Nama : Risma Ayunda Fara Christian
NIM : 1302045146
Hubungan Internasional Reguler B 2013
Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"
Pada
hari Senin, 18 Mei 2015, seluruh mahasiswa Hubungan Internasional Universitas
Mulawarman angkatan 2013 baik reguler maupun ekstensi, mengikuti kegiatan
observasi ke gedung DPRD provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan observasi tersebut
berawal dari ide Ibu Uni Wahyuni Sagena selaku dosen pengampu mata kuliah teori
perbandingan politik, agar para mahasiswa hubungan internasional dapat mengenal
lebih dekat dengan anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat serta mengenal
tugas-tugas yang dilakukan oleh para anggota DPRD tersebut. Kegiatan tersebut
tentu sangat bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswa hubungan internasional,
karena jujur saja, masih banyak mahasiswa hubungan internasional yang belum
sepenuhnya mengerti apa saja tugas-tugas wakil rakyat baik di parlemen atau
tingkat pusat maupun daerah. Kemudian kegiatan observasi tersebut juga sangat
membantu para mahasiswa hubungan internasional yang sedang belajar tentang
perbandingan politik, karena bisa saja struktur, sistem, dan fungsi politik
disetiap daerah berbeda. Oleh sebab itu, kegiatan observasi ke DPRD tersebut
sebaiknya dilakukan dan atau diadakan secara rutin dan kontinu.
Kegiatan
observasi di gedung DPRD provinsi Kalimantan Timur dimulai pada pukul 14.00
WITA. Kami para mahasiswa hubungan internasional sudah berkumpul dan memenuhi
salah satu ruang rapat di gedung tersebut sebelum pukul 14.00 WITA tentunya.
Namun sebelum itu, ada beberapa mahasiswa hubungan internasional yang beruntung
dapat mengikuti rapat paripurna pada pukul 09.00 WITA bersama para anggota
dewan. Namun kami yang tidak dapa mengikuti rapat tersebut tidak berkecil hati,
karena Insya Alloh kami bisa mengikuti kegiatan-kegiatan lainnya di gedung DPRD
Samarinda yang akan datang.
Acara
dimulai pada pukul 14.30 pada saat 4 anggota dewan dari komisi IV memasuki
ruangan. memang setengah jam mundur dari jadwal sebenarnya karena adanya sidang
paripurna. Namun para mahasiswa hubungan internasional masih terlihat antusias
engikuti kegiatan tersebut. Keempat para anggota dewan yang sudah memasuki
ruang rapat terlebih dahulu memperkenalkan diri sebelum anggota dewan yang lain
juga menyusul memasuki ruang rapat. Jumlah keseluruhan anggota dewan yang
mengikuti kegiatan observasi bersama mahasiswa hubungan internasional berjumlah
7 orang. Mereka mulai membuka pembicaraan. Awalnya mereka membirikan motivasi
atau nasihat-nasihat tentang perlunya memperkuat iman dalam menjalani pekerjaan
kita nantinya. Kemudian satu persatu dari mereka menjelaskan tentang sistem
politik, mereka juga memberi penjelasan mengenai bagaimana cara menyampaikan
aspirasi yang baik tanpa harus menggunakan aksi demonstrasi, menjelaskan tentang
tugas-tugas dimasing-masing komisi dan menjelaskan tentang pembagian
daerah pilih dalam pemilu.
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, untuk mempersingkat waktu akhirnya para anggota dewan membuka sesi tanya jawab atau mengajak para mahasiswa untuk berdiskusi mengenai berbagai isu-isu yang ada di Kalimantan Timur.
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, untuk mempersingkat waktu akhirnya para anggota dewan membuka sesi tanya jawab atau mengajak para mahasiswa untuk berdiskusi mengenai berbagai isu-isu yang ada di Kalimantan Timur.
Adapun
beberapa pertanyaan dari kawan-kawan mahasiswa diantaranya mereka bertanya
mengenai OTSUS (otonomi khusus). Para anggota dewan mengaku belum pernah
membahas lebih dalam mengenai OTSUS di parlemen pusat. Mereka memaparkan bahwa
tidak mudah membawa materi ini ke pusat. Butuh perjuangan dan waktu yang sangat
panjang untuk membawa materi OTSUS ini ke pusat karena tidak semua daerah di
Kalimantan Timur menginginkan tentang pengkhususan otonomi tersebut. Selain
tentang otonomi khusus, ada salah satu mahasiswa yang menyinggung tentang taman
yang ada di jalan Bhayangkara yang dulunya merupakan SMA 1 dan SMP 1. Karena
sekolah tersebut dihancurkan dan dijadikan taman sehingga timbul permasalahan
baru seperti terjadi penyempitan jalan hingga terjadinya banjir. Padahal
menurut dari cerita teman saya, daerah tersebut dulunya merupakan daerah yang
tidak pernah mengalami banjir.
KERITIK
DAN SARAN
Saya
sangat menyadari bahwa segala sesuatu pasti mempunyai kekurangan dan akan
memunculkan keritik-keritik dari masyarakat apalagi bila itu menyangkut tentang
wakil-wakil rakyat yang yang duduk di kursi DPR baik pusat maupun daerah. Untuk
itu keritik yang dapat saya berikan adalah perlunya menjaga kebersihan
dimanapun terutama kebersihan kamar mandi di gedung DPRD. Saya sangat
tercengang ketika melihat salah satu kamar mandi di dekat salah satu ruang
rapat. Dalam kamar mandi tersebutpun tidak disediakan seperti sabun dan tissue.
Meskipun hal ini sepele namun menurut saya sangat tidak cocok bila
barang-barang tersebut tidak ada dalam kamar mandi anggota dewan. Mereka di
gaji dengan gaji yang besar, namun untuk menyediakan barang seperti itu saja
sangat tidak mungkin jika mereka tidak bisa. Selain itu, salah satu teman saya
mendapati anggota dewan yang masih merokok diruang rapat. Hal tersebut sangat
tidak patut dijadikan anutan apalagi yang melakukannya adalah wakil rakyat.
Sah-sah saja mereka merokok, namun alangkah lebih baik bila disediakan ruangan
khusus untuk merokok.
Selain dari
permasalahan diatas, mengenai sistem politik dimana input, masukan-masukan atau
tuntutan-tuntutan dari lingkungan (masyarakat) yang tidak semuanya menjadi
prioritas untuk dibahas pada rapat-rapat anggota dewan, karena memang dalam
teori perbandingan politik dijelaskan bahwa tidak semua input bisa masuk dalam
sistem politik. Padahal bisa saja permasalahan yang disampaikan merupakan
sesuatu yang vital untuk diperbaiki untuk kesejahteraan masyarakat Kalimantan
Timur. Seperti permasalahan banjir, banyaknya jalan yang rusak, tingkat polusi
yang mengganggu kesehatan dan lain sebagainya. Untuk itu lingkungan atau para
masyarakat bisa memberikan input dalam bentuk lain berupa dukungan baik
tindakan atau pandangan-pandangan untuk disampaikan kepada para anggota dewan
supaya input atau aspirasi-aspirasi masyarakat dapat di dengar dan dapat diolah
dalam alur sistem politik untuk menghasilkan output yang diinginkan oleh
masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar