annam di sebelah timur yang terdiri atas batu-batuan granit
berbentuk kristal. Barisan pegunungan kapur terutama di bagian tengah
menjadikan pemandangan yang khas di Laos. Plato Bolovens (1.500 m) terdapat di
bagian selatan yang merupakan batuan basalt.
Lembah Sungai Mekong di bagian barat
merupakan daerah yang sangat subur dan menjadi pusat permukiman penduduk.
Sungai Mekong mengalir hampir di seluruh wilayah Laos. Sungai Mekong bermuara
di Teluk Tonkin sehingga sungai ini memiliki arti penting bagi perekonomian
Laos, khususunya bagi sarana transportasi dan irigasi pertanian.
Kondisi Fisiografis Negara Laos Laos
adalah negara yang terhimpit oleh daratan di Asia Tenggara dan diselimuti hutan
lebat yang kebanyakan bergunung-gunung. Bentang alam negara Laos bagian utara
cukup luas, menyempit di bagian tengah, dan melebar kembali di bagian selatan.
Bagian dalam Semenanjung Indocina memiliki topografi yang bergunung - gunung
dengan hutan - hutan lebat. Laos memiliki barisan pegunungan lipatan yang
membujur dari utara ke selatan, yaitu lereng barat Pegunungan Annam, Plato
Bolovens, dan daerah lembah Sungai Mekong. Gunung Phou Bia merupakan gunung
tertinggi di wilayah Negara Laos dengan tinggi 2.820 meter. Daerah yang
berbentuk dataran terdapat di Plato Xiang Khoang.
Wilayah Laos terdiri atas:
- Batuan granit di lereng barat Pegunungan Annam
- Batuan kapur di barisan pegunungan yang terlatak di Laos tengah
- Batuan Basalt terdapat di Plato Bolovens (1.500 m). Selain itu Sungai Mekong juga mengalir di wilayah ini.
Iklim Negara Laos adalah tropis
dengan suhu rata-rata tahunan 26º C di utara sampai dengan 28º C di selatan.
Curah hujan di Negara ini sangat bervariasi antara 1.500 mm sampai dengan 2.500
mm per tahun.
Laos memiliki tiga musim yaitu:
Musim hujan yang panas, yaitu
terjadi pada bulan Juli hingga bulan Oktober
Musim kemarau yang sejuk, yaitu
terjadi pada bulan November hingga bulan Februari
Musim Pancaroba yang kering dan
panas, yaitu terjadi pada bulan Maret hingga bulan Mei.
B. Keadaan Demografis Laos
Dengan luas wilayah Negara 239.800
km2, Laos mempunyai penduduk yang tergolong jarang. Pada pertengahan tahun
2004, jumlah penduduk Laos hanya 5,8 juta jiwa, dengan angka kelahiran 36 dan
angka kematian 13. Rata-rata pertumbuhan penduduk alami Laos adalah 2,3% per
tahun. Diperkirakan pada tahun 2025, jumlah penduduk Laos akan mencapai 8,6
juta jiwa. Sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2010 adalah kurang lebih 6,4
juta jiwa.
Penduduk Laos terdiri dari berbagai
etnis, orang Lao hidup di tanah rendah dan dekat sungai. Orang Thai hidup di
daratan tinggi, orang Mon khmer hidup menyebar di wilayah Laos, dan orang Meo
(pendatang dari Cina Selatan). Serta Yao hidup di daerah pegunungan yang
merupakan pendatang dari Cina Selatan. Pada tahun 1975 pemerintahan Laos
berbentuk kerajaan konstitusional. Namun, setelah itu hinhga sekarang,
pemerintahan Laos berbentuk Republik dengan kepala Negara seorang presiden dan
kepala pemerintahan dijabat oleh Perdana Mentri.
Pada pertengahan tahun 2006,
penduduk Laos mencapai 6,1 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk alami
rata-rata setiap tahun 2,3%. Kepadatan penduduknya adalah 23 jiwa per km2. Angka
kelahiran per tahun adalah 36 sedangkan angka kematian per tahun 13 per 1.000
penduduk. Suku bangsa yang paling dominan di
Laos adalah suku Lao. Suku bangsa lainnya adalah Thai, Meo, Yao,Mon Khimer,
cina.Dengan presentase Lao (48%), Mon Khmer (25%), Thai (14%), Meo dan Yao
(13%).
Bahasa resmi yang digunakan oleh
penduduk Laos adalah bahasa Lao. Agama mayoritas yang dianut oleh penduduk Laos
adalah agama Budha (60%) selain aliaran kepercayaan dan aliran komunis yang
lainnya.
C. Etnografi dan Sosial Budaya
Agama Theravada telah banyak
memengaruhi kebudayaan Laos. Pengaruhnya dapat terlihat pada bahasa, seni,
sastra, Seni tari, dll. Musik Laos didominasi oleh alat musik nasionalnya,
disebut khaen (sejenis pipa bambu). Sebuah kelompok musik umumnya terdiri dari
penyanyi (mor lam) dan seorang pemain khaen (mor khaen) bersama pemain rebab
dan pemain instrumen lain. Lam saravane adalah jenis musik terpopuler di antara
musik-musik Laos, tetapi etnis Lao di Thailand telah mengembangkannya menjadi
mor lam sing yang menjadi salah satu best-selling internasional.Salah satu
bukti penting dari kebudayaan Laos kuno terdapat di Dataran Guci. Laos
mempunyai warisan budaya yang kaya. Seni dan arsitekturnya didasarkan pada
agama Buddha yang menjadi dasar dari tradisi artistik. Salah satunya adalah
That Luang atau stupa suci raksasa di Vientiane. Kubahnya menyerupai stupa dan
empat superstruktur sudutnya merupakan contoh monumen serupa di seluruh Laos.
Stupa adalah bangunan untuk
memperingati kehidupan Buddha. Banyak stupa dikatakan menyimpan sejumlah
relikui Buddha (bagian-bagian tubuh Buddha). Pada umumnya, kelompok Buddhis
dari aliran Hiragana mengkremasi jenazah, baru sesudahnya menempatkan
tulang-tulang leluhurnya di dalam stupa yang dibangun di sekitar pelataran kuil.Banyak
pola arsitektur yang ditemukan di kuil-kuil Buddhis di Laos. Namun, ada tiga
pola arsitektur lebih menonjol yang dikaitkan dengan lokasi geografi kuil dan
biara. Kuil yang dibangun di Vientiane adalah bangunan persegi raksasa dari
bata yang dilapisi semen serta dilengkapi dengan atap yang tinggi.Di Luang
Prabang, yang sebelumnya menjadi ibu kota kerajaan, atap itu sangat rendah.
Tidak seperti di Vientiane, atap itu nyaris sampai ke tanah. Kedua tipe ini
berbeda dengan atap di Kuil Xiengkhouang yang tidak disusun berbentuk
terap.Patung keagamaan dan seni Laos juga mempunyai ciri khusus dan memisahkan
Laos dari negara-negara tetangganya. Sikap patung Buddha "Memanggil
Hujan"di Laos, misalnya, menggambarkan Buddha sedang berdiri dengan tangan
tegap di sampingnya, jari-jarinya menunjuk ke tanah, tidak pernah ditemukan di
dalam tradisi seni negara Buddhis Asia Tenggara lain.Pengaruh agama juga
tercermin dalam literatur klasik Laos, khususnya dalam Pha Lak dan Pha Lam,
serta epik Ramayana India versi Laos.
8. KAMBOJA
A. Kondisi Geografis Kamboja
Kamboja
mempunyai area seluas 181.035 km2. Berbatasan dengan Thailand di
barat dan utara, Laos di timurlaut dan Vietnam di timur dan tenggara.
Kenampakan geografis yang menarik di Kamboja ialah adanya dataran lacustrine yang
terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung tertinggi di Kamboja adalah Gunung
Phnom Aoral yang berketinggian sekitar 1.813 mdpl.
Kenampakan
geografis yang menarik di Kamboja ialah adanya dataran lacustrine yang
terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung tertinggi di Kamboja adalah Gunung
Phnom Aoral yang berketinggian sekitar 1.813 mdpl.
- Lokasi : Asia tenggara, berbatasan dengan teluk Thailand, antara Thailand, Vietnam dan Laos
- Koordinat Geografi : 13 00 U, 105 00 T
- Wilayah : Total 181.040 km2 dengan daratan 176.520 km2 dan Perairan: 4.520km2
- Perbatasan Darat : Total 2.572 km2 negara perbatasan : Laos 541 km, Thailand 803 km, Vietnam 1.228 km
- Garis pantai : 443 km
- Iklim : tropis, musim monsoon (mei sampai November); musim panas (Desember sampai april); sedikit variasi temperatur musiman
- Sumber Daya Alam : Minyak dan gas, kayu, batu berharga, besi mentah, manganese, phospates, hydropower potential
Letak geografis negara beriklim tropis itu bersebelahan
dengan sejumlah negara anggota ASEAN. Wilayah bagian tengah Kamboja adalah
sebuah basin atau cekungan yang dikelilingi oleh dataran yang luas. Wilayah
Kamboja dialiri oleh Sungai Mekong yang merupakan sungai terpanjang di negara
ini. Sebelah tenggara cekungan terdapat delta Sungai Mekong, sedangkan di
sebelah utara dan barat daya cekungan terdapat beberapa rangkaian pegunungan.
Di bagian timur Kamboja berupa dataran tinggi. Kenampakan geografis yang
menarik di Kamboja ialah adanya dataran lacustrine yang terbentuk akibat banjir
di Tonle Sap. Gunung tertinggi di Kamboja adalah Gunung Phnom Aoral yang
berketinggian sekitar 1.813 mdpl.
Secara menyeluruh, bentuk wilayah Kamboja menyerupai
piring. Di bagian tengahnya terdapat dataran besar Tonle Sap, sedangkan bagian
tepi dibentuk oleh deetan pegunungan. Di sebelah utara terdapat Pegunungan Dong
Rek (Phanon Dang Reh) dan di bagian barat terdapat Pegunungan Cardamon. Barisan
pegunungan itu memiliki ketinggian 750 – 900 meter. Puncak tertingginya adalah
Gunung Phnum Aoral (1.771 m). Di bagian timur dapat dijumpai Plato Rotanikiri
dan Plato Mondol.
Danau Tonle Sap memiliki ciri geografis yang luar biasa.
Air danau berasal dari Sungai Tonle Sap, yaitu anak Sungai Mekong yang meluap
pada bulan Mei dan Oktober. Dalam bulan-bulan itu cabangcabang Sungai Mekong di
wilayah Vietnam bagian selatan tidak mampu menampung luapan air itu. Akibatnya,
luapan air kembali ke Sungai Bassac dan Sungai Tonle Sap, sehingga membanjiri
daerah sekitar danau. Pada puncaknya, banjir tersebut akan melipat gandakan
luas permukaan air danau.
Jika semula luas permukaannya hanya 3.000 km2 , maka oleh
luapan banjir akan menjadi 10.000 km2 lebih. Gejala tersebut menguntungkan bagi
kegiatan perikanan darat di Kamboja.
Daerah pantai sepanjang 560 km di tepi Teluk Thailand
berupa tanah berbatu-batu. Dataran pantainya sebagian besar sempit dan
terpotong-potong oleh Pegunungan Elephant yang membujur ke arah pantai. Wilayah
tersebut memiliki pelabuhan alam terbaik yaitu di Teluk Kompong Som dan
beberapa pulau di lepas pantai.
Kamboja memiliki banyak varietas tumbuhan dan hewan.
Terdapat 212 spesies mamalia, 536 spesies burung, 240 spesies reptil, 850
spesies ikan air tawar (di area Danau Tonle Sap), dan 435 spesies ikan air laut.
Laju deforestasi di Kamboja adalah salah satu yang
tertinggi di dunia. Pada tahun 1969, luas hutan di Kamboja meliputi lebih dari
70% dari luas total dan menurun menjadi hanya 3,1% pada tahun 2007. Kamboja
kehilangan 25.000 kilometer persegi hutan.
Pertanian padi merupakan tanaman utama, terutama di
sekitar Tonselap, istimewa dekat Battambang. Disepanjang sebelah menyebelah
hilir Mekong dan di selatan Kompong Cham pada umumnya penghasilan padi rendah,
namun demikian masih terdapat kelebihan padi untuk diekspor karena penduduknya
tidak banyak.
Getah merupakan tanaman ladang yang paling penting dan
juga sebagai bahan ekspor utama bagi negeri ini. Daerah penanamannya di
sepanjang bukit Cardamon dan di tanah tinggi Annam dekat Kompong Cham. Lada
hitam termasuk penting, terutama diusahakan orang Cina dan merupakan bahan
ekspor. Daerah penanamannya di pegunungan Gajah dekat Kampot. Tanaman lain yang
diusahakan merupakan tanaman kering seperti tembakau, kapas, kacang tanah,
jagung, kapuk, tebu dan lain-lain. Tanaman ini terutama terdapat di tanah pamah
sepanjang Mekong dan Tonselap, sedangkan Jute di sekitar Battambang untuk
membuat goni, beras dan tikar kasar.
Perikanan merupakan kegiatan kedua di negara ini,
kebanyakan para petani menjadi nelayan pada musim kering. Daerah perikanan
terpenting ialah Tonselap yang menghasilkan 50% dari jumlah tangkapan ikan di
Khmer. Daerah perikanan lainnya meliputi kawasan pinggir laut di sepanjang
Mekong dan cabang-cabangnya di sawah padi dan paya-paya. Sebagian besar hasil
tangkapan ikan di negara ini telah dijadikan bahan ekspor.
Bahan galian (pertambangan) kurang penting, karena
jumlahnya kecil, hanya fosfat dan biji besi yang ditambang dalam jumlah besar.
Biji besi terdapat dekat Phnom Penh dan posfat dekat Kampot dan Battambang.
Iklim di
Kamboja
Iklim Kamboja didominasi oleh monsun. Rata-rata suhu di
Kamboja antara 21 sampai 35 °C. Kamboja memiliki dua musim. Musim hujan terjadi
pada Mei sampai Oktober, rata-rata suhu saat musim hujan adalah 22 °C. Musim
kemarau berlangsung dari November sampai April dan suhu rata-ratanya bisa
mencapai 40 °C pada bulan April. Bencana banjir pernah terjadi pada tahun 2001
dan kembali terjadi pada tahun 2002.
Keanekaragaman
Hayati
Kamboja
memiliki banyak varietas tumbuhan dan hewan. Terdapat sedikitnya 212 spesies
mamalia, 536 spesies burung, 240 spesies reptil, 850 spesies ikan air tawar (di
area Danau Tonle Sap), dan 435 spesies ikan air laut.
Laju
deforestasi di Kamboja adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Pada tahun
1969, luas hutan di Kamboja meliputi lebih dari 70% dari luas total dan menurun
menjadi hanya 3,1% pada tahun 2007. Kamboja kehilangan 25.000 kilometer persegi
hutan.
B. Keadaan Demografis Kamboja
Pada tahun
2010, Kamboja memiliki 14.805.358 penduduk. 90% dari keseluruhan penduduk
merupakan penduduk Khmer yang menggunakan bahasa Khmer yang merupakan bahasa
resmi negara. Populasi di Kamboja terdiri dari banyak etnis. Kelompok minoritas
disana adalah orang VIetnam, Tionghoa, Cham, dan Khmer Loeu. Angka kelahiran adalah
25,4 per 1.000. Pertumbuhan penduduk sekitar 1,7%, lebih tinggi dari Thailand,
Korea Selatan, dan India.
Agama di Kamboja
Agama Buddha
Theravada adalah agama resmi di Kamboja, dengan jumlah pemeluk sekitar 95% dari
total penduduk. Terdapat 4.392 wihara di kamboja. Agama terbesar
kedua adalah Islam yang merupakan etnis Chams dan Melayu. Mereka kebanyakan
tinggal di Provinsi Kampong Cham. Terdapat 300.000 warga Muslim di negara ini. Satu persen
penduduk Kamboja memeluk agama Kristen, dengan yang terbesar adalah Kristen
Katolik diikuti dengan Kristen Protestan. Terdapat sekitar 20.000 penduduk
beragama Katolik di Kamboja dan merupakan 0,15% dari seluruh penduduk Kamboja. Agama Buddha
Mahayana adalah agama yang mayoritar dipeluk oleh warga Tionghoa dan orang
Vietnam di Kamboja.
Pendidikan di Kamboja
Kementrian Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kerajaan
Kamboja bertugas untuk membuat kurikulum untuk pendidikan di Kamboja. Sistem
pendidikan di Kamboja sangat terpusat. Konstitusi Kamboja memberikan pendidikan
gratis selama 9 tahun.
Sensus 2008
menunjukan bahwa 77,6% penduduk adalah terpelajar (85,1% laki-laki dan 70,9%
perempuan). Secara tradisional, pendidikan di Kamboja diajarkan oleh para
bhiksu.
Kesehatan di Kamboja
Angka harapan hidup adalah 60 tahun untuk laki-laki dan
65 tahun untuk perempuan pada tahun 2010. Ini meningkat dari angka harapan
hidup pada tahun 1999 yaitu 49,8 tahun untuk laki-laki dan 46,8 tahun untuk
perempuan. Pemerintah Kerajaan Kamboja berencana untuk meningkatkan kualitas
kesehatan di negaranya dengan menanggulangi HIV/AIDS, malaria, dan wabah
lainnya. Anggaran yang dikeluarkan untuk kesehatan adalah 5,8%.
C. Etnografi & Sosial Budaya
Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha
Theravada. Diantaranya dengan dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki
atraksi budaya yang lain, seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap
perahu nasional yang diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai
sepak bola.
Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha
Theravada. Diantaranya dengan dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki
atraksi budaya yang lain, seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap
perahu nasional yang diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai
sepak bola. Tarian Kamboja dibagi menjadi tiga kategori: tarian klasik Khmer,
tarian rakyat, dan tarian sosial.
Di Kamboja terdapat beberapa tempai dengan akses internet
gratis untuk publik seperti di kedai kopi, bar, restoran, dan SPBU. Kebanyakan
masyarakat Kamboja menjelajah internet dengan menggunakan modem USB dan ponsel
dengan biaya sekitar $12 per bulannya.
Seni dan pertunjukan tradisional biasanya digunakan
sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Khmer pada beberapa abad lalu, seperti
yang digambarkan pada pahatan timbul Angkor Wat. Bagaimanapun, saat Khmer Merah
memerintah di Kamboja dari tahun 1975 hingga 1979, banyak seni Khmer yang
dilarang dan dihancurkan, termasuk kuil-kuil. Banyak juga penari, penyanyi, dan
artis yang dibunuh.
Sekarang Kamboja dengan bantuan dari negara-negara asing,
mencoba untuk menghidupkan kembali seni dan budaya tradisionalnya. Saat ini
pertunjukan seni tradisional seperti tarian Apsara, paling banyak diadakan oleh
organisasi swasta, seperti hotel dan restoran.
Tari Tradisional Kamboja (Robam)
Tari Tradisional Kamboja (Robam) Ratusan tahun yang lalu,
Robam (tari) Apsara ditampilkan hanya untuk Kerajaan Khmer, walaupun setelah
itu tarian ini juga ditampilkan untuk perayaan khusus Kerajaan, seperti
perayaan setelah menang dari perang. Akan tetapi sebuah serangan yang dilakukan
Kerajaan Siamese (sekarang Thailand) pada abad ke-15 berimbas ke Robam Apsara.
Serangan tersebut memaksa Kerajaan Khmer untuk memindahkan ibu kota mereka ke
Phnom Penh dan sejak itu tarian ini pun hanya dipertunjukkan secara terbatas
hanya di kalangan istana.
Tari Apsara, seperti tarian Khmer lainnya, biasanya
ditemani oleh orkes klasik Khmer, Pinpeat di Phnom Penh, Kamboja (klik di sini
untuk informasi lebih lanjut tentang Pinpeat). Pada awal tahun 1900, Ratu Khmer Sisowath Kossamak
Nearireath “meluncurkan kembali” Tari Apsara untuk rakyat Kamboja. Dia
diketahui mempelajari sejarah Tari Apsara dari banyak literasi, termasuk dari
relief timbul pada kuil-kuil di provinsi Siem Reap.
Saat ini Tari Apsara dapat ditonton di hotel dan restoran
di Phnom Penh. Savana Phum, sebuah teater yang mengatur pertunjukan kesenian
Khmer, termasuk boneka bayangan, biasanya diadakan setiap hari Jumat dan Sabtu
pk. 19:30.
Buong Suong
Sejarawan mempercayai Buong Suong adalah tarian Khmer
yang paling kuno. Tarian dibawakan satu kali, di bawah perintah Kerajaan untuk
meminta hujan pada dewa-dewa selama musim kering dan berkah untuk rakyat
Kerajaan Khmer.
Sayangnya, informasi yang tersedia mengenai Buong Suong
tidak selengkap Tari Apsara, yang bisa dipelajari dari banyak relief timbul
pada kuil Angkor. Para ahli yakin sejak Khmer Merah menghabisi para aktor,
penari, dan orang-orang yang berprofesi serupa, informasi lengkap mengenai
Buong Suong menjadi sangat sedikit.
Robam Trot
(Tari “Troddi”)
Tarian rakyat tradisional Khmer ini biasanya ditampilkan
selama perayaan-perayan Tahun Baru Kamboja. Dipercaya bahwa tarian ini
sebenarnya berasal dari bagian barat (barat laut) Kamboja saat masyarakat Khmer
belum terpengaruh oleh budaya India kuno. Tanggal Tahun Baru Kamboja pada 2012.
Robam Trot (Tari Troddi) memiliki arti membuang
ketidakberuntungan pada tahun lalu dan mengharapkan kehidupan yang lebih baik
di Tahun Baru. Kadang tarian ini juga dibawakan untuk meminta hujan selama
musim kemarau. Penari biasanya terdiri dari 16 orang, baik pria dan wanita.
Musik Tradisional Kamboja
Seperti tarian-tarian tradisional, beberapa instrumen
musik tradisional Kamboja juga terlihat pada dinding-dinding kuil di era
Angkorian, yang digambarkan pada relief timbul. Beberapa instrumen musik
tradisional mereka sangat mirip dengan alat musik tradisional Jawa, seperti
“gamelan” Jawa. Beberapa ahli menyarankan agar mantan Raja Khmer Jayavarman II
membawa pengaruh dari budaya kuno Jawa ke Kamboja setelah dia kembali dari
pulau Jawa pada akhir tahun 700-an.
Musik tradisional Khmer juga menderita akibat rezim Khmer
Merah dan saat ini terjadi kekurangan musisi tradisional Khmer di Kamboja
karena banyak di antara mereka yang dibunuh. Namun beberapa ahli musik asing,
bersama dengan musisi Kamboja yang bertahan di rezim Khmer Merah, telah
mengeksplorasi dan mencoba untuk membantu perkembangan musik ini.
Pada masa lampau, masyarakat Khmer memainkan musik untuk
mengiringi pertunjukan penari atau pada perkumpulan sosial. Musik mereka
biasanya tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Melodinya cukup mudah
dan tidak ada sistem notasi.
Di antara musik tradisional Khmer, seperti Pinpeat,
Mohori, Phleng Kar (musik perkawinan Khmer), dan Phleng Arak (lebih sering
dimainkan untuk memberi penghormatan pada leluhur mereka), dua diantaranya
dijelaskan di bawah:
Pinpeat
“Pi” mengacu pada alat musik dari buluh dan ‘peat’
mengacu pada alat musik perkusi. Pinpeat biasanya dimainkan untuk mengiringi
penari tradisional Khmer, dan juga selama acara keagamaan. Saat mengiringi
penari Khmer, Pinpeat merupakan cara berinteraksi antara musisi, penari, dan
vokalis.
Pada umumnya Pinpeat terdiri dari sekitar 9 instrumen,
penyanyi dan paduan suara. Sekarang, karena keberadaan musisi tradisional Khmer
terbatas, Pinpeat terkadang ditampilkan dengan instrumen yang lebih sedikit.
Instrumen yang paling sering adalah Roneat (lihat gambar di sebelah kiri);
sebuah silofon; Kong Thom, gong bulat besar (gambar kecil di belakang Roneat);
Sampho (drum kecil berkepala ganda); Skor Thom (sebuah drum besar).
Mohori
Pada dahulu kala Mohori dipentaskan di Kerajaan Istana,
sama seperti Pinpeat walaupun terkadang dimainkan juga di beberapa desa.
Walaupun instrumen musik yang digunakan mirip dengan Pinpeat, instrumen utama
Mohori terdiri dari dua jenis Roneat dan dua jenis Tro (biola Khmer).
Transportasi
Sistem transportasi negeri ini telah terganggu dengan
hebatnya perang. Pembinaan jalan raya dan kereta api pada umunya mudah karena
bentuk muka bumi rendah. Nasalah yang dihadapi hanyalah banjir pada musim
hujan. Jadi pengangkutan daratnya boleh dikatakan memuaskan. Jalan raya
menghubungkan semua bandar besar denag Phnom Penh ke negeri Thailand dan dari
Phnom Penh ke Kompongsom.
Pengangkutan air terutama disekitar sunagi Mekong
merupakan jalan utama hingga ke Phnom Penh. Lalu lintas pinggir laut pada
umumnya tidak penting kecuali di Kompongsom pelabuhan yang baru dibangun. Kamboja telah
memperbaiki jalan raya sehingga memenuhi standar internasional pada tahun 2006.
Kebanyakan jalan utama sekarang telah dipaving.
Kamboja memiliki dua jalur kereta api dengan total
panjang sekitar 612 kilometer. Jalur kereta api tersedia untuk rute
Sihanoukville sampai ke bagian selatan Kamboja, dan dari Phnom Penh sampai
Sisophon.
Kamboja memiliki empat bandara. Bandara Internasional
Phnom Penh(Pochentong) di Phnom Penh adalah yang terbesar kedua di Kamboja.
Bandara Internasional Siem Reap-Angkor adalah bandara terbesar di Kamboja.
Bandara lainnya terdapat di Sihanoukville dan Battambang.
9. MYANMAR
A. Kondisi Geografis Myanmar
Secara
astronomis, Myanmar terletak antara 11°LU – 28°LU dan 92°BT – 100°BT-negara ini
di sebelah Barat berbatasan dengan Bangladesh, India, dan Teluk Benggala; di
sebelah Timur berbatasan dengan Laos, Thailand, dan Cina; di sebelah Selatan
berbatasan dengan Laut Andaman, dan sebelah Utara berbatasan dengan Cina.
Wilayah Myanmar masih didominasi oleh areal hutan. Hampir 52% wilayahnya masih
berupa hutan yang banyak menghasilkan kayu. Di kawasan dataran rendah banyak
digunakan sebagai lahan pertanian. Pada masa lalu, Myanmar merupakan negara
penghasil beras utama di wilayah Asia Tenggara, namun saat ini seiring dengan
kemajuan pertanian di berbagai negara, Myanmar menempati urutan keenam sebagai
negara penghasil beras di Asia Tenggara. Penduduk Myanmar merupakan keturunan
dari ras Mongol, selebihnya adalah keturunan dari India dan Pakistan. Hampir
75% dari mereka bekerja di sektor pertanian dan banyak yang tinggal di desa.
Penduduk Myanmar yang tinggal di kota pada umumnya mendiami tiga kota utama,
yaitu Yangoon, Pagan, dan Mandalay.
B. Kondisi Demografis Myanmar
Keadaan
penduduk Myanmar pada tahun 2001 sekitar 52.531.000 jiwa dengan kepadatan
67jiwa/km.penduduk Myanmar dari beberapa kelompok etnis .kelompok terbesar
adalah etnis Burma turunan Tibet –burma sebagai pewaris bangsa-bangsa pyus dan
mon yang menempati wilayah di sektar sunga irawadi .dan penduduk Myanmar adalah
bekerja sector pertanian meliputi pertanian sawah,tegalan
,perkebunan,ladang dan lain-lain.
Agama dan kepercayaan
Burma (juga
dikenal sebagai Myanmar) adalah dominan dari tradisi Theravada, dipraktekkan
oleh 89% dari populasi negara ini adalah negara Buddhis yang paling religius
dalam hal proporsi biarawan dalam populasi dan proporsi pendapatan yang dihabiskan
untuk agama. Penganut yang paling mungkin ditemukan di antara etnis Bamar
dominan (atau Burma), Shan, Rakhine (Arakan), Senin, Karen, dan Cina yang
terintegrasi dengan baik ke masyarakat Burma. Para bhikkhu, yang dikenal
sebagai Sangha, adalah anggota dihormati dari masyarakat Burma.
Di antara
banyak kelompok etnis di Myanmar, termasuk Bamar dan Shan, Theravada Buddhisme
dipraktekkan dalam hubungannya dengan ibadah nat, yang melibatkan placation roh
yang dapat bersyafaat dalam urusan duniawi. Berkenaan dengan
"keselamatan" dalam arti Buddha, ada tiga jalur utama di Burma
Buddhisme: jasa pembuatan, vipassana (wawasan meditasi), dan jalan weizza
(bentuk esoterik agama Buddha yang melibatkan okultisme).
Negara ini
adalah negara berkembang dan memiliki populasi lebih dari 50 juta jiwa. Ibu
kota negara ini sebelumnya terletak di Yangon sebelum dipindahkan oleh
pemerintahan junta militer ke Naypyidaw pada tanggal 7 november 2005.Pada 1988,
terjadi gelombang demonstrasi besar menentang pemerintahan junta militer.
Gelombang demonstrasi ini berakhir dengan tindak kekerasan yang dilakukan
tentara terhadap para demonstran.
C. Etnografi & Sosial Budaya
Penduduk
Myanmar berasal dari multietnis dengan berbagai ragam budaya dan bahasa
daerahnya. Namun yang digunakan sebagai bahasa nasional adalah bahasa Myanmar.
Mayoritas masyarakat Myanmar adalah penganut agama Buddha yang taat.
Selain itu juga masih memegang teguh adat dan tradisi.
10. VIETNAM
A. KONDISI GEOGRAFIS VIETNAM
Letak geografis
Vietnam yaitu berbatasan dengan Cina di sebelah utara, Laos di sebelah barat
laut, Kamboja di sebelah barat daya, dan Laut Cina Selatan di sebelah timur.
Letaknya ini berada di kawasan Indocina. Letak astronomisnya adalah 1020 – 1090
BT dan 80 – 230 LU. Luas Vietnam kurang lebih 331.688 km2. Daerah Vietnam
terdiri atas bukit-bukit dan gunung-gunung berhutan lebat dan sedikit dataran
rendah. Pegunungan Utara terletak di bagian barat laut. Puncak tertingginya adalah
Fan-Si-Pan (3.143 m). Di wilayah bagian utara terdapat gunung Tsin Ho dan di
bagian selatan terdapat gunung Chu Yang Sin. Delta sungai Merah membentang dari
pegunungan Utara sampai teluk Tonkin. Wilayah ini merupakan daerah pertanian.
Pegunungan Annam merupakan rangkaian pegunungan di wilayah barat dari
pegunungan Utara sampai 80 km di utara Ho Chi Minh City. Dataran pantai
meliputi wilayah timur dan bagian tengah, membentang dari delta sungai Merah
sampai sungai Mekong. Delta Mekong terbentuk oleh sungai Mekong. Sungai Mekong
merupakan sungai yang sering dilanda banjir setiap tahunnya. Vietnam beriklim
tropis musim.
B. KONDISI DEMOGRAFIS VIETNAM
Perkiraan
sensus terbaru menempatkan penduduk Vietnam di lebih dari 84 juta. Orang
Vietnam, juga disebut "Viet" atau "Kinh", akun untuk 86,2%
dari populasi. Populasi mereka terkonsentrasi pada delta-delta endapan dan
dataran pesisir negara itu. Sebuah kelompok sosial dan etnis yang homogen,
dengan mengerahkan Kinh kontrol politik dan ekonomi. Ada lebih dari 54 kelompok
etnis minoritas di seluruh negeri, tetapi Kinh adalah purveyors dari budaya
yang dominan.
Kebanyakan
etnis minoritas, seperti Muong, yang erat terkait etnis Kinh, kebanyakan
ditemukan di dataran tinggi yang meliputi dua pertiga wilayah. Sebelum Perang
Vietnam, jumlah penduduk di Dataran Tinggi Tengah hampir secara eksklusif Degar
(lebih dari 40 bukit kelompok suku), sampai pemerintah Diem's diundangkan
program menetap Kinh di wilayah adat. Hoa (etnis Cina) dan Khmer Krom
kebanyakan tinggal di dataran rendah. Kelompok-kelompok etnis minoritas
terbesar termasuk Hmong, Dao, Tay, Thailand, dan Nung. Dari 1978 hingga 1979,
beberapa etnis Cina 450.000 meninggalkan Vietnam.
a.
Pendidikan
Vietnam
memiliki jaringan yang luas dikendalikan negara-sekolah, kolese dan universitas
tetapi jumlah pribadi lari dan dicampur lembaga-lembaga publik dan swasta juga
tumbuh. Pendidikan umum di Vietnam diberikan dalam 5 kategori: TK, SD, sekolah
menengah, sekolah tinggi, dan akademi / universitas. Kursus yang diajarkan
terutama di Vietnam. Sejumlah besar sekolah umum telah diselenggarakan di
seluruh negeri untuk meningkatkan tingkat melek huruf nasional, yang sudah
termasuk yang tertinggi di dunia. Ada banyak universitas-universitas spesialis
yang didirikan untuk mengembangkan tenaga kerja nasional yang luas dan
terampil.
Sejumlah besar
universitas Vietnam yang paling terkenal yang berbasis di Hanoi dan Ho Chi Minh
City. Menghadapi krisis serius, sistem pendidikan Vietnam sedang dalam
reformasi menyeluruh yang diluncurkan oleh pemerintah. Di Vietnam., Pendidikan
dari usia 6-11 adalah gratis dan wajib Pendidikan di atas ini usia. Tidak
gratis, karena itu, beberapa keluarga miskin akan mengalami kesulitan membayar
uang sekolah untuk anak-anak mereka tanpa beberapa bentuk bantuan publik atau
swasta. Apapun, pendaftaran sekolah adalah salah satu yang tertinggi di dunia
dan jumlah perguruan tinggi dan universitas meningkat secara dramatis dalam
beberapa tahun terakhir, dari 178 pada tahun 2000-299 pada tahun 2005.
b.
Kesehatan
Keseluruhan
kualitas kesehatan di Vietnam dianggap sebagai baik, sebagaimana tercermin pada
tahun 2005 perkiraan harapan hidup (70,61 tahun) dan kematian bayi (25,95 per
1.000 kelahiran hidup). Namun, gizi buruk masih sering terjadi di provinsi-provinsi,
dan harapan hidup dan tingkat kematian bayi yang stagnan. Pada tahun 2001,
pemerintah pengeluaran untuk perawatan kesehatan sebanding dengan hanya 0,9%
dari produk domestik bruto (PDB). Pemerintah subsidi tertutup hanya sekitar 20%
dari biaya perawatan kesehatan, dengan sisa 80% yang keluar dari kantong
sendiri individu.
Pada 1954,
Vietnam Utara membentuk sistem kesehatan masyarakat yang mencapai ke tingkat
dusun. Setelah
penyatuan kembali pada tahun 1975, sistem ini diperpanjang ke bekas Vietnam
Selatan.Dimulai pada akhir 1980-an, kualitas pelayanan kesehatan mulai menurun
sebagai akibat keterbatasan anggaran, pergeseran tanggung jawab kepada
provinsi, dan biaya pengenalan. Pendanaan yang tidak memadai telah menyebabkan
keterlambatan dalam upgrade direncanakan pasokan air dan sistem pembuangan.
Akibatnya, hampir separuh penduduknya tidak memiliki akses ke air bersih,
kekurangan yang mempromosikan penyakit menular seperti malaria, demam berdarah,
tifus, dan kolera. pendanaan yang tidak memadai juga memiliki kontribusi
terhadap kekurangan perawat, bidan, dan tempat tidur rumah sakit. Pada tahun
2000 Vietnam telah tempat tidur rumah sakit hanya 250.000, atau 14,8 tempat
tidur per 10.000 orang, rasio yang sangat rendah di antara negara-negara Asia,
menurut Bank Dunia.
Vietnam telah
membuat kemajuan dalam memerangi malaria, yang tingkat kematian menurun tajam,
menjadi sekitar 5% dari tingkat pada awal 1990-an, setelah negara
memperkenalkan obat antimalaria dan pengobatan. Namun, tuberkulosis (TBC) kasus
ini sedang meningkat, dengan 57 kematian per hari dilaporkan pada bulan Mei
2004. Dengan program vaksinasi intensif, kebersihan yang lebih baik, dan
bantuan asing, Vietnam berharap dapat mengurangi tajam jumlah kasus TB dan
tahunan infeksi TB baru.
Pada September
2005, Vietnam telah didiagnosa 101.291 kasus HIV, dimana 16.528 berkembang
menjadi AIDS dan 9.554 meninggal. Namun jumlah sebenarnya orang HIV-positif
diperkirakan akan jauh lebih tinggi. Rata-rata, 40-50 infeksi baru dilaporkan
setiap hari di Vietnam. Vietnam berharap untuk mengandung tingkat infeksi HIV
di tingkat resmi saat ini 0,35%, yang di seluruh dunia tentang rata-rata,
dengan membatasi penyakit sebanyak mungkin untuk pekerja seks dan pengguna
narkoba suntikan. Namun, jika tren saat ini terus berlanjut, jumlah orang yang
terinfeksi bisa mencapai 1 juta pada tahun 2010. Salah satu hambatan untuk
mengandung HIV / AIDS adalah bahwa korban menghadapi diskriminasi lebih parah
dan stigmatisasi dari hampir mana pun di dunia, menurut seorang pejabat PBB.
Pada bulan Juni 2004, pemerintahan Bush mengumumkan bahwa Vietnam akan menjadi
salah satu dari 15 negara untuk menerima dana sebagai bagian dari US $ 15
miliar rencana global AIDS.
c.
Ilmu dan Teknologi
Secara
historis, sarjana Vietnam tidak mempraktikkan "ilmu" dalam arti yang
umum diterima, tetapi banyak bidang akademik yang dikembangkan dengan baik,
terutama ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Ini memiliki setidaknya sepuluh abad
komentar dan tulisan-tulisan analitis. Di antara karya-karya yang dikenal
terbaik adalah mereka dari "Đại Việt su ky toan thu" - dari LSM SI
Lien. Tulisan yang berhubungan dengan geografi, sifat, kebiasaan dan
orang-orang juga ditulis seperti "Du Chí DJIA" oleh Nguyen Trai.
Dalam matematika, dan geometri arithmetics telah diajarkan di sekolah sejak
abad ke-15, dengan menggunakan buku teks yang terkenal: "pháp Đại Thanh
toan" oleh Luong The Vinh. Luong The Vinh juga memperkenalkan gagasan
tentang nol sementara Mac Hien yang kaya telah menggunakan istilah "Jadi
sebuah" (tidak diketahui / nomor rahasia / tersembunyi) untuk merujuk ke
nomor negatif bahkan lebih awal. Pada abad kemudian, pengetahuan banyak yang
dikumpulkan menjadi ensiklopedi seperti "Van loại đài ngu" oleh Le
Quy Đôn dan "Chuong Hien triều Lich loại Chi" oleh Phan Huy Chu.
C. ETNOGRAFI & SOSIAL BUDAYA
Vietnam adalah
peradaban pertanian berdasarkan budidaya padi basah dengan budaya kuno Anak
Dong sebagai salah satu aspek yang menentukan. Stimulasi utama dari
pengembangan kebudayaan Vietnam berasal dari faktor adat, dengan pengaruh Cina
dan India melayani untuk lebih memperkaya itu. Melalui sejarah, Cham budaya dan
budaya kelompok etnis minoritas lainnya di Vietnam telah terintegrasi dengan
kebudayaan Vietnam efek berkorelasi.Bahasa resmi lisan dan tulisan Vietnam
adalah Vietnamese.
Vietnam
dianggap sebagai bagian dari Asia Timur Budaya Sphere, atau Sinosphere, karena
pengaruh budaya yang sangat signifikan dari Cina sepanjang sejarahnya.
Dalam era
sosialis, kehidupan kebudayaan Vietnam telah sangat dipengaruhi oleh media yang
dikontrol pemerintah dan pengaruh budaya program sosialis. Untuk beberapa
dekade, pengaruh kebudayaan asing dihindarkan dan ditekankan kepada penghargaan
dan sharing kebudayaan negara-negara komunis seperti Uni Soviet, Cina, Kuba dan
lain-lain. Sejak tahun 1990, Vietnam telah terekspos secara besar kepada Asia
Tenggara, kebudayaan Eropa dan Amerika dan media.
Salah satu
pakaian tradisional Vietnam yang paling populer adalah "ao da,"
sering dipakai untuk acara-acara khusus seperti pernikahan atau festival. Ao
dai putih adalah seragam diperlukan untuk anak perempuan di sekolah tinggi di
seluruh Vietnam. Ao da pernah dikenakan oleh kedua jenis kelamin tapi hari ini
dikenakan terutama oleh perempuan, kecuali untuk beberapa kesempatan penting yang
berhubungan dengan budaya tradisional di mana beberapa orang yang memakainya.
Masakan Vietnam
menggunakan sedikit minyak dan banyak sayuran. Makanan utama sering terdiri
atas beras, kecap asin dan kecap ikan. Karakter rasanya adalah manis (gula),
pedas (serrano peppers), asam (jeruk nipis), nuoc mam (kecap ikan), dan
berbagai rasa dari mint dan kemangi.
Musik Vietnam
sedikit berbeda di tiga wilayah: Bac atau Utara, Trung atau Tengah dan Nam atau
selatan. Musik klasik Utara adalah yang tertua di Vietnam dan secara
tradisional lebih formal. Musik tradisional Vietnam dapat ditelusuri pada
invasi Mongol, ketika orang Vietnam menangkap sebuah grup opera Cina. Musik
klasik Tengah menunjukan pengaruh kebudayaan Champa dengan melodi
melankolisnya.
Sastra Vietnam memiliki
sejarah panjang. literatur Rakyat telah dikembangkan selama berabad-abad dengan
seni yang besar, termasuk jenis puisi ayat 6-8 khas bernama "ca dao,"
sistem cerita tentang establishers desa dan pahlawan yang menjabat sebagai
dasar budaya untuk budaya daerah banyak (misalnya, " Saint Gióng cerita
"). Ditulis literatur tanggal dari LSM Dinasti dengan beberapa seniman
mengagumkan seperti Nguyen Trai dengan "Binh Cao đại LSM," Hung Trần
Đạo dengan "Hịch tướng si," Nguyễn Du dengan "Truyện Kiều"
(bahasa Inggris: The Tale of Kieu) dan Nguyen Đình Chieu dengan "Luc Van
Tien." Beberapa genre memainkan peran penting dalam prestasi seperti
"topi noi" di tru ca. Beberapa serikat penyair telah terbentuk
seperti "Tao Đàn." The mordenization sastra yang terjadi sejak
pengaruh budaya Barat dimulai pada abad ke-19. Gerakan transformasi pertama
adalah "Tho Moi" 1932-1945. Sejak itu, sastra Vietnam telah terus
dikembangkan.
Seni bela diri
adalah olahraga yang paling umum selama berabad-abad karena perang Vietnam
telah menghadapi terlalu banyak dan peristiwa alam yang luar biasa. Vovinam dan
Binh Dinh seni bela diri adalah dua dari seni yang paling terkenal militer
Vietnam. Sepak Bola (sepak bola) adalah olahraga paling populer di Vietnam.
Olahraga dan games seperti bulu tangkis, tenis, ping pong dan catur juga
populer dengan porsi besar masyarakat. Bola voli, khususnya voli wanita, yang
disaksikan oleh jumlah yang relatif besar orang Vietnam. The (ekspatriat
Vietnam) masyarakat membentuk bagian penting dalam kehidupan kebudayaan
Vietnam, memperkenalkan olahraga Barat, film, musik dan kegiatan budaya lainnya
di bangsa.
Berbagai bahasa
lain dituturkan oleh beberapa kelompok minoritas di Vietnam. Yang paling umum
ini adalah Tay, Muong, Khmer, Cina, Nung, dan H'Mông. Bahasa Perancis, warisan
pemerintahan kolonial, masih dituturkan oleh beberapa tua Vietnam sebagai
bahasa kedua, namun kehilangan popularitasnya. Vietnam bagaimanapun tetap
menjadi anggota penuh La Francophonie. Rusia - dan sampai batas jauh lebih
kecil Jerman, Ceko, atau Polandia - kadang-kadang dikenal di antara mereka yang
keluarganya memiliki hubungan dengan blok Soviet. Dalam beberapa tahun
terakhir, Bahasa Inggris menjadi lebih populer sebagai bahasa kedua. studi
bahasa Inggris wajib di kebanyakan sekolah. Cina dan Jepang juga telah menjadi
lebih populer.
Agama
Untuk sebagian
besar sejarah Vietnam, Buddha Mahayana, Taoisme dan Konfusianisme sudah sangat
mempengaruhi kehidupan agama dan budaya masyarakat. Sekitar 85% dari
mengidentifikasi Vietnam dengan Buddhisme, meskipun tidak semua praktek secara
teratur.
Sekitar 8% dari
populasi adalah orang Kristen, dengan sekitar enam juta orang Katolik Roma dan
kurang dari satu juta Protestan, menurut sensus tahun 2007. Dua pertiga dari Protestan Vietnam
adalah etnis minoritas. Sunni dan Bashi
Islam, sebuah agama minoritas kecil, terutama yang dilakukan oleh etnis
minoritas Cham, meskipun ada juga beberapa pengikut Vietnam etnis di barat
daya. Pemerintah komunis menolak kritik bahwa tidak mengizinkan kebebasan
beragama. Sebagian besar orang Vietnam praktek agama Ibadah Leluhur Asia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar