Moderator : Dwi
Hermawan
Notulen : Wiwin Rahmah Sari
Tempat :
Ruang 17
Peserta
Diskusi
Diskusi dibuka oleh moderator dengan menjelaskan sedikit
tentang bahan dikusi ‘’apakah faktor (pengaruh utama dalam politik luar negeri
jepang modern)?’’ kemudian dilanjutkan dengan pembagian kelompok A (alasan
ideologis/sejarah) dan kelompok B (alasan industri/dagang) .
-- Kelompok A (alasan ideologis/sejarah)
Pembahasan dimulai dari saudara Wagis Alfianto berpendapat
bahwa yang menjadi faktor Politik Luar Negeri Jepang modern adalah sejarah yang
dimulai pada masa Restorasi Meiji yaitu pemulihan kembali Kaisar Meiji setelah
penggulingan pemerintah Tokugawa. Kemudian dilanjutkan oleh saudara Ansor
Budiman yang mengedepankan ideologi ajaran Shinto tentang Hakko-Ichi-U
(dunia sebagai satu keluarga) dengan Jepang sebagai ‘’kepala keluarga’’.
Saudari Ricka Adriyani, menambahkan tentang feodalisme, aspek militer
dan keshogunan. Kemudian Hafizh
Ramadhana memberikan asumsi dasar, ideologi dan kultur Jepang yang
merupakan tonggak Politik Luar Negeri Jepang abad 21.
Selanjutnya saudara Maria Elisabeth
Husugian menjawab pertanyaan dari saudara Bell Heden Prasetyo : ideologi
adalah syarat awal terbentuknya suatu negara dan industri tidak dapat menjadi
faktor utama dalam Poitik Luar Negeri Jepang modern. Tambahan dari saudari Dewi
Murni bahwa, Jepang menguasai dunia dengan angkatan militernya. Dilanjutkan
dengan tambahan saudara Ikko Trijayadi tentang perjanjian persahabatan
antara Inggris atau dengan Rusia. Selanjutnya saudara Hamdy Abdillah
memberikan argumen tentang parameter yang mempengaruhi politik luar negeri
Jepang pasca PD 2, yaitu mensejajarkan diri dengan bangsa Barat, pasifis vs
realis (dalam isu keamanan), realpolitik vs pendekatan idelistik, apologis vs
nonapologis, nasionalisme vs internasionalisme, dan obsesi mengenai
vulnerabilitas ekonomi.
Saudara Riza Alfarisy menjawab
pertanyaan dari saudara Muafi: berdasarkan sejarah, feodalisme membentuk
identitas diri Jepang. Inilah yang menjadi tonggak kemajuan di Jepang. Kemudian
dilanjutkan dengan pertanyaan saudari Risma Ayunda: atas dasar apa
Jepang menjadikan perdagangan sebagai politik luar negerinya?
-- Kelompok B (alasan industri/dagang)
Dari kelompok B, yang disampaikan oleh saudari Rizky
Arianti berpendapat bahwa Jepang memulai kerjasama dengan pihak luar
(Barat) yaitu dengan mempelajari teknologi untuk mengejar ketertinggalan
Jepang.
Saudara Muh. Ikvi Zainal Wafa
berargumen bahwa Jepang telah menjadi poros dunia, setelah pengalaman
kehancuran Jepang pada PD II yaitu dengan pengeboman Hiroshima dan Nagashaki
oleh AS. Sekarang Jepang tidak lagi menggunakan perang tetapi lebih ke
industrinya, meskipun dengan SDA yang kurang. Kemudian saudara Muhammad Arif
menyampaikan bahwa dengan tidak mengeyampingkan faktor sejarah kemajuan AS,
Jepang lebih mengarah pada pertumbuhan ekonomi melalui ekspor besar-besaran.
Selain itu keikut sertaan Jepang dalam forum-forum internasional seperti G8.
Selanjutnya, saudara Bell Heden
Prasetyo menanggapi argumen Hafizh Ramadhana : apakah Jepang masih melihat
ke arah ideologi, yang pada kenyataannya di abad 21 Jepang lebih mengedepankan
industri?
salah satu peserta sedang berargumen
Saudara Bayu Purnomo, memberikan
argumen bahwa Jepang lebih unggul di bidang industri, seperti produk otomotif
yaitu Toyota. Tambahan argumen juga diberikan oleh saudari Wa’anissa bahwa
Jepang mengalami alih teknologi.
Kemudian saudara Muafi bertanya:
apa yang menyebabkan Jepang lebih fokus ke arah ideologi daripada industri?
Saudara Anggi menjawab pertanyaan dari saudar Risma Ayunda: karena
adanya ledakan penduduk dari wilayah Jepang yang terbilang kecil, maka dari itu
untuk mengatasi maslahnya Jepang melakukan perdagangan. Dan ditambahkan lagi
oleh saudari Atikah Zahrira: karena strategi Jepang dengan melakukan
diplomasi ekonominya.
Kesimpulan Moderator: Kedua faktor sama-sama
berpengaruh terhadap politik luar negeri Jepang. Kita tidak dapat meninggalkan
faktor sejarah yang telah mengantarkan Jepang ke era modern dan Industri
merupakan tonggak kemajuan Jepang modern setelah Restorasi Meiji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar