Tugas Pemikiran Politik Islam “Dark
Ages”
Nama : Ansor Budiman
Nim : 1302045098
Dark Ages, adalah
sebuah masa dimana eropa di atur oleh Gereja. Ini berawal sejak hancurnya
kerajaan Roma dari abad ke 5 sampai 14 M. Periode dark ages eropa berakhir
setelah zaman renaissance dan setelah revolusi industri pada abad ke 17. Disaat
Zaman Kegelapan, segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil
berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma.
Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu
berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat/
keputusan adalah para ahli agama (Paus). Pada masa itu iptek dan teknologi
dibatasi, dan penemunya dianggap kesesatan. Banyak ahli dipenjarakan dan
dihukum mati. Obat-obatan tradisional dianggap ilmu sihir dan para wanita gypsi
(tabib tradisional) dianggap tukang sihir dan banyak dihukum mati. Terjadi
kelaparan dan penjarahan dari tuan tanah dan bangsawan yang ingin menambah
kekayaan. Perang tersebar dari satu negara ke negara lain. Wabah malaria, pes,
TBC, Lepra menjangkiti tiap kota eropa sehingga 1 hari memakan korban ratusan
orang. Sejak umat Islam mulai merangsak masuk eropa, maka mereka sadar telah
tertinggal jauh dari kebudayaan lain yang mereka sebut tak berbudaya (barbar).
Didalam Dark Ages
ini juga terjadi Era Perang Salib (crusade). Perang Salib atau crusade adalah
gerakan umat Kristen di Eropa untuk memerangi umat Muslim yang mulai berkembang
menguasai Timur Tengah hingga eropa.Di Palestina secara berulang-ulang mulai
abad ke-11 sampai abad ke-13, dengan tujuan untuk merebut Tanah Suci
(Yerusalem) dari kekuasaan kaum Muslim dan mendirikan kerajaan kristen eropa di
Timur. Dinamakan Perang Salib, karena setiap orang Eropa yang ikut bertempur
dalam peperangan memakai tanda salib pada bahu, lencana dan panji-panji mereka.
Perang Salib pada hakikatnya bukan perang agama, melainkan perang merebut
kekuasaan daerah. Hal ini dibuktikan bahwa tentara Salib dan tentara Muslim
saling bertukar ilmu pengetahuan. Istilah Perang Salib ini juga digunakan untuk
ekspedisi-ekspedisi pelayaran atau usaha kecil yang terjadi selama abad ke-16
di wilayah di luar Benua Eropa untuk alasan antara agama, ekonomi, dan politik.
Perang Salib berakhir sejak masuknya era Renaissance. Penyebab langsung dari
Perang Salib Pertama adalah permohonan Kaisar Alexius I kepada Paus Urbanus II
untuk menolong Kekaisaran Byzantium dan menahan laju invasi tentara Muslim ke
dalam wilayah kekaisaran tersebut dan akhirnya berujung pada kekalahan sehingga
muslim hampir menguasai seluruh wilayah Asia Kecil (Turki modern). Perang Salib
Pertama didengungkan pada 27 November 1095 oleh Paus Urbanus II utk membela
kerajaan kristen yang terdesak Islam seperti Bizantium dan Yerusalem.[1]
Seperti dikatakan
di awal dark ages berkahir dengan Renaisence yaitu masa bangkitnya kembali
pemikiran-pemikiran filsafat Yunani-romawi yang diadaptasi menjadi pemikiran
modern. Masa ini berlangsung antara abad ke 15-16 di eropa. Fokus dari
pemikiran Yunani adalah antroposentris (berpusat pada manusia). Manusia adalah
mahluk yang sempurna, dinamis dan unik sehingga disebut mahluk pemikir guna
mencapai kebahagiann sempurna (hedeonisme). Pemikiran ini akhirnya mencetuskan
arti penting ide (idealism), Iptek, dan sosialis humanis (kesetaraan hak asasi
manusia). Dari segi seni muncul tema lukisan impresionistik dan ekspresionisme
berpusat pada tema keindahan tubuh manusia.
Manusia dipandang sebagai pusat budaya dan kehidupan serta memiliki hak
atas pemikiran dan tindakann yang dianggapnya paling benar (liberalism). Dalam
hal ini ilmu ketuhanan (teologi) diasingkan dan Tuhan dikebelakangkan, karena
bagi para pemikir era ini agama dan Tuhan hanya penghalang kesuksesan manusia.
Begitulah sejarah
singkat tentang dark ages, dimana agama dijadikan dasar pembenaran demi
keperluan pribadi dan penindasan berbeda dengan islam dimana datangnya agama
menjadikan umat muslim semakin dekat dengan kebaikan bukan hanya dalam aspek
ibadah namun terihat dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan filsafat.
Sebagai seorang
muslim tentunya renaisence yang menjadi titik tolak dari kegelapan Eropa tidak bisa
kita jadikan kiblat ataupun orientasi pemikirian apalagi pandangan hidup.
Seperti penjelasan dalam pertemuan ke 8 Pemikiran politik islam kemarin bahwa
Islam tidak mengenal adanya masa kegelapan dalam sejarahya. Islam adalah
penerang yang akan bersinar selama lamanya jiakalau mungkin sempat redup
beberapa abad terakhir adalah tugas kita untuk menjadikannya sebagai penerang
kembali, penerang dari suramnya sekularisasi penyebab disintegrasi yang sudah
diajarkan sejak masa islam klasik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar