Nama : Ansor Budiman
Nim : 1302045098
Kegiatan ini sangat menarik sekali dimana saya
biasanya hanya melihat ruang sidang di media berita namun hari ini
sayamengalami sendiri bagaimana atmosfer parlemen Kalimantan Timur ini karena
beruntung bagi saya selain menghadiri seminar dialog dari DPRD Kaltim saya bisa
ikut keruang sidang Praripurna menyimak dan merasakan baik itu suasana sampai
ke makanannya dan apa yang saya lihat tidak jauh berbeda dari bayangan saya.
Dalam sidang paripurna ini berlangsung tentu
tak sesingkat dengan yang saya lihat di tv. Atau mungkin terlalu lama bagi
bapak-bapak yang bersidang mulai jam 9
pagi sampai lepas waktu Dzuhur, lagaknya ini yang menyebabkan kita bisa melihat
sering sekali para wakil kita tertidur seperti halnya disini entah siapa
namanya dan saya tidak memastikan dia anggota DPRD atau bukan yang jelas dia
lebih tua dan duduk dengan posisi lebih depan dari kami cukup lama saya
memperhatikan beliau tertidurnamun saya mencoba untuk berpikir positif saja
mungkin beliau butuh istirahat melanjutkan pengamatan dan setelahnya ditengah
sidang para orang-orang penting ini ada saja yang mencuri-curi kesempatan untuk
merokok, saya katakan demikian karena jelas terlarang dalam ruangan tertutup
dan berpendingin ruangan untuk merokok. Mungkin itu adalah hak bapak untuk
merokok tapi bagaimana dengan hak orang yang tidak merokok dan kewajiban serta
etika bapak sebagai wakil kami terucap dalam hati saya.
Pembahasan Sidang tersebut mengenai perubahan
Bank Kaltim menjadi Swasta Perseroan Terbatas yang disampaikan para fraksi yang
seluruhnya setuju dengan alasan tuntutan kerja sama asing dan menghadapi
Masyarakat Ekonomi Asean dan dari seluruh Bank Pembangunan Daerah hanya Bank
Kaltim yang masih dimiliki pemerintah, dalam hal ini sebagai mahasiswa (baru)
semester 4 sayapun merasa setuju.
Setelahnya kami menuju Gedung DE lantai 4
untuk menghadiri Dialog bersama DPRD KALTIM “Mengenal Parlemen Lebih Dekat”
tentu banyak hal yang saya dapatkan disini. Singkat kata dimulai Dari Pak Adam
yang membahas tentang tata tertib dimana dalam organisasi selalu ada tata tertib.
Beliau Mengatakan didalam politik praktis tidak ada dikotomi antara senior dan
newcomes, bercerita mengalami pengalaman anggota DPR dituntut untuk serba bisa
dan super power dimana masyarakat umumnya tidak mengerti domain mereka. Pesan
beliau agar mahasiswa menguasai 3 hal yaitu Infomation Technology, Bahasa Asing
terutama Bahasa Inggris dan Mandarin dan harus mandiri.
Dilanjutkan dengan Pak Mursidi yang mengatakan
mahasiswa sudah sewajarnya bisa menapatkan IP 3 namun harus ditambah dengan
softskill seperti berorganisasi. Pesan beliau agar menjadi mahasiswa yang
religius dan pandai bicara atupun berdiplomasi yang dilanjutkan oleh bapak
disebelah beliau.
Setelanya menarik juga dari Bapak Erza
sebgagai anggota DPRD Kaltim termuda yang cukup memotivasi bagi saya karena
darinya mungkin kami bisa belajar bahwa usia bukan penentu keberhasilan
seseorang dalam konteks terpilihnya beliau meski banyak yang meragukan awalnya
meskipun gayanya agak santai dan saya mengamati dan sempat terdokumentasi juga
dari beberapa gambar mungkin agak kurang
memperhatikan saat teman saya Sdr. Ari Dwi P. Bertanya beliau terlihat
santai sembari menggunakan handphone namun menurut saya itu agak kurang pantas
karena mereka adalah anggota dewan yang bertugas mendengarkan dan mengaspirasi
suara rakyat. Jika yang didepan mata saja tidak diperhatikan apalagi mereka
yang hidup dipinggiran, tapi mungkin saja saat itu ada pesan penting atau
mencatat di Handphone beliau. Dilanjutkan kemudian dari penyampaian Ibu Siti
Komariah yang sangat bersemangat menjelaskan struktur di DPRD Kaltim dan Dari
sisi materi Bapak Mursidi Muslim, Ibu Rita Barito dan Bapak Rosyidi dalam
penyampaiannya lebih banyak menyampaikan motivasi dan arahan seperti pemateri
sebelumnya.
Sebenarnya banyak dari mereka yang saya amati
demkian bahkan terlihat saat selesai membuka 3 sesi pertanyaan salah seorang
bapak anggota dewan mengarahkan “secara
halus” agar acara ini diakhiri namun riuh kawan-kawan berhasil membawa kepada 3
sesi pertanyaan berikutnya.
Hal-hal diatas ini mungkin dapat dianalisa
dengan pendekatan behavioralism atau pendekatan perilaku bagaimana diajarkan
dalam teori perbandingan politik karena mereka sebagai wakil terpilih harus
menjaga trust dari masyarakat yang ia wakilkan.
Saya rasa secara struktur dan fungsi terjadi
kurangnya sinergi yaitu sangat terasanya dikotomi antara Pusat, Daerah, dan
Kota terpikir bagiamana di sekitar
gedung ini masih banyak jalan-jalan umum yang rusak ataupun yang saya tangkap
dari penjelasan Ibu Rita mengenai kritikannya terhadap pembangunan taman kota
dan dari anggota DPRD yang menurut saya DPRD Provinsi tentu harus bisa
melakukan fungsi deliberative assemblies pengawasan dan memecahkan masalah
dalam aktivitas masyarakat baik di kota maupun
provinsinya juga ada menyinggung kurang aktifnya peran DPD dipusat dalam
memperjuangkan Kaltim hingga bergumamlah isu otsus padahal DPD adalah wakil
rakyat dengan prespektif daerah namun latar belakang pembentukannya adalah
untuk mewakili daerah dalam parlemen
agar memperkuat daerah-daerah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
sehingga seharusnya problem kesenjangan tidak berlarut-larut.
Seharusnya terjadi mekanisme hubungan yang
transparan dan akuntabel antara DPR, Pemerintah, DPRD dan kita sebagai rakyat
pemilih agar tidak terjadi dikotomi sektoral lagi karena dari pemilihannya pun
sudah demokratis meski ada isu lapangan yang tidak rata, dan juga apa lagi dari
segi infrastruktur pun juga sangat baik dengan gedung sidang yang besar dan
mewah ditambah gedung gedung pendukung lain disekitarnya, bahkan banyak
teman-teman yang enggan beranjak pulang karena sibuk berfoto ria di area DPRD
Kaltim yang indah ini.
Akhir kata mengkritik memang mudah namun
bisakah kita menjadi lebih baik dan disamping semuanya saya kagum dan menjadi termotivasi agar lebih
banyak belajar lagi dari banyak hal yang saya dapat dari acara hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar