Nama : Risky Diana Priastari
NIM
: 1302045087
Hubungan Internasional Reguler B 2013
Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"
Senin,
18 May 2015 seluruh mahasiswa maupun mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
jurusan Hubungan Internasional angkatan 2013 Universitas Mulawarman mengadakan
dialog bersama anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur dengan tema “Mengenal
Parlemen Lebih Dekat” yang diadakan di salah satu gedung di lingkungan kantor
gedung DPRD Provinsi Kalimantan Timur itu sendiri. Pembicara dari dialog
tersebut merupakan anggota dari Komisi IV, yaitu komisi yang menangani tentang
kesejahteraan masyarakat dan pendidikan.
Namun,
sebelum dialog tersebut berlangsung, beberapa mahasiswa jurusan Hubungan
Internasional diajak untuk mengikuti rapat paripurna yang diadakan oleh seluruh
anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur dan juga pembahasan oleh fraksi-fraksi
dari partai politik di gedung utama kantor DPRD Provinsi Kalimantan Timur.
Rapat paripurna tersebut dihadiri berbagai kalangan terutama anggota DPRD
Provinsi Kalimantan Timur itu sendiri dan anggota Pegawai Negeri Sipil itu
sendiri dan juga mahasiswa dan mahasiswi jurusan Hubungan Internasional sekitar
15 orang serta Ibu Uni W. Sagena selaku dosen mata kuliah Teori Perbandingan
Politik. Rapat paripurna tersebut dijadwalkan pukul 09.00 WITA. Namun, faktanya
rapat tersebut berlangsung sekitar pukul 10.30 WITA. Salah satu factor
keterlambatan rapat tersebut yaitu, dari factor pemimpin sidang dan wakil
gubernur yang terlambat datang.
Disini saya sangat menyayangkan, seharusnya, sebagai wakil rakyat, sudah menjadi kewajiban dan amanah untuk melakukan yang terbaik. Walaupun hanya masalah kecil seperti itu. Selain masalah keterlambatan, pada saat rapat berlangsung, beberapa dari anggota rapat tersebut tidak beretika ataupun berperilaku yang baik. Misalnya saja, ketika ada yang bicara di depan, sebagian dari mereka ada yang bermain handphone bahkan tidur. Dari situ kami,termasuk saya, sangat kecewa sekali dengan apa yang terjadi pada saat itu. Ternyata, kejadian-kejadian seperti itu bukan hanya isu-isu belaka saja. Selain it saya mengira bahwa rapat paripurna merupakan salah satu rapat yang sangat disiplin. Namun kenyataan di lapangan tidak seperti itu. Masih banyak perilaku-perilaku dari wakil rakyat itu sendiri yang mengecewakan.
Disini saya sangat menyayangkan, seharusnya, sebagai wakil rakyat, sudah menjadi kewajiban dan amanah untuk melakukan yang terbaik. Walaupun hanya masalah kecil seperti itu. Selain masalah keterlambatan, pada saat rapat berlangsung, beberapa dari anggota rapat tersebut tidak beretika ataupun berperilaku yang baik. Misalnya saja, ketika ada yang bicara di depan, sebagian dari mereka ada yang bermain handphone bahkan tidur. Dari situ kami,termasuk saya, sangat kecewa sekali dengan apa yang terjadi pada saat itu. Ternyata, kejadian-kejadian seperti itu bukan hanya isu-isu belaka saja. Selain it saya mengira bahwa rapat paripurna merupakan salah satu rapat yang sangat disiplin. Namun kenyataan di lapangan tidak seperti itu. Masih banyak perilaku-perilaku dari wakil rakyat itu sendiri yang mengecewakan.
Setelah
itu,terutama kami yang mengikuti rapat
paripurna bergegas menuju gedung yang lain untuk menyiapkan dialog bersama
anggota DPRD Komisi IV Provinsi Kalimantan Timur. Disini,kami, sebagai panitia
kegiatan dialog “Mengenal Parlemen Lebih Dekat” termasuk saya. Sekitar pukul
13.00 WITA teman-teman dari hubungan internasional angkatan 2013 sudah mulai
berdatangan. Kami mengarahkan lokasi kegiatan dan juga tempat parkir.
Seharusnya kegiatan dialog tersebut berlangsung pukul 14.00 WITA. Namun,
penyakit orang Indonesia yang erat sekali dengan keterlambatan yang pada
akhirnya kegiatan tersebut berlangsung hampir pada pukul 3 sore.
Dialog
tersebut dibuka oleh salah satu anggota DPRD Komisi IV Provinsi Kalimantan
Timur yaitu Ibu Rita Barito selaku sekretaris Komisi IV dari fraksi partai Golkar.
Beliau menyampaikan mengenai rasa nasionalisme yang harus dimiliki oleh setiap
warga Negara. Selain itu, beliau juga menyampaikan mengenai beberapa hal yaitu rasa keimanan atau
religious, etika yang baik, kebudayaan serta rasa memiliki yang wajib dimiliki
oleh setiap indivu generasi bangsa.
Setelah
Ibu Rita Barito, dilanjutkan oleh Bapak Adam dari fraksi partai Hanura. Beliau menyampaikan
mengenai anggota-anggota DPRD secara teknis. Bahwasanya, Kalimantan Timur
memiliki 5 daerah pemilihan atau dapil, yaitu, Samarinda, Balikpapan, Penajam
Paser Utara dan Paser, Kukar dan Kubar dan Mahulu, serta Bontang dan Kutim dan
Berau. Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur berjumlah 55 orang yang terdiri
dari 4 unsur yaitu 1 ketua dan 3 wakil ketua.
Beliau menyatakan bahwa anggota DPRD selain sebagai wakil rakyat, mereka
juga sebagai superbody dari masyarakat dan sebagai jalan aspirasi masyarakat.
Anggota DPRD memiliki kode etik yang tertuang pada Pasal No.27 Peraturan Daerah
No.16. Input yang disampaikan oleh masyarakat biasanya disalurkan melalui
anggota DPRD dari daerah asal.
Kemudian
setelah Bapak Adam, dilanjutkan oleh Bapak Musidi Salim. Beliau hanya
menyampaikan mengenai mahasiswa yang kedepannya diharapkan sebagai lokomotif
perubahan.
Setelah
pemaparan singkat yang disampaikan oleh anggota DPRD tersebut, mereka membuka
sesi pertanyaan. Terdapat 6 pertanyaan sebagai permulaan. Yaitu, 3 di sisi kiri
dan 3 di sisi kanan. Disitu saya berkesempatan untuk bertanya mengenai
bagaimana peran mahasiswa itu sendiri dalam system poitik kemudian bagaimana
harapan kedepannya anggota DPRD terhadap mahasiswa. Pertanyaan saya dijawab oleh
salah satu anggota DPRD. Beliau menyatakan bahwa peran mahasiswa sangat penting
sekali dalam system politik. Terutama criticizing atau kritisi mengenai system
itu sendiri. Dengan diskusi ataupun dialog seperti saat itu, bisa dijadikan
sebagi input dari pengolah system.
Kemudian
ada teman saya yang bertanya mengenai
apa tugas dari anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur. Salah satu dari pembicara
menjawab, bahwasanya ada 3 tugas pokok dari mereka yaitu, membuat kebijakan
atau peraturan daerah dengan Gubernur, mengalokasikan anggaran dan sebagai
pengontrol system itu sendiri.
Jawaban-jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan menurut saya tidak terlalu sesuai.
Cukup baik memang, namun kurang memuaskan. Jadi kesimpulannya, bahwa anggota
DPRD yang diamanahkan oleh masyarakat terutama masyarakat Kalimantan Timur
cukup baik dan sedikit mengecewakan. Pasalnya, mereka belum sepenuhnya menjalankan
kewajiban mereka dengan baik sebagai wakil rakyat dan juga sebagai panutan dari
pejabat daerah tersebut. Sehingga kedepannya, kami, termasuk saya, berharap
adanya peningkatan kualitas sebagai anggota parlemen yang diamanahkan oleh
masyarakat. Sehingga struktur dan fungsi system politik itu sesuai dengan yang
diharapkan oleh masyarakat Kalimantan Timur dengan sebaik-baiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar