Jumat, 27 Februari 2015

Perbedaan Berfikir menurut pandangan Islam dan Barat




Dosen Pengajar & Pemateri : Ibu Uni W. Sagena S.IP, M.Si, Ph.D
Notulen: Andry Rahmadhansyah

Pertemuan 3
Perbedaan Berfikir menurut pandangan Islam dan Barat


Ibnu Rusyid atau dikenal juga sebagai Averroes
adalah salah satu contoh pemikir islam
 



Menurut Barat: cara bekerjanya sistem sraf tidak ada unsur lain yang mempengaruhi (rasionalisme)
Cogito ergo sum adalah sebuah ungkapan yang diutarakan oleh Descartes, sang filsuf ternama dari Perancis. Artinya adalah: "aku berpikir maka aku ada". Berfikir dari diri sendiri tidak ada namanya Tuhan jika kita berfikir ada sesuatu maka itu ada dan juga sebaliknya (Tuhan adalah khayalan manusia).
"Tuhan sudah mati" (bahasa Jerman: "Gott ist tot") adalah sebuah ungkapan yang banyak dikutip dari Friedrich Nietzsche.  Karena menurut Friedrich Nietzsche tuhan hanya ada dalam pikiran manusia diibaratkan seperti sakelar lampu yaitu Tuhan bisa dihidupkan dan bisa dimatikan.
Dalam pandangan barat Agama hanya dibuat sebatas membuat rasa takut sehingga membatasi kita bertindak.
Sedangkan menurut Islam : cara berpikir bukan hanya berfikir mekanis , berfikir ada yang memberitahu ada landasan wahyu atau Al-Qur’an.


Cara berfikir ada 5 tahapan yaitu :
















1. Biasa    = Sebatas Tahu Saja.















2.Logis               = Masuk Akal.















3. Ilmiah = Mempertanyakan kenapa sebabnya menggunakan metode.











4. Filosofis = Mengembangkan cara berfikir ilmiah berbicara mengenai hakikat, esensi, subtansi.










5. Theologis =  Mencari tujuannya, menyangkutkan dengan tuhan saerta mengetahui maksudnya.


Cara berfikir barat hanya sebatas  sampai pada cara berfikir filosofis berbeda dengan cara berfikir Islam yang dimana sampai dalam cara berfikir theologis. Menurut pemikiran Barat kebenaran itu "relatif" berbeda dengan pemikiran Islam bahwa kebenaran itu sejatinya mutlak dan sekularisme yang lahir dari empirikisme diberi tanggapan dari Leyli Devi Yanti "merupakan pemisahan antara agama dengan kehidupan dunia", ditambah oleh Ikhvi "sekularisme memebedakan urusan pemerintah dengan agama" kemudian tanggapan oleh saudara Ansor bahwa "pada sejarahnya sekularisme diawali oleh pertentangan gereja dengan masyarakat" dan ditutup dengan kesimpulan sekularisme adalah adanya pemisahan urusan agama dengan masalah sosial yang dikatakan masing-masing berdiri sendiri.  Sehingga sejalan dengan pemikiran tersebut  politik adalah sebagai cara untuk mempengaruhi orang lain menjadi memiliki tujuan sempit yang menghalalkan segala cara untuk menggapainya, sedangkan agama merupakan sesuatu yang luhur dan  mulia sehingga antara dua hal ini tidak bisa digabungkan. Akan tetapi didalam Islam agama dan kehidupan sosial tidak bisa dipisahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar