NAMA :
RISKI ARIANTI
NIM :
1302045110
Hubungan Internasional Reguler B 2013
Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"
Pada hari Senin
bertanggalkan 18 Mei 2015, saya dan kawan-kawan dari program studi Hubungan
Internasional (HI) 2013 melakukan reservasi ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kalimantan Timur. Disana, kami dihimbau untuk mengenal parlemen
lebih dekat yang juga merupakan topik utama dalam reservasi saat itu. Saya
mendapatkan pengalaman baru dalam hidup saya, mengingat hal ini tidak semua
mahasiswa dapatkan pengalaman seperti saya. Berkunjung ke gedung DPRD yang
menyimpan berbagai aspirasi masyarakat merupakan hal yang sangat menarik,
dimana kita diperkenalkan dan di beri pengetahuan banyak hal antara lain
bagian-bagian anggota parlemen di DPRD KalTim, hasil rapat Paripurna ke-X, dan
sebagainya.
Gedung DPRD inilah tempat
memperjuangkan berbagai aspirasi masyarakat yang sebelumnya di himbau dan
diskusikan bersama. Dimana, banyak pengalaman yang saya dapat disini dan
menambah wawasan khususnya bidang politik. Dan dalam hal politik yang sedari
awal merupakan bagian utama perbincangan di perkuliahan justru hal ini membuat
saya sangat gencar memahaminya. Di DPRD ada 4 komisi yang memegang tugas
penting, yakni : Komisi I (Pemerintahan, Hukum, dan HAM), Komisi II (Ekonomi,
Keuangan), Komisi III (Pembangunan), dan Komisi IV (Kesejahteraan Rakyat yakni
Pendidikan, Kesehatan, dan sebagainya).
Diawali oleh arahan Komisi
IV dengan diskusi singkat mengenai fungsi dan tugas dari anggota DPRD, dimana
pembicaranya yakni :
1.
Bapak Adam (Fraksi Hanura);
2.
Bapak Erza Adityawarman (Dapil IV
Kutim-Bontang);
3.
Bapak Hermanto Kelod (Fraksi PDIP Dapil
III Paser);
4.
Bapak Mursidi Muslim (Fraksi Golkar Dapil
Kubar Mahakam Ulu);
5.
Ibu Rita Barito (Fraksi Golkar);
6.
Bapak Rosyidi;
7.
Ibu Siti Qomariah (Dapil I Samarinda).
Salah satu pembicara,
Bapak Adam menjelaskan bahwa pekerjaan di bidang politik tidak dapat diukur.
Dimana, anggota DPRD tidak dibatasi jam kerjanya, tidak seperti PNS dan
lainnya. Beliau menjelaskan bahwa tidak semua persoalan menjadi tanggung jawab
DPRD, karena peran anggota DPRD hanyalah penyalur aspirasi rakyat yang mana
sekiranya pantas diperjuangkan.
Ibu Rita Barito memberikan
pengetahuan mengenai fungsi DPRD, yakni
:
1.
Membuat Peraturan Daerah bersama
Gubernur;
2.
Mengalokasikan Anggaran;
3.
Fungsi Kontrol (Pelaksanaan dan
Pengaplikasian).
Setelah diskusi,
dilanjutkan dengan sesi pertanyaan yang mana ada beberapa mahasiswa yang
bertanya. Hal ini sangat baik, karena menambahkan wawasan lebih buat saya.
Salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh Risky Diana dan Belita Ayu yaitu
mengenai “Bagaimana harapan Bapak/Ibu (anggota DPRD KalTim) terkait peran
mahasiswa UNMUL dalam sistem politik? Dan bagaimana harapan DPRD itu sendiri?
Dan pentanyaan selanjutnya Apakah kebijakan yang sudah dikeluarkan masih
memerlukan sosialisasi politik untuk masyarakat? Seperti apa dan apakah
kegiatan tersebut sudah dilaksanakan di Samarinda?”.
Hal tersebut memberikan
sejumlah jawaban dari anggota DPRD itu sendiri dimana dapat disimpulkan bahwa
peran mahasiswa yang penting ialah mengkritisi apa yang salah dari kebijakan
yang dikeluarkan oleh DPRD. Misalnya, tidak meratanya pembagian terhadap beasiswa
Kaltim Cemerlang. Mahasiswa lebih baik berkunjung langsung ke gedung DPRD bukan
dijalanan, berdemo, dan merusak fasilitas. Dan kebijakan yang sudah dikeluarkan
oleh DPRD sudah direalisasikan dan ada peraturan daerah yang mengatur tentang
yakni pertama berkaitan dengan kewajiban membuat kebijakan daerah, kedua
mengenai budgeting, dan ketiga mengenai kontrol oleh pemerintah. Dari hasil diskusi ini, saya merasa
sangat senang karena hal ini sangat memberikan banyak manfaat dan wawasan
politik mengenai peran dan fungsi anggota DPRD.
Dari hasil reservasi, hal ini juga
berkaitan dengan teori sistem Gabriel Almond. Dimana, Almond memodifikasi dari
teorinya David Easton. Jika Easton membangun suatu Grand Theory, Almond menbangun suatu Midlle-Range Theory. Dimana, Almond mengajukan tiga asumsinyang
dipertimbangkan dalam kajian sistem politik. Pertama, mengenai penandaan
totalitas interaksi di antara unit-unit
politik dan keseimbangan di dalam sistem yang selalu berubah. Kedua,
mengenai hal penting dimana sistem politik buka semata-mata lembaga formal
melainkan juga struktur informal
serta peran yang dijalankan. Ketiga, mengenai budaya politik dimana budaya politik memiliki kecenderungan utama
dalam sistem politik yang berarti budaya inilah yang dapat membedakan satu
sistem politik dengan sistem politik lainnya. Jadi, jika dikaitkan dengan teory
Almond yang mengatakan teori politik harus memberikan totalitas terhadap
aktor-aktor serta lembaga yang ada didalamnya. Disinilah, yang juga dapat
dikatakan sebagai lembaga politik. Dimana, negara menjadi salah satu faktor
utama yang menentukan sistem politik di suatu negara seperti lembaga eksekutif,
lembaga legislatif, dan lembaga yudikatif.
Lembaga legislatif seperti yang
dibahas dalam diskusi DPRD KalTim akan sangat berbeda dengan badan legislatif
di negara lain. Jadi salah satu faktor penentu utama berkaitan dengan bagaimana
sitem politik di suatu negara dapat dilihat bentuk lembaga negara dan faktor
penentu lainnya. Almond mengatakan, harus ada keseimbangan dari masing-masing
aktor baik formal maupun informal. Dimana, keseimbangan di dalam sistem politik
menurut Almond selalu beruba sehingga sistem politik bersifat dinamis.
Almond memberikan tiga konsep yang
digunakan dalam membandingkan berbagai sistem politik yakni, sistem, struktur, dan fungsi. Sistem digunakan sebagai konsep dimana
organisasi digunakan dalam berinteraksi dengan masyarakat dalam mencapai tujuan
tertentu, dan agar sistem berjalan dengan baik maka memerlukan struktur dimana proses berjalannya
fungsi politik tersebut. Lembaga politik memiliki tiga fungsi yakni sosialisasi
politik, yang merupakan fungsi untuk mengembangkan dan memperkuat
sikap-sikap politik di kalangan penduduk untuk menjalankan peranan-peranan
politik, administratif, dan yudisial. Fungsi kedua yaitu rekruitmen politik, yang merupakan fungsi yang digunakan untuk
menyeleksi rakyat dalam kegiatan politik dan jabatan pemerintah melalui
penampilan dalam media komunikasi yang menjadi anggota organisasi dan
mencalonkan diri untuk jabatan tertentu. Dan yang ketiga, fungsi komunikasi politik yang merupakan jalur
mengalirnya informasi melalui masyarakat dan melalui berbagai struktur yang ada
dalam sistem politik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar