Kamis, 02 Juli 2015

Nama : Rusmah Wardani Nim : 1302045134 - Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat


Nama : Rusmah Wardani
Nim : 1302045134
Hubungan Internasional Reguler B 2013 

 Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"


Berhubung dengan tugas yang telah diberikan pada saat observasi di DPRD dengan TEMA Mengenal Parlemen Lebih Dekat  saya akan menceritakan bagaimana hasil observasi saya.yang dilaksanakan pada tanggal 18 mei 2015 tepatnya jam 14.30-16.00 WITA namun pada pukul 14.00 saya dan mahasiswa/I hubungan internasioanal kelas A, B dan sore sudah berada di tempat tersebut agar tidak telat. 

Dengan menunggu waktu 10-15 menit untuk menunggu pembicara nya datang maka saya mengobrol dengan teman saya sekilas situasi di DPRD yang sebagaimana tempatnya sangat luas dan sangat nyaman. Setelah menunggu beberapa menit datanglah satu per satu pembicaranya dan dimulailah acara yang ditunggu-tunggu tersebut. Adapun pembicaranya yaitu  : 1. Bapak Adam (Fraksi HANURA) 2. Bapak Erza Adityawarman ( DAPIL 4 KUTIM BONTANG) 3. Bapak Hermanto Kelod ( FRAKSI PDIP,DPIL 3 PASER) 4. Bapak Mursidi Muslim (DAPIL KUBAR MAHAKAM ULU,FRAKSI GOLKAR) 5. Ibu Rita Barito (FRAKSI GOLKAR) 6. Bapak Rosyidi  7. Ibu Siti Qomariah (DAPIL 1 SAMARINDA). Dan satu per satu menjelaskan peranannya sampai selesai kemudian dilanjutkan dengan pembicara yang lain begitu selanjutnya sampai pembicara terakhir selesai,setelah itu pembicara mulai menjelaskan bahan-bahan materi yang akan diberikan kepada kita semua dan  kemudian di buka dengan sesi pertanyaan tentang anggaran dan dijawab oleh pembicara jadi anggaran itu untuk beasiswa baik SMP, SMA dan mahasiswa perguruan tinggi itu dianggarkan semua terkecuali anggaran provinsi yang telah dijelaskan sebelumnya dan bisa di aplikasikan untuk membangun pendidikannya yang untuk S1 jadi S2 dan kuliah jadi S3. 

Kemudian ada yang disebut namanya ormas suatau kebijakan yang dimana akan di pertahankan jika itu kuat namun jika tidak kuat maka di abaikan dalam bersosialisasi. Dan masalah dana dalam melakukan dana tersebut terangkum dalam suatu upaya pemerintah membijaki masalah tersebut dan sesuai dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh mahasiswa HI universitas mulawarman “apakah cukup anggaran untuk persen itu untuk daerah” bisa dikatakan bahwa ini lebih termasuk dari kepala daerah yang menangani di dalam daerah tersebut. 

Dibukalah sesi pertanyaan selanjutnya yg dilontarkan oleh Eris mempertanyakan” bagaimana bapak disini menguasi wilayah-wilayah lain yang notabennya lebih maju seperti Balikpapan dan lainnya?” dan kemudian dilanjutkan oleh rian yang mempertanyakan “masalah pembuatan icon taman di wilayah kota samarinda dekat SMP 1 yang lalu apa bisa diserahkan oleh perusahaan yang lain sebelumnya ada perusahaan lain yang meng-handle itu dan sekarang taman kota itu terbengkalai dan menjadi rusak dan kadang macet bagaimana pemerintah membenah  masalah tersebut apa menunggu anggaran lagi atau menunggu perusahaan lain meng-handle alih?” 

Dan pertanyaan kedua “masalah tentang beasiswa kaltim cemerlang 2013 itu tentang kereta api, apakah di samarinda ini akan dibangun rel kereta api sehingga lulusan artisek mampu mebuat kereta api di wilayah Kalimantan timur itu sendiri?” kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan oleh Dores Mastumin yaitu “banyak usaha group di Samarinda seperti alfamidi dan indomaret ini sangat meresahkan kesenjangan  antara pasar modern dan pasar tradisional; pertanyaan saya bagaimana cara pemerintah DPRD mengatasi permasalahan kapitalisme  ekonomi di Samarinda apakah UU pembatasan pembukaan group usaha di samarinda?” 

 
Setelah itu saudara riski amalia bertanya “bahwa banyak nya golput di Kalimantan timur dan waktu say abaca di Koran pada tahun 2014 itu golputnya merosot hampir satu juta lima ratus  penduduk golput dan apakah ini banyaknya masyarakat yg tidak percaya oleh anggota-anggota yang mendaftarkan diri sebagai legislatif atau kurangnya kesadaran masyarakat mengikuti masalah tersebut pak? 

Dan pertanyaan kedua tadi bapak menyampaikan bahwa bapak dprd belum memutuskan  kaltim otonomi khusus  dari bapak awang dan pertanyaan saya sampai kapan otonomi khusus ini  di gantung seperti ini apakah ini menjadi tergantung aspirasi masyarakat atau usulan dari bapak Awang Faruq itu sendiri dan apakah nantinya akan mampu menyongsong masyarakat yang di Kalimantan timur ini pak?” dijawab pertanyaan  salah satu pembicara dari Riski tentang golput” jadi kalau masyarakat golput itu salah satu yang tau identitasnya misalnya dia akan mengasih masyarakat dengan uang lima puluh ribu atau bahkan seratus ribu dan bahkan lebih banyak lagi itu menjadi salah satu golput. Dan apakah transaksi itu berbanding lurus dengan golput atau kah diberi imbalan dengan bahasa kerennya  mengganti ongkos dari rumah ke TPS saya akan memilih orang yang akan mengganti ongkos saya namun jika tidak maka saya tidak akan memilih tidur aja dirumah sehingga jika tidak ada seperti itu maka fia tidak akan ke TPS dan dia akan naik nilai atau angka golputnya tapi disini adalah orangt-orang yang sudah mendapat mandat dengan resikonya dan sudah dipastikan disini tidak berdasarkan uang namun ada pros politik ada operasional bahasa kerennya adalah harus ada misinya lalu kemudian untuk memperkenalkan diri harus ada prosesnya karna yang benar adalah dikenal disukai dan orang yang dikenal belum tentu dipilih namun jauh lebih bagus dikenal orang daripada tidak dikenal orang karena kita dikenal lebih besar jika kita tidak dikenal itu salah satu jawaban mengapa golput lebih tinggi” dan itu salah satu jawaban dari pembicara yang menjawab dari soal pertanyaan yang telah di lontarkan oleh salah satu mahaiswi hubungan internasional. 

Peranan mahasiswa yang penting dalah mengkritisi apa yang salah oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh DPRD misalnya, tidak meratanya pembagian terhadap beasiswa kaltim cemerlang. Mahasiswa lebih baik berkunjung langsung ke gedung DPRD bukan dijalanan, berdemo dan merusak fasilitas. Adapun pertanyaan dari Ari Dwi prasetyo yang menanyakan “anggaran pendidikan di Indonesia sebesar 20%, berapakah dana yang sampai ke Samarinda khususnya UNMUL?  Dan otonomi khusus yang diminta oleh Samarinda kepada pusat, apa yang ditawarkan oleh DPRD Samarinda?” dan jawaban untuk sodara Ari tersebut ialah “periode 2014-2019 UNMUL,telah diberikan dana sebesar 600-700 milyar. Sebenarnya Universitas (pendidikan) bukan tanggung jawab oleh APBD  tetapi APBN sesuai di dalam UU, Namun, DPRD yang membantu dalam bentuk hibah dan sudah dikomunikasikan oleh Gubernur KalTim. Anggaran 20% (sesuai dengan UU) itu juga dibagi kedalam pembangunan infrastruktur, pertanian dan SDM (pendidikan, kesehahtan dan ekonomi). Otonomi khusus masih dibicarakan oleh anggota DPRD  Samarinda namun belum dikeluarkan oleh Gubernur KalTim pada rapat paripurna di DPR RI. Di Paser menuntutadanya perbaikan infrastruktur yang sudah ada, misalnya jalanan dari Banjarmasin ke Samarinda. Dengan OTSUS dapat membantu perbaikan infrastruktur tersebut. Otonomi khusus harus memiliki syarat-syarat tertentu salah satunya adanya ‘kekhususan pada suatu derah ‘ dan infrastruktur yang memadai. 

Setelah sesi Tanya jawab itu selesai maka berakhir jugalah pertemuan kita hari ini banyak manfaat yang bisa kita ambil dari observasi hari ini dan adapun kritikan atau masukan untuk pembicara, masih ada yang menyepelekan hal kecil misalkan yaitu pada saat pembicara yang lain berbicara ataupun menjawab pertanyaan salah satu dari pembicara yang lain itu sendiri sibuk main handphone sendiri hendaknya hal itu dikurangi untuk kebaikan kedepannya. Setelah keluar dari ruangan itu kami berkunjung melihat ruang kerja wakil walikota Samarinda yang dimana tempatnya sangat megah, rapi dan nyaman. Ruangan nya tertata rapi dan bersih tidak ada satupun sampah yang berserakan dan adapun kami berkunjung sekaligus meminta foto bersama kepada bapak wakil walikota Samarinda yang pada hari itu ada di dalam ruangan tersebut dan kemudian kita berkunjung melihat ruang kerja yang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar