Notulen : Hafizh Ramadhana
Analisis Film Hirosima dan Hubungan keamanan Jepang - AS
Pada Pertemuan kali ini membahas tentang film
Hirosima yang telah ditonton minggu lalu, diskusi pertama dimulai dari Sdr
Renaldy yang menggambarkan kebijakan Presiden Herry S. Truman yang mana
kemudian Amerika Serikat bersekutu untuk mengalahkan Jepang dengan untimatum
terlebih dahulu namun tidak dihiraukan dan akhirnya Bom dijatuhkan pada tanggal
6 Agustus 1945 di Jepang yang kemudian AS sangat berpengaruh terhadap ideologi
Jepang.
Setelah itu dilanjutkan oleh Sdr. Ansor
Budiman yang mengatakan film tersebut diawali dengan usaha keras AS dalam
melakukan riset maupun usaha pemboman atas instruksi presiden Truman dan
diceritakan saat pemboman banyak rakyat Jepang yang terkecoh pada pesawat cuaca
Amerika Serikat sehingga mereka keluar dari bunker karena menganggap kondisi
telah aman namun disitulah pemboman
terjadi. Sdr Ikko Tri Jayadi menambahkan Bom Hirosima jatuh di 6 Agustus dari
pesawat B 29 dengan bom yang diberinama Little Boy dari Ketinggian 9000 M dan
meledak pada pukul 08:05 Pagi.
Dari Sdr. Bayu Purnomo dijelaskan bahwa
kekalahan Nazi Jerman membuat Amerika semakin terdorong untuk menjatuhkan Bom
atom di Jepang. Bom nuklir yang menewaskan 70.000 orang ini adalah hasil penelitian
Alberd Einstein. Hiroshima dipilih sebagai lokasi pemboman karena disitulah
pusat militer dan produksi di Jepang selanjutnya di Nagasaki bom dijatuhkan
pada tanggal 9 Agustus 1945 dan menewaskan 30.000 orang.
Sdri. Puput Melati mengatakan sasaran utama
bom ini adalah tentara dan pelaut ditambahkan lagi oleh Sdr. Dani AS sangat
gembira mengetahui berhasilnya rencana pemboman. Dilanjutkan oleh Sdr. Ikvi
Zainal Wafa mengenai analisis kebijakan di AS
dimana Truman mengalami dilema diawal pemerintahannya dan potensi Jepang
dalam letak geografis.
Kemudian Ibu Unis menanyakan pelajaran apa
yang terkandung dalan peristiwa pemboman tersebut?
Yang oleh Sdr. Hafiz Ramadana mengatakan hal
yang sangat miris dimana banyak manusia tidak berdosa yang ikut menjadi korban
terutama anak-anak dan wanita. Kemudian Oleh Sdr. Wagis Alfianto melihat dari
aspek hubungan internasional sebenarnya hal ini bisa dihindari dengan diplomasi
sebelumnya dan Sdr Dwi Hermawan perlunya pertanggung jawaban kepemimpinan
Jepang kala itu yang menyebabkan korban jiwa yang sangat banyak.
Setelah diskusi dirasa cukup oleh bu Unis maka
dilanjutkan materi tentang Hubungan keamanan Jepang - AS yauty faktor pendorong polugri seperti
ancaman Uni Soviet, kemerosotan hegemoni AS dan Gaiatsu kemudian faktor tekanan
internal seperti amandemen pasal 9, peningkatan anggaran militer dan isu kuil
Yasakuni. Kemudian dari faktor
pembendung seperti Japan Self Defence Force dan trauma negara sekitar akibat
ekspansionis Jepang dulu, juga Dilema internal antara Yoshida ine dan Nakasone
Line.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar