Nama : Marzuq Fadlulloh
Nim : 1302045140
Hubungan Internasional Reguler B 2013
Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"
Laporan hasil diskusi Mahasiswa Hubungan
Internasional Universitas Mulawarman bersama anggota DPRD Kaltim yang bertempat
langsung di Gedung DPRD kaltim. Diskusi ini dilaksanakan pada tanggal 18 Mei
2015 sekitar pukul 14.00. diskusi ini
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang segala
sesuatu dari DPRD. Mulai dari struktur parlemen hingga masing masing ruangan
dari gedung DPRD.
Mengapa dilaksanakan di Kaltim ? tentu karena
mahasiswa ini berasal dari Universitas Mulawarman yang berada di Kaltim. Namun
dengan adanya agenda seperti ini maka mahasiswa akan dapat mengetahui secara
garis besar tentang DPRD baik yang berada di Kaltim, maupun yang berada di luar
Kaltim. Sehingga pada masanya nanti ketika mahasiswa tersebar ke seluruh
indonesia, mereka akan dapat membandingkan antara kondisi DPRD di Kaltim dan di
Wilayah lain.
Untuk memudahkan memahami laporan ini, maka
saya akan membagi susunan laporan ini akan terbagi menjadi tiga bagian. Yang
pertama adalah tentang proses berlangsungnya kegiatan diskusi. Kemuadian yang
kedua adalah situasi dan kondisi fisik gedung DPRD Kaltim. Dan yang terkhir
adalah pesan dan kesan saya selama kegiatan diskusi tersebut berlangsung.
A.
Proses Kegiatan Diskusi
Kegiatan diskusi dimulai sekitar pukul 14.30.
sekitar 30 menit terlamabat dari yang sudah di jadwalkan. Kegiatan ini dihadiri
oleh mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman angkatan 2013 dan
segelintir angkatan 2012 yang sedang KKN di kantor DPRD. dimulai dengan
menyanyikan lagu kebangsaan, kemuadian mulailah para pemateri dari komisi empat
dan komisi satu memberikan materinya.
Pada umumnya, materi yang disampaikan oleh
para pemegang komisi adalah motivasi. Motivasi untuk rajin, semangat belajar,
jujur dan pantang menyerah. Hampir saja semua mengulas itu, kalau memang
seperti itu, maka tema dan isi diskusi ini tidak sejalan. Tidak diharapkan.
Namun pada pemateri terakhir, memberikan uraian seperti yang kami harapkan.
Yaitu beberapa profil dan struktur tentang pembagian tugas dewan DPRD
kalimantan timur.
Setelah penyampaian materi oleh para
komisator, kesempatan bertanya pun dilaksanakan. Ada begitu banyak tangan dari
mahasiswa yang diangkat untuk diberi kesempatan bertanya. Namun (karena waktu
begitu singka, kata panitia) pertanyaan pun dibatasi. Hanya ada sekitar 12
penanya yang di izinkan bertanya. Sayang nya, pertanyaan pertanyaan yang
diajuakan tidak sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh para komisator.
Setelah selesai sesi tanya jawab, di akhir
acara, dilangsungkanlah foto bersama antara mahasiswa dan para komisator yang
hadir. Ada tiga sesi foto. Yang pertama ada foto bersama antara komisator
dengan kelas A, yang kedua dengan kelas B dan yang ke tiga dengan kelas
Extensi.
Selesainya sesi foto bersama, panitia mengajak
berkeliling ruangan ruanganyang berada di gedung DPRD, ruang Ketua DPRD, wakilnya dan ruang ruang
rapat yang lain. Namun sangat disayangkan pula, karena panitia tidak mampu
meng-guide semua mahasiswa yang ingin tahu lebih mendalam tentang ruangan
ruangan yang dikunjungi. Kenapa ? karena antara jumlah panitia dan peserta tidak seimbang, hanya ada 2 panitia yang
meng-Guide 3 kelas Hubungan Internasonal secara bersamaan. Akhirnya tidak semua
mendapatkan tentang penjelasan mengenai ruangan ruangan yang dikunjungi.
B.
Situasi dan Kondisi ruangan
Situasi dan kondisi ruangan-ruangan di kantor
DPRD Kalimantan Timur cukup mengesankan. Luas dan juga mengimplementasikan
budaya suku Dayak. Mengapa ? karena selain desain interior yang cukup baik,
desain exterior bagian gedung gedung tersusun bagaikan susunan tameng segi enam
memanjang. Ini merupakan tameng meilik suku Dayak.
Ada cerita yang cukup menarik dari pengalaman
berkunjung ke kantor DPRD. Cerita ini dimulai ketika salah seorang mahasiswa
tiba tiba memerlukan toilet untuk buang
air besar. Ia masuk ke toilet sebagaimana yang petugas kantor tunjukan.
Akhirnya ia lari dan menuju toilet tersebut. Ketika sampai, ia terkesan dengan
kondisi kamar mandi dan toilet yang begitu besar. Akhirnya ia masuk, saking
kebeletnya, ia tak sadar ternyata tidak ada air untuk membersihkan kotoranya.
Hanya ada sekitar empat gayung, setelah itu habis. Ia sangat menyesalkan hal
tersebut terjadi bukan hanya di kamar mandi -
kamar mandi kumuh yang berada di pasar pasar tradisional, namun juga
terjadi di kantor pejabat agung, kantor DPRD. Ternyata cerita yang sama juga
terjadi di toilet perempuan. Di lantai 6.
C.
Kesan dan Pesan
Kesan ini akan terwakili oleh cerita berikut.
Cerita ini real. Saya menulis langsung saat kejadian ini terjadi. Sayapun
memiliki foto fotonya. Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi siapa pun
yang membacanya.
Sebelum masuk pada cerita yang akan saya
sampaikan, saya ingin berpesan untuk pembaca. Siapa pun yang membaca ini, maka
ingatkanlah mereka dengan santun dan bijak. Dan ketika anda mengganti mereka,
maka ingatlah cerita ini dan jangan
ulangi. Jangan anda menjadi insan yang dibenci oleh Ar-Rahman, yaitu kaburo
maqtan ‘indallahi an taqulu ma laa taf’alun yang artinya “Amat besar kebencian
di sisi Allah, bahwa kamu mengatakan apa apa yang tidak kamu kerjakan Q.S As
Shaff : 2”. jadi jangan jarkoni ”bisa
ngajar, rabisa ngelakoni. Maksudnya bisa ngajarin tapi tidak bisa
mempraktekan” baiklah jadi Siapa mereka
? simak cerita berikut.
Situasi penyampaian jawaban/tanggapan oleh
fraksi fraksi di rapat paripurna ke -10
Anggota dewan DPRD yang sangat dihormati oleh
rakyatnya yang terpandang begitu gigih dalam mengayomi masyarakat, ternyata
tidak sedikit dari peserta yang hadir dalam rapat ini yang sibuk dengan gadget
nya masing masing saat saat penyampaian jawaban dan tanggapan oleh masing
masing fraksi.. sedih.
Bangku Sisi kanan dan kiri yang dipenuhi oleh
bapak bapak dan ibu ibu dengan seragam hijau, sepatu pantofel ternyata juga sama dengan kondisi di paragraf
atas. Mereka dengan santai duduk di kursi yang empuk dengan hidangan makanan
yang sudah disediakan oleh pelayan, dengan kaki kiri yang di letakan diatas
lutut kaki kanan (jegang) tangan kiri bermain janggut, dan tangan kananya
bermain gadget. Entah apa yang mereka lakukan. Takjauh berbeda dengan ibu ibu
ijo itu. Bedanya hanya ibu ibu ijo itu tudak jegang.
Tiba tiba semuanya terhentak kaget dan
menympan gadget nya masing masing, semua mata tertuju pada sumber suara. Ada
apa gerangan ? ternyata juru bicara dari fraksi PDI menghentakan kata MERDEKA...!
sebelum salam dan menyampaikan jawaban
dan tanggapanya.. hah lucu, kaya mahasiswa yang sibuk dengan gadgetnya disaat
dosen menyampaikan mata kuliah.
Semoga tidak ada yang ngantuk atau tertidur
saat rapat paripurna ini. Bila ini sampai terjadi maka salah satu lagu Saykoji
yang berjudul “Merdekakah Kita” benar. ...mewakilkan rakyatnya sambil
tertidur...
Hampir hampir penulis tak percaya, lagu milik
Saykoji pun menjadi benar, setelah sekitar 30 menit rapat dimulai, tangan
tangan para anggota dewan dan peserta rapat mulai bekerja memangku kepala.
Tidak sedikit yang tertidur saat dilaksanakanya rapat paripurna.
Yang lebih tragis ada diantara anggotra dewan
yang berjas abu abu kerah putih dan dasi yang rapih, kacamata besar rambut yang
disisir rapih namun agak botak, mengeluarkan sebatang roko dari sakunya dan
dengan korek gas warna biru, ia nyalakan batang rokok yang telah diambilnya.
Klepas klepus mulutnya dengan sebatang rokok. Sangat tak nyaman dipandang oleh
mata. Mungkin kalau fotonya beredar bisa rame.
Bebrapa saat kemudian, dua orang pelayan
datang dengan membawa nasi kota untuk makan singa. Dengan segara si pengepul
asap ini menyimpan puntung rokokya di dalam laci mejanya. Namun tetap aj asap
mengepul. Naif banget. Setelah makan siang sudah sampai di tangannya, dengan
segera ia membukan dan melahap isi makan siangya. Terlihat lahap menikmati
makan siangnya membuat saya curiga kalau pengepul asap ini belum sarapan.
Kasihan.
Diikuti oleh ibu ibu dan bapak bapak
berseragam ijo yang duduk di bangku sisi kanan dan sisi kiri ruang rapat.
Mereka bangun dan melepas gadget dari tanganya setelah nasi kotak yang
disajikan oleh dua orang pelayan tadi. Segera setelah masing masing menerima
jatah nasi kotaknya, mereka membuka dan melihat menu apa yang disajikan untuk
makan siang di rapat paripurna ke 10 ini. Terliha ada yang segera melahap jatah
makan siang yang sudah deterimanya, dan ada pula yang menutup dan meletakan
kembali di meja sidangnya.
Wow ternyata si pengepul asap awal tadi
berhasil pemirsa, anggota dewan yang duduk dii sebelah kirinya ternyata ikut
ikutan membakar sepotong rokok yang ia ambil dari sakunya. Kali ini ia lakukan
setelah selesai melahap makan siangnya. Mungkin karena sudah kenyang dan puas
dengan makan siang yang telah disajikan oleh pelayan maka – seperti seorang
tukang parkir atau tukang bangunan yang sedang nongkrong di warung – merasa ada
yang kurang rasanya setelah makan dan kenyang, yang kurang adalah membakar uang
(merokok). Kalau begini, maka berbahagialah engkau wahai tukang bangunan dan
tukang parkir atau kenek bis. Karena engkau memiliki sifat sifat yang sama
dengan para pemakai jas berkerah putih (anggota dewan). Yaitu meroko setelah
makan dan kenyang. Ini juga berarti anda wahaii tukang dan kenek bis memiliki
potensi untuk duduk di kursi rapat paripurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar