Kamis, 28 Mei 2015

Kesimpulan "Mengenal parlemen lebih dekat" dan Pembahasan Moderenisasi, Nasionalisme & Pembangunan



Kesimpulan "Mengenal parlemen lebih dekat" dan Pembahasan Moderenisasi, Nasionalisme & Pembangunan

tanggal : 21 Mei 2015 
Notulen : M. Ikvi Zainal Wafa




Ibu Unis menanyakan kesimpulan terkait seminar di DPRD Kalimantan Timur yang menurut jawaban Sdr. Wagis bahwa banyak aspirasi dari warga yang tidak sampai ataupun masuk ke komisi yang bukan domain mereka kemudian ditambahkan dari Sdri. Diana bahwa partisipasi politik di Kalimantan Timur masih tinggi tercatat dari nilai golput yang mencapai 40 % dilanjutkan dari Sdr Arnold Roberto bahwa disana banyak mengangkat isu taman kota di Samarinda yang tidak kunjung selesai.





Berlanjut masih dengan pertanyaan yang sama dari Sdr Ansor mengatakan bahwa dari diskusi terlihat bahwa di DPRD cenderung berfikir sektoral seperti kota – daerah  atau  provinsi kemudian Sdr. Ikvi menyatakan komunikasi politik kurang baik seperti eksekutif (wali kota) dan legislatif dalam isu taman kota dan menurut Sdr. Yusra DPR telah melaksanakan fungsinya pengawasannya terhadap eksekutif.

Setelah dirasa cukup Bu Unis membuka materi dengan Pembahasan mengenai Moderenisasi, Nasionalisme dan Pembangunan, mahasiswa diberi pertanyaan termasuk kata kerja atau kata bendakah istilah tersebut yang oleh Sdr. Deri mengatakan Kata Kerja kemudian Sdr. Wagis menyebutkan kata kerja dengan alasan istilah-istilah tersebut membutuhkan tindakan selanjutnya tidak sependapat Sdr. Citra megngatakan kata benda karena seperti pembangunan tentu ada wujud nyatanya. I
bu Unis menyampaikan istilah tersebut menunjukan perubahan  lebih jauh beliau menyarankan mahasiswa untuk membaca teori pembangunan (Rostow dan David Mc. Celland), Teori Evolusi (Agustinus Comte), Teori Ekonomi Kapitalisme (Adam Smith, James Mil, David Ricardo) dan Teori Fungsionalisme (Robert Merton, Talcoti Rasons) serta diharapkan juga untuk membaca buku dari Mansur Faqih.



Setelah menyinggung Karl Max dan Teori Ketergantungan Ibu Unis menanyakan sejak kapan istilah haluan Kiri dan Kanan dan oleh Sdr. Billi mengatakan dari sudut paham dimana kiri komunis dan kanan liberal dilanjutkan Sdr. Ikvi yang berpendapat sejak Perang Dingin dimana terjadi Kompetisi AS dan Uni Soviet sebagai klasifikasi peneliti waktu itu. Ibu Unis meluruskan bahwa hal  itu terjadi sejak zaman kerajaan dimana saat raja meminta pendapat orang-orang disisi kanan selalu pro terhadap raja dan sisi kiri selalu kontra atau berlawanan dengan pendapat raja.

Melanjutkan lagi Ibu Unis menanyakan mana yang kalian pilih? Komunisme atau liberal dan Sdr. Bayu mengatakan liberal karena menghargai kebebasan yang karena keterbatasan waktu sekaligus mengakhiri kuliah hari ini.




  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar