Kamis, 02 Juli 2015

Marzuq Fadlulloh - 1302045140 - Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"

Nama : Marzuq Fadlulloh
Nim : 1302045140
Hubungan Internasional Reguler B 2013 




Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"






Laporan hasil diskusi Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman bersama anggota DPRD Kaltim yang bertempat langsung di Gedung DPRD kaltim. Diskusi ini dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2015 sekitar pukul 14.00.  diskusi ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang segala sesuatu dari DPRD. Mulai dari struktur parlemen hingga masing masing ruangan dari gedung DPRD.

Mengapa dilaksanakan di Kaltim ? tentu karena mahasiswa ini berasal dari Universitas Mulawarman yang berada di Kaltim. Namun dengan adanya agenda seperti ini maka mahasiswa akan dapat mengetahui secara garis besar tentang DPRD baik yang berada di Kaltim, maupun yang berada di luar Kaltim. Sehingga pada masanya nanti ketika mahasiswa tersebar ke seluruh indonesia, mereka akan dapat membandingkan antara kondisi DPRD di Kaltim dan di Wilayah lain.

Untuk memudahkan memahami laporan ini, maka saya akan membagi susunan laporan ini akan terbagi menjadi tiga bagian. Yang pertama adalah tentang proses berlangsungnya kegiatan diskusi. Kemuadian yang kedua adalah situasi dan kondisi fisik gedung DPRD Kaltim. Dan yang terkhir adalah pesan dan kesan saya selama kegiatan diskusi tersebut berlangsung.



A.    Proses Kegiatan Diskusi

Kegiatan diskusi dimulai sekitar pukul 14.30. sekitar 30 menit terlamabat dari yang sudah di jadwalkan. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman angkatan 2013 dan segelintir angkatan 2012 yang sedang KKN di kantor DPRD. dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan, kemuadian mulailah para pemateri dari komisi empat dan komisi satu memberikan materinya.

Pada umumnya, materi yang disampaikan oleh para pemegang komisi adalah motivasi. Motivasi untuk rajin, semangat belajar, jujur dan pantang menyerah. Hampir saja semua mengulas itu, kalau memang seperti itu, maka tema dan isi diskusi ini tidak sejalan. Tidak diharapkan. Namun pada pemateri terakhir, memberikan uraian seperti yang kami harapkan. Yaitu beberapa profil dan struktur tentang pembagian tugas dewan DPRD kalimantan timur.

Setelah penyampaian materi oleh para komisator, kesempatan bertanya pun dilaksanakan. Ada begitu banyak tangan dari mahasiswa yang diangkat untuk diberi kesempatan bertanya. Namun (karena waktu begitu singka, kata panitia) pertanyaan pun dibatasi. Hanya ada sekitar 12 penanya yang di izinkan bertanya. Sayang nya, pertanyaan pertanyaan yang diajuakan tidak sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh para komisator.

Setelah selesai sesi tanya jawab, di akhir acara, dilangsungkanlah foto bersama antara mahasiswa dan para komisator yang hadir. Ada tiga sesi foto. Yang pertama ada foto bersama antara komisator dengan kelas A, yang kedua dengan kelas B dan yang ke tiga dengan kelas Extensi.

Selesainya sesi foto bersama, panitia mengajak berkeliling ruangan ruanganyang berada di gedung DPRD,  ruang Ketua DPRD, wakilnya dan ruang ruang rapat yang lain. Namun sangat disayangkan pula, karena panitia tidak mampu meng-guide semua mahasiswa yang ingin tahu lebih mendalam tentang ruangan ruangan yang dikunjungi. Kenapa ? karena antara jumlah panitia dan peserta  tidak seimbang, hanya ada 2 panitia yang meng-Guide 3 kelas Hubungan Internasonal secara bersamaan. Akhirnya tidak semua mendapatkan tentang penjelasan mengenai ruangan ruangan yang dikunjungi.



B.     Situasi dan Kondisi ruangan

Situasi dan kondisi ruangan-ruangan di kantor DPRD Kalimantan Timur cukup mengesankan. Luas dan juga mengimplementasikan budaya suku Dayak. Mengapa ? karena selain desain interior yang cukup baik, desain exterior bagian gedung gedung tersusun bagaikan susunan tameng segi enam memanjang. Ini merupakan tameng meilik suku Dayak.

Ada cerita yang cukup menarik dari pengalaman berkunjung ke kantor DPRD. Cerita ini dimulai ketika salah seorang mahasiswa tiba tiba  memerlukan toilet untuk buang air besar. Ia masuk ke toilet sebagaimana yang petugas kantor tunjukan. Akhirnya ia lari dan menuju toilet tersebut. Ketika sampai, ia terkesan dengan kondisi kamar mandi dan toilet yang begitu besar. Akhirnya ia masuk, saking kebeletnya, ia tak sadar ternyata tidak ada air untuk membersihkan kotoranya. Hanya ada sekitar empat gayung, setelah itu habis. Ia sangat menyesalkan hal tersebut terjadi bukan hanya di kamar mandi -  kamar mandi kumuh yang berada di pasar pasar tradisional, namun juga terjadi di kantor pejabat agung, kantor DPRD. Ternyata cerita yang sama juga terjadi di toilet perempuan. Di lantai 6.



C.    Kesan dan Pesan

Kesan ini akan terwakili oleh cerita berikut. Cerita ini real. Saya menulis langsung saat kejadian ini terjadi. Sayapun memiliki foto fotonya. Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi siapa pun yang membacanya.

Sebelum masuk pada cerita yang akan saya sampaikan, saya ingin berpesan untuk pembaca. Siapa pun yang membaca ini, maka ingatkanlah mereka dengan santun dan bijak. Dan ketika anda mengganti mereka, maka  ingatlah cerita ini dan jangan ulangi. Jangan anda menjadi insan yang dibenci oleh Ar-Rahman, yaitu kaburo maqtan ‘indallahi an taqulu ma laa taf’alun yang artinya “Amat besar kebencian di sisi Allah, bahwa kamu mengatakan apa apa yang tidak kamu kerjakan Q.S As Shaff : 2”.  jadi jangan jarkoni ”bisa ngajar, rabisa ngelakoni. Maksudnya bisa ngajarin tapi tidak bisa mempraktekan”  baiklah jadi Siapa mereka ? simak cerita berikut.

Situasi penyampaian jawaban/tanggapan oleh fraksi fraksi di rapat paripurna ke -10

Anggota dewan DPRD yang sangat dihormati oleh rakyatnya yang terpandang begitu gigih dalam mengayomi masyarakat, ternyata tidak sedikit dari peserta yang hadir dalam rapat ini yang sibuk dengan gadget nya masing masing saat saat penyampaian jawaban dan tanggapan oleh masing masing fraksi.. sedih.

Bangku Sisi kanan dan kiri yang dipenuhi oleh bapak bapak dan ibu ibu dengan seragam hijau, sepatu pantofel  ternyata juga sama dengan kondisi di paragraf atas. Mereka dengan santai duduk di kursi yang empuk dengan hidangan makanan yang sudah disediakan oleh pelayan, dengan kaki kiri yang di letakan diatas lutut kaki kanan (jegang) tangan kiri bermain janggut, dan tangan kananya bermain gadget. Entah apa yang mereka lakukan. Takjauh berbeda dengan ibu ibu ijo itu. Bedanya hanya ibu ibu ijo itu tudak jegang.

Tiba tiba semuanya terhentak kaget dan menympan gadget nya masing masing, semua mata tertuju pada sumber suara. Ada apa gerangan ? ternyata juru bicara dari fraksi PDI menghentakan kata MERDEKA...! sebelum salam dan menyampaikan  jawaban dan tanggapanya.. hah lucu, kaya mahasiswa yang sibuk dengan gadgetnya disaat dosen menyampaikan mata kuliah.

Semoga tidak ada yang ngantuk atau tertidur saat rapat paripurna ini. Bila ini sampai terjadi maka salah satu lagu Saykoji yang berjudul “Merdekakah Kita” benar. ...mewakilkan rakyatnya sambil tertidur...

Hampir hampir penulis tak percaya, lagu milik Saykoji pun menjadi benar, setelah sekitar 30 menit rapat dimulai, tangan tangan para anggota dewan dan peserta rapat mulai bekerja memangku kepala. Tidak sedikit yang tertidur saat dilaksanakanya rapat paripurna.

Yang lebih tragis ada diantara anggotra dewan yang berjas abu abu kerah putih dan dasi yang rapih, kacamata besar rambut yang disisir rapih namun agak botak, mengeluarkan sebatang roko dari sakunya dan dengan korek gas warna biru, ia nyalakan batang rokok yang telah diambilnya. Klepas klepus mulutnya dengan sebatang rokok. Sangat tak nyaman dipandang oleh mata. Mungkin kalau fotonya beredar bisa rame.

Bebrapa saat kemudian, dua orang pelayan datang dengan membawa nasi kota untuk makan singa. Dengan segara si pengepul asap ini menyimpan puntung rokokya di dalam laci mejanya. Namun tetap aj asap mengepul. Naif banget. Setelah makan siang sudah sampai di tangannya, dengan segera ia membukan dan melahap isi makan siangya. Terlihat lahap menikmati makan siangnya membuat saya curiga kalau pengepul asap ini belum sarapan. Kasihan.

Diikuti oleh ibu ibu dan bapak bapak berseragam ijo yang duduk di bangku sisi kanan dan sisi kiri ruang rapat. Mereka bangun dan melepas gadget dari tanganya setelah nasi kotak yang disajikan oleh dua orang pelayan tadi. Segera setelah masing masing menerima jatah nasi kotaknya, mereka membuka dan melihat menu apa yang disajikan untuk makan siang di rapat paripurna ke 10 ini. Terliha ada yang segera melahap jatah makan siang yang sudah deterimanya, dan ada pula yang menutup dan meletakan kembali di meja sidangnya.

Wow ternyata si pengepul asap awal tadi berhasil pemirsa, anggota dewan yang duduk dii sebelah kirinya ternyata ikut ikutan membakar sepotong rokok yang ia ambil dari sakunya. Kali ini ia lakukan setelah selesai melahap makan siangnya. Mungkin karena sudah kenyang dan puas dengan makan siang yang telah disajikan oleh pelayan maka – seperti seorang tukang parkir atau tukang bangunan yang sedang nongkrong di warung – merasa ada yang kurang rasanya setelah makan dan kenyang, yang kurang adalah membakar uang (merokok). Kalau begini, maka berbahagialah engkau wahai tukang bangunan dan tukang parkir atau kenek bis. Karena engkau memiliki sifat sifat yang sama dengan para pemakai jas berkerah putih (anggota dewan). Yaitu meroko setelah makan dan kenyang. Ini juga berarti anda wahaii tukang dan kenek bis memiliki potensi untuk duduk di kursi rapat paripurna. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar