Sosialisasi Masyarakat Ekonomi Asean
Nama
Anggota
- Nicolaus Cesar S ( 1202045072 )
- Sonia Regina Francisca ( 1202045057 )
- Farah A. Winadya ( 1202045070 )
- Teddy Prasetyo ( 1202045087 )
Melakukan
wawancara dengan para PKL atau UKM menengah kebawah mengenai Asean Economic
community (AEC) 2015 dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean ( MEA) 2015 yang akan dilakukan bagi para masyarakat
negara-negara yang tergabung dalam ASEAN .
Oleh
karena itu Kelomopok kami melakukan wawancara dengan PKL yang sedang berjualan
di kawasan stadion sempaja pada tanggal 13 Desember 2015. Kami melakukan wawancara bersama bapak joko
yang merupakan penjual es jeruk, kemudian kami meminta ijin melakukan wawancara
dan terlebih dahulu kami memperkenalkan diri kami ,bahwa kami merupakan
mahasiswa/i ilmu sosial dan politik jurusan Hubungan internasional Universitas
mulawarman. Setelah itu kami mulai memberikan beberapa pertanyaan kepada beliau
mengenai MEA.
Pertanyaan
pertama yang mulai kami berikan yaitu “Apakah bapak mengetahui Masyarakat
Ekonomi Asean yang akan di laksanakan pada akhir tahun oleh negara-negara
ASEAN pak?”
Namun
dengan wajah yang kurang paham beliau menjawab “saya kurang tahu mas. Berkaitan dengan apa ya itu mas?” . kami
memberikan penjelasan kepada beliau bahwa MEA merupakan globalisasi yang
melewati lintas batas negara yang dilakukan oleh negara-negara Asean dengan
bebas visa dan pajak. Selain itu kami juga memberikan penjelasan dan contoh
kepada beliau bahwa beliau sendiri dapat melakukan usaha di luar negeri, atau
melakukan ekspor dagang diluar negeri. Kami juga memberikan informasi bahawa
MEA merupakan bagian dari ASEN Community yang memiliki 3 pilar dan salah satu
didalam pilarnya itu berkaitan dengan MEA yaitu AEC. Beliau kembali merespon
pernyataan dari kami “oh iya mas, saya
pernah nonton berita tentang Asean Community” .
Setelah
mengetahui apa itu MEA dan penjelasan lain nya kami bertanya kembali kepada
beliau “ Menurut bapak apa MEA ini berdampak positive bagi kalangan-kalangan
indonesia atau bagi PKL yang menengah kebawah ? “
‘menurut saya pasti ada dampak positive dan
negative nya ya mas. Positivenya mungkin kita bisa bebas melakukan usaha atau
ekspor ke negara-negara asean, itu pasti membuat perekonomian Indonesia dapat
meningkat.
Tapi bagaimana dengan kami
yang hanya memiliki modal pas-pasan seperti ini? Okelah jika nanti ada masyarakat
dari negara Malaysia atau Singapura yang melakukan usaha atau berjualan seperti
kami di kawasan sini ataupun samarinda. Tapi pasti masyarakat disini akan lebih
memilih dan mencoba yang baru. Tau kan mas, masyakarakat Indonesia kalau ada
aja yang baru, pasti langsung dibeli dan dicoba toh? Itu berdampak sekali untuk
jualan saya mas pastinya jika terjadi seperti itu. Sangat negative dampaknya
buat kalangan menengah kebawah mas”
Lalu
kami mencoba memberikan semangat kepada beliau melalui pernyataan kamu yaitu
‘tapi bapak bisa melakukan usaha seperti ini pak di luar negeri. Jualan seperti
bapak ini mungkin jarang ada diluar negeri sana pak,itu salah satu peluang buat
bapak bukan?
Namun
beliau mengatakan ” mas mas, dagangan ini
aja bisa laku kami bersyukur. Cukup buat makan saya dengan istri dan anak-anak
saya aja mas. Seberapa sih mas harga satu es jeruk ini ? 10 ribu saja. Kalau
ada 5 orang yang beli sudah bersyukur banget mas hehe”
Dengan
pertanyaan beliau tersebut kami menyimpulkan bahwa masyarakat ekonomi Asean
yang akan dilaksanakan ini merupakan dampak positive bagi para PKL menengah
kebawah.
Selanjutnya
kami kembali melakukan wawancara dengan pemilik warung menengah kebawah lainnya
yaitu dimana kami menanyakan pertanyaan kepada pedagang tersebut: “Permisi bu, apakah ibu mengetahui Masyarakat
Ekonomi Asean yang akan di laksanakan pada akhir tahun oleh negara-negara ASEAN
bu?”
“Wah
saya tidak tahu ya mbak, itu apa ya? Soalnya saya tidak tahu sama sekali apa
itu MEA dan tujuannya mbak.”
Lalu
kami menjelaskan MEA seperti yang kami jelaskan ke pedagang yang sebelumnya.
Lalu beliau tersebut merespon “oh begitu, wah mungkin bisa bermanfaat dan
membuat banyak keuntungan bagi pedagang-pedagang seperti saya ini mbak.”
Kami
kembali bertanya dengan pernyataan ibu tersebut, kami bertanya bahwa apa
Keuntungan yang ibu maksud itu seperti apa?
“Keuntungan yang bisa
membawa dampak bagi saya pastinya dan jika memang ada bebas visa dan pajak itu
akan mempermudah kami para pedagang untuk bisa menjual banyak produk lebih bagi
saya mbak dan juga kami tidak lagi membayar pajak dalam setiap dagangan. Saya
yang pbisa bebas melakukan usaha atau ekspor ke negara-negara asean, itu pasti
membuat perekonomian Indonesia dapat meningkat.
Dengan pernyataan yang dipaparkan oeh beliau kami dengan heran bertanya kembli kepada beliau , dengan melakukan ekspor seperti itu pastinya membutuhkan modal yang tidak sedikit,apakah siap mengeluarkan kocek yang cukup besar untuk melakukan persaingan dipasar negara-negara ASEAN?
Iya benar mba, dari
saya sendiri saya siap,asalkan bisa menghasilkan keuntungan yang cukup besar.
Saya bukan berdagang seperti yang saya lakukan disini, namun akan saya
kembangkan mba mungkin saya akan melakukan pembuatan kerajinan tangan, saya
pintar loh mbak membuat kerajinan tangan seperti buat sarung, kain-kain begitu
hahahaha.
Kami
merasakan bahwa apa yang dikatakan oleh beliau merupakan suatu sinyal positive
bagi beliau itu sendiri dengan akan diadakanya AEC 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar