Jumat, 03 April 2015

Tugas Pemikiran Politik Islam “Dark Ages”



Tugas Pemikiran Politik Islam “Dark Ages”

Nama : Ansor Budiman
Nim : 1302045098



Dark Ages, adalah sebuah masa dimana eropa di atur oleh Gereja. Ini berawal sejak hancurnya kerajaan Roma dari abad ke 5 sampai 14 M. Periode dark ages eropa berakhir setelah zaman renaissance dan setelah revolusi industri pada abad ke 17. Disaat Zaman Kegelapan, segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma. Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat/ keputusan adalah para ahli agama (Paus). Pada masa itu iptek dan teknologi dibatasi, dan penemunya dianggap kesesatan. Banyak ahli dipenjarakan dan dihukum mati. Obat-obatan tradisional dianggap ilmu sihir dan para wanita gypsi (tabib tradisional) dianggap tukang sihir dan banyak dihukum mati. Terjadi kelaparan dan penjarahan dari tuan tanah dan bangsawan yang ingin menambah kekayaan. Perang tersebar dari satu negara ke negara lain. Wabah malaria, pes, TBC, Lepra menjangkiti tiap kota eropa sehingga 1 hari memakan korban ratusan orang. Sejak umat Islam mulai merangsak masuk eropa, maka mereka sadar telah tertinggal jauh dari kebudayaan lain yang mereka sebut tak berbudaya (barbar).



Didalam Dark Ages ini juga terjadi Era Perang Salib (crusade). Perang Salib atau crusade adalah gerakan umat Kristen di Eropa untuk memerangi umat Muslim yang mulai berkembang menguasai Timur Tengah hingga eropa.Di Palestina secara berulang-ulang mulai abad ke-11 sampai abad ke-13, dengan tujuan untuk merebut Tanah Suci (Yerusalem) dari kekuasaan kaum Muslim dan mendirikan kerajaan kristen eropa di Timur. Dinamakan Perang Salib, karena setiap orang Eropa yang ikut bertempur dalam peperangan memakai tanda salib pada bahu, lencana dan panji-panji mereka. Perang Salib pada hakikatnya bukan perang agama, melainkan perang merebut kekuasaan daerah. Hal ini dibuktikan bahwa tentara Salib dan tentara Muslim saling bertukar ilmu pengetahuan. Istilah Perang Salib ini juga digunakan untuk ekspedisi-ekspedisi pelayaran atau usaha kecil yang terjadi selama abad ke-16 di wilayah di luar Benua Eropa untuk alasan antara agama, ekonomi, dan politik. Perang Salib berakhir sejak masuknya era Renaissance. Penyebab langsung dari Perang Salib Pertama adalah permohonan Kaisar Alexius I kepada Paus Urbanus II untuk menolong Kekaisaran Byzantium dan menahan laju invasi tentara Muslim ke dalam wilayah kekaisaran tersebut dan akhirnya berujung pada kekalahan sehingga muslim hampir menguasai seluruh wilayah Asia Kecil (Turki modern). Perang Salib Pertama didengungkan pada 27 November 1095 oleh Paus Urbanus II utk membela kerajaan kristen yang terdesak Islam seperti Bizantium dan Yerusalem.[1]



Seperti dikatakan di awal dark ages berkahir dengan Renaisence yaitu masa bangkitnya kembali pemikiran-pemikiran filsafat Yunani-romawi yang diadaptasi menjadi pemikiran modern. Masa ini berlangsung antara abad ke 15-16 di eropa. Fokus dari pemikiran Yunani adalah antroposentris (berpusat pada manusia). Manusia adalah mahluk yang sempurna, dinamis dan unik sehingga disebut mahluk pemikir guna mencapai kebahagiann sempurna (hedeonisme). Pemikiran ini akhirnya mencetuskan arti penting ide (idealism), Iptek, dan sosialis humanis (kesetaraan hak asasi manusia). Dari segi seni muncul tema lukisan impresionistik dan ekspresionisme berpusat pada tema keindahan tubuh manusia.  Manusia dipandang sebagai pusat budaya dan kehidupan serta memiliki hak atas pemikiran dan tindakann yang dianggapnya paling benar (liberalism). Dalam hal ini ilmu ketuhanan (teologi) diasingkan dan Tuhan dikebelakangkan, karena bagi para pemikir era ini agama dan Tuhan hanya penghalang kesuksesan manusia. 

Begitulah sejarah singkat tentang dark ages, dimana agama dijadikan dasar pembenaran demi keperluan pribadi dan penindasan berbeda dengan islam dimana datangnya agama menjadikan umat muslim semakin dekat dengan kebaikan bukan hanya dalam aspek ibadah namun terihat dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan filsafat.

Sebagai seorang muslim tentunya renaisence yang menjadi titik tolak dari kegelapan Eropa tidak bisa kita jadikan kiblat ataupun orientasi pemikirian apalagi pandangan hidup. Seperti penjelasan dalam pertemuan ke 8 Pemikiran politik islam kemarin bahwa Islam tidak mengenal adanya masa kegelapan dalam sejarahya. Islam adalah penerang yang akan bersinar selama lamanya jiakalau mungkin sempat redup beberapa abad terakhir adalah tugas kita untuk menjadikannya sebagai penerang kembali, penerang dari suramnya sekularisasi penyebab disintegrasi yang sudah diajarkan sejak masa islam klasik.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar