Kamis, 02 Juli 2015

Risma Ayunda Fara Christian - 1302045146 - Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"


Nama             : Risma Ayunda Fara Christian
NIM               : 1302045146
Hubungan Internasional Reguler B 2013 

 Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"


Pada hari Senin, 18 Mei 2015, seluruh mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman angkatan 2013 baik reguler maupun ekstensi, mengikuti kegiatan observasi ke gedung DPRD provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan observasi tersebut berawal dari ide Ibu Uni Wahyuni Sagena selaku dosen pengampu mata kuliah teori perbandingan politik, agar para mahasiswa hubungan internasional dapat mengenal lebih dekat dengan anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat serta mengenal tugas-tugas yang dilakukan oleh para anggota DPRD tersebut. Kegiatan tersebut tentu sangat bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswa hubungan internasional, karena jujur saja, masih banyak mahasiswa hubungan internasional yang belum sepenuhnya mengerti apa saja tugas-tugas wakil rakyat baik di parlemen atau tingkat pusat maupun daerah. Kemudian kegiatan observasi tersebut juga sangat membantu para mahasiswa hubungan internasional yang sedang belajar tentang perbandingan politik, karena bisa saja struktur, sistem, dan fungsi politik disetiap daerah berbeda. Oleh sebab itu, kegiatan observasi ke DPRD tersebut sebaiknya dilakukan dan atau diadakan secara rutin dan kontinu.

Kegiatan observasi di gedung DPRD provinsi Kalimantan Timur dimulai pada pukul 14.00 WITA. Kami para mahasiswa hubungan internasional sudah berkumpul dan memenuhi salah satu ruang rapat di gedung tersebut sebelum pukul 14.00 WITA tentunya. Namun sebelum itu, ada beberapa mahasiswa hubungan internasional yang beruntung dapat mengikuti rapat paripurna pada pukul 09.00 WITA bersama para anggota dewan. Namun kami yang tidak dapa mengikuti rapat tersebut tidak berkecil hati, karena Insya Alloh kami bisa mengikuti kegiatan-kegiatan lainnya di gedung DPRD Samarinda yang akan datang. 

Acara dimulai pada pukul 14.30 pada saat 4 anggota dewan dari komisi IV memasuki ruangan. memang setengah jam mundur dari jadwal sebenarnya karena adanya sidang paripurna. Namun para mahasiswa hubungan internasional masih terlihat antusias engikuti kegiatan tersebut. Keempat para anggota dewan yang sudah memasuki ruang rapat terlebih dahulu memperkenalkan diri sebelum anggota dewan yang lain juga menyusul memasuki ruang rapat. Jumlah keseluruhan anggota dewan yang mengikuti kegiatan observasi bersama mahasiswa hubungan internasional berjumlah 7 orang. Mereka mulai membuka pembicaraan. Awalnya mereka membirikan motivasi atau nasihat-nasihat tentang perlunya memperkuat iman dalam menjalani pekerjaan kita nantinya. Kemudian satu persatu dari mereka menjelaskan tentang sistem politik, mereka juga memberi penjelasan mengenai bagaimana cara menyampaikan aspirasi yang baik tanpa harus menggunakan aksi demonstrasi, menjelaskan  tentang  tugas-tugas dimasing-masing komisi dan menjelaskan tentang pembagian daerah pilih dalam pemilu.

 Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, untuk mempersingkat waktu akhirnya para anggota dewan membuka sesi tanya jawab atau mengajak para mahasiswa untuk berdiskusi mengenai berbagai isu-isu yang ada di Kalimantan Timur.

Adapun beberapa pertanyaan dari kawan-kawan mahasiswa diantaranya mereka bertanya mengenai OTSUS (otonomi khusus). Para anggota dewan mengaku belum pernah membahas lebih dalam mengenai OTSUS di parlemen pusat. Mereka memaparkan bahwa tidak mudah membawa materi ini ke pusat. Butuh perjuangan dan waktu yang sangat panjang untuk membawa materi OTSUS ini ke pusat karena tidak semua daerah di Kalimantan Timur menginginkan tentang pengkhususan otonomi tersebut. Selain tentang otonomi khusus, ada salah satu mahasiswa yang menyinggung tentang taman yang ada di jalan Bhayangkara yang dulunya merupakan SMA 1 dan SMP 1. Karena sekolah tersebut dihancurkan dan dijadikan taman sehingga timbul permasalahan baru seperti terjadi penyempitan jalan hingga terjadinya banjir. Padahal menurut dari cerita teman saya, daerah tersebut dulunya merupakan daerah yang tidak pernah mengalami banjir. 

KERITIK DAN SARAN

Saya sangat menyadari bahwa segala sesuatu pasti mempunyai kekurangan dan akan memunculkan keritik-keritik dari masyarakat apalagi bila itu menyangkut tentang wakil-wakil rakyat yang yang duduk di kursi DPR baik pusat maupun daerah. Untuk itu keritik yang dapat saya berikan adalah perlunya menjaga kebersihan dimanapun terutama kebersihan kamar mandi di gedung DPRD. Saya sangat tercengang ketika melihat salah satu kamar mandi di dekat salah satu ruang rapat. Dalam kamar mandi tersebutpun tidak disediakan seperti sabun dan tissue. Meskipun hal ini sepele namun menurut saya sangat tidak cocok bila barang-barang tersebut tidak ada dalam kamar mandi anggota dewan. Mereka di gaji dengan gaji yang besar, namun untuk menyediakan barang seperti itu saja sangat tidak mungkin jika mereka tidak bisa. Selain itu, salah satu teman saya mendapati anggota dewan yang masih merokok diruang rapat. Hal tersebut sangat tidak patut dijadikan anutan apalagi yang melakukannya adalah wakil rakyat. Sah-sah saja mereka merokok, namun alangkah lebih baik bila disediakan ruangan khusus untuk merokok.

Selain dari permasalahan diatas, mengenai sistem politik dimana input, masukan-masukan atau tuntutan-tuntutan dari lingkungan (masyarakat) yang tidak semuanya menjadi prioritas untuk dibahas pada rapat-rapat anggota dewan, karena memang dalam teori perbandingan politik dijelaskan bahwa tidak semua input bisa masuk dalam sistem politik. Padahal bisa saja permasalahan yang disampaikan merupakan sesuatu yang vital untuk diperbaiki untuk kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur. Seperti permasalahan banjir, banyaknya jalan yang rusak, tingkat polusi yang mengganggu kesehatan dan lain sebagainya. Untuk itu lingkungan atau para masyarakat bisa memberikan input dalam bentuk lain berupa dukungan baik tindakan atau pandangan-pandangan untuk disampaikan kepada para anggota dewan supaya input atau aspirasi-aspirasi masyarakat dapat di dengar dan dapat diolah dalam alur sistem politik untuk menghasilkan output yang diinginkan oleh masyarakat.


               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar