TUGAS INDIVIDU
ASEAN WAY-NON
INTERVENTION
Nama : Muafi
Nim : 1302045130
Mata Kuliah : Asia Tenggara
` ASEAN merupakan sebuah organisasi
internasional kewilayahan yang begitu besar, jika dijumlahkan secara
keseluruhan luas wilayahnya mencapai 1,7 juta mil persegi atau sekitar 4,5 juta
kilometer persegi dengan jumlah populasi yang ada didalamnya sekitar setengah
milyar orang. ASEAN dibentuk dengan maksud dan tujuan kepentingan negara-negara
didalamnya seperti ekonomi, sosial, budaya, dll.
Sejarah
berdirinya ASEAN
Pada tanggal 5 Agustus
1967, lima negara dari negara-negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Singapura,
Malaysia, Filipina dan Thailand mengadakan pertemuan (Konferensi) di Bangkok.
Konferensi tersebut menghasilkan suatu persetujuan yang disebut dengan
Persetujuan Bangkok tanggal 8 Agustus 1967.ASEAN adalah organisasi antar negara
yang berada di kawasan Asia Tenggara.ASEAN dibentuk pada tahun 1967 oleh
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand untuk mempromosikan
kerjasama politik dan ekonomi dan stabilitas regional. Brunei bergabung pada
tahun 1984, tak lama setelah mendapatkan kemerdekaannya dari Inggris, dan
Vietnam bergabung ASEAN sebagai anggota ketujuh pada tahun 1995.Laos dan
Myanmar yang mengakui ke keanggotaan penuh pada bulan Juli 1997 sebagai ASEAN
merayakan ulang tahun ke-30. Kamboja menjadi anggota kesepuluh ASEAN pada tahun
1999.Deklarasi ASEAN pada tahun 1967, dianggap dokumen pendiri ASEAN,
diresmikan prinsip-prinsip perdamaian dan kerjasama yang didedikasikan ASEAN. Piagam
ASEAN mulai berlaku pada tanggal 15 Desember 2008.Terbentuknya sebuah
organisasi internasional sudah barang tentu ada sesuatu yang mendasarinya,
begitu juga dengan dibentuknya ASEAN yang merupakan sebuah organisasi
internasional yang menaungi negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara
yang tentunya juga ada yang mendasarinya. Dan inilah beberapa latar belakang
terbentuknya ASEAN sesuai dengan Deklarasi Bangkok.
1. Persamaan Letak
Geografis.
Salah satu hal yang
mendasari terbentuknya ASEAN adalah karena negara-negara tersebut memiliki
kesamaan dalam hal geografis. Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya berada
dikawasan Asia Tenggara, selain itu negara-negara tersebut juga terletak
diantara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
2. Persamaan Budaya.
Selain memiliki
kesamaan dalam sisi geografis, negara-negara ASEAN juga mempunya kesamaan dalam
nilai-nilai dasar kebudayaan. Sejarah mencatat bahwa negara-negara yang berada
dikawasan Asia Tenggara memiliki budaya, bahasa, serta tata kehidupan dan
pergaulan yang hampir sama karena merupakan para pewaris peradaban sebelumnya
yang disebut dengan rumpun Melayu Austronesia.
3. Persamaan Nasib.
Selain Thailand,
negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara merupakan negara-negara jajahan,
misalnya Indonesia merupakan negara jajahan Belanda, Malaysia dan Singapura
merupakan negara jajahan Inggris, dan juga Filipina yang merupakan negara
jajahan Spanyol. Hal inilah yang menjadi salah satu dasar terciptanya
organisasi internasional ASEAN dikarenakan rasa kesetiakawanan dan perasaan
senasib sepenanggungan antara negara-negara tersebut.
4. Persamaan
Kepentingan.
Hal yang tidak kalah
pentingnya dari sebab-sebab yang membuat terbentuknya organisasi dikawasan Asia
Tenggara ini adalah kerana adanya persamaan kepentingan antara negara-negara
tersebut. Negara-negara dikawasan Asia Tenggara ini memiliki kebulatan tekad
dan tujuan untuk sama-sama berkontribusi dalam hal pertumbuhan ekonomi,
kemajuan sosial, perkembangan budaya, serta hal-hal yang erat kaitannya dengan
keamanan dan stabilitas politik dikawasan
.
ASEAN,memiliki pandangan yang
disebut dengan ASEAN Way. Inti dari pandangan ASEAN Way merupakan wujud
identitas budaya ketimuran, yakni mengedepankan prinsip musyawarah mufakat
sebagai landassan norm and order bagi hubungan antar negara ASEAN. Selain itu,
dengan latar belakang historis oleh hampir seluruh negara-negara Asia Tenggara
yang pernah mengalami penjajahan, maka prinsip berikutnya yang juga ditekankan
adalah prinsip non-intervensi atau tidak turut campur rumah tangga suatu
negara. Hal ini merupakan akibat dari kelangkaan kedaulatan yang telah dialami
oleh negara-negara tersebut selama puluhan tahun.
Hambatan
ASEAN WAY
Beranjak ke ranah aplikasinya, ASEAN Way
ternyata memiliki banyak kendala. Mulai dari persoalan kesamaan identitas
regional yang masih diragukan, hingga kritik-kritik terhadap prinsip ASEAN Way
yang menjadi dilematis jika dihadapkan pada kasus-kasus tertentu di era
globalisasi seperti sekarang ini.
ASEAN Way berposisi sebagai sudut
pandang pada nilai-nilai yang diseragamkan yang bertujuan untuk menciptakan
keteraturan hubungan antar negara ASEAN. Tujuannya adalah untuk mencegah chaos yang
seringkali terjadi dalam kontur masyarakat multietnis seperti dalam
negara-negara kepulauan Asia Tenggara. ASEAN Way juga dijadikan landasan untuk
mengatasi berbagai permasalahan, termasuk meningkatnya tensi antar negara yang
pada dasarnya juga didasari oleh permasalahan etnis, seperti kasus klaim budaya
antara Indonesia dan Malaysia. ASEAN Way menjadi solusi endemik Asia Tenggara
sebagai upaya stabilitator regional.
Salah satu prinsip utama ASEAN Way
adalah non-intervensi. Dalam prinsip ini, ASEAN sebagai sebuah lembaga regional
tidak dibenarkan untuk turut mencampuri terlalu jauh permasalahan-permasalahan
internal maupun bilateral negara-negara anggota ASEAN. Hal ini merupakan
influence dari catatan sejarah negara-negara ASEAN yang hampir semua pernah
mengalami penjajahan, sehingga kedaulatan menjadi hal sakral yang benar-benar
harus diutamakan. Dalam hal ini, prinsip non-intervensi merupakan bentuk
penghormatan terhadap kedaulatan negara. Mengenai efektivitas ASEAN Way dalam
meminimalisir intervensi asing,jika dilihat dalam kenyataannya, ASEAN Way tidak
terlalu mengambil peran yang besar dalam upaya meminimalisir intervensi asing,
mengingat intervensi asing (yang sering dianalogikan sebagai negara Barat)
masuk melalui jalan kerjasama bilateral langsung dengan negara-negara anggota
ASEAN. Karena prinsip ASEAN Way adalah non-intervensi, maka ASEAN Way dalam hal
ini tidak dapat banyak memengaruhi. ASEAN Way pada
dasarnya merupakan kekayaan local genius warga
Asia Tenggara yang patut dibanggakan. ASEAN Way dapat dipergunakan sebagai
identitas, apabila implementasinyapun berada dalam proporsi yang tepat.
Menganai masalah non-intervensi, ASEAN diharapkan dapat melihat situasi,
sehingga dapat diambil tindakan apabila permasalahan tertentu memang
membutuhkan mediasi dan dianggap masih wajar untuk ‘diintervensi’. Hal ini
bertujuan agar ASEAN tidak hanya memberikan fungsi diplomatik negara-negara
Asia Tenggara dalam dunia internasional, tetapi juga fungsional menyelesaikan
permasalahan-permasalahan regional. ASEAN juga pada dasarnya telah memberikan
keuntungan bergainning position yang bagus bagi negara-negara anggotanya dalam
panggung internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar