MARX
DAN WEBER SEBAGAI PELOPOR
- Alfi Syahri 1302045117
- Belita Ayu Silviana Wibisono 1302045100
- Dian Indrianti 1302045102
- Eka Purnamasari 1302045101
- L. Idelia Kartika Sari 1302045075
- Veramia Bonita 1302045114
- Vivi Dwi Setiawati 1302045121
Salah Satu Foto Kelompok Resume Buku, Bab 4 |
Karl Marx dan Max Weber adalah pemikir yang gagasannya mempengaruhi
paradigma ortodoks dan radikal.
Marx dalam karyanya menjelaskan mengenai sejarah manusia dan transformasi
sosial, Weber sebaliknya, secara sadar mengerjakan suatu kritik dan penolakan
terhadap Marxisme.
Young Hegelian sayap kiri (Karl Marx, Arnold Huge, Bruno Bauer dan Ludwig
Feuerbach). Peran mereka adalah mendampingi permunculan sebuah antithesis, cara
mencapai percepatan dialektika historis adalah melalui kritikan jurnalistik dan
pembangkangan politik.
Karya-karya awal (1840-1845): “ideologis” Marx, Economic and
Philosophical Manuscripts of 1844, The Holy Family. Marx memutuskan diri dari
Kant, sependapat dengan Hegel dan memodifikasi materialisme Feuerbach.
Karya-karya pemutusan (1845-1846): The German Ideology, Thesis on Feuerbach
Karya-karya transisional (1846-1857): ideologis menjadi ilmiah (Communist
Manifesto, Eighteenth Brumaire, The Poverty of Philosophy).
Karya-karya matang (1857-1883): Capital, Grundraisse. Konsep
keterasingan/keterkucilan (alienasi) memiliki arti penting dalam tulisan
Marx.
Grundrisse merupakan karya marx yang menghadirkan aspek kemanusiaan dan satu
wawasan masyarakat yang jauh melebihi kapitalisme bersama dengan satu teori
ilmiah yang menampakkan cara kerja ekonomi politik kapitalis. kesadaraan berkontradiksi
dengan kekuatan produksi, mengakibatkan pembagian tenaga kerja.
Marx, ekonomi politik lahir bersama perluasan dan generalisasi produksi
komoditas, kelas yang berkuasa secara ekonomi, memiliki dan mengontrol faktor
produksi, juga berkuasa secara politik.
Pemahaman Weber tentang obyektivitas dan nilai-nilai membawanya
memperbandingkan tipe-tipe ideal dengan fakta-fakta. Kontruksi tipe ideal
merupakan cara-cara yang secara eksplisit menghubungkan satu peristiwa sejarah
dengan penyebab-penyebab sebenarnya.
Weber bukanlah seorang Marxis, dan ia tetap meragukan prospek sosialisme
demokrasi di Jerman.Keilmuan Weber terbungkus dalam gagasannya tentang
Rasionalitas. Efesiensi, profesioanalisasi, dan birokratisasi.
Weber mendefinisikan negara sebagai “suatu komunitas manusia yang berhasil
mengklaim monopoli penggunaan kekuatan fisik secara sah dalam satu wilayah
tertentu. Weber mengidentifikasi tiga legitimasi dominasi ,yaitu dominasi
tradisional: kepala suku(raja), dominasi karismatik nabi : panglima perang,tokoh
masyarakat(pemimpin partai), dan dominasi legal: pejabat birokrasi (negara).
Konsepsi Marx dan Weber sangat berbeda. Karena berfokus pada pencabangan
politik dalam masyarakat. Marx menginterpretasikan struktur negara sebagai
monolitik terkait kepentingan kelas penguasa, sedangkan Weber memandang
struktur sebagai kesepakatan dari kepentingan yang majemuk. Keduanya terlibat
dengan masalah dominan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar