Nama : Noor Auvia Amini
NIM : 1302045094
Hubungan Internasional Reguler B 2013 Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"
Dari hasil kunjungan ke DPRD pada
hari Jum’at tanggal 15 Mei 2015 selama kurang lebih 3 jam, kami diberikan
pemahaman dari anggota DPRD Komisi 1 dan 4 di tentang pendidikan, program kerja
serta beberapa motivasi.Selama kurang lebih 3 jam tersbut, kami diberi
penjelasan oleh masing-masing komisi DPRD, diantaranya.
KOMISI
4
1.
Rita Artaty Barito, SH dari Fraksi Golkar,Sekretaris Komisi 4 bidang Pendidikan
Menurut Undang-undang No. 27 tahun 2009 dan PP 16
mengenai susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD,daerah yang jumlah
penduduknya di atas 3 juta jiwa,maka jumlah anggota komisi DPRDnya harus 55
orang.
Jumlah
anggota DPRD Kalimantan Timur per Dapil :
Dapil
1 : Samarinda sejumlah 14 orang (3 orang dari Kaltara)
Dapil
2 : Balikpapan sejumlah 7 orang
Dapil
3 : PPU dan Paser sejumlah 6 orang (1 orang dari Kaltara)
Dapil
4 : Kutai Kartanegara dan Mahakam Hulu sejumlah 14 orang
Dapil
5 : Bontang, Kutai Timur, dan Berau sejumlah 14 orang
2.
Ahmad Rosyidi, Em.S, S.Pd.I
Tingkatkan level keimanan dalam islam yaitu :
a)
Orang yang mempunyai kemauan untuk mengubah negeri ini dengan
kemampuannya
b)
Cukup dengan memberikan nasehat
c)
Cukup dengan berdo’a
Kutipan Bung Karno : “ Berilah kami 10 orang
tua,niscaya akan kami cabut akar Gunung Semeru,berilah kami 1000 pemuda,niscaya
akan kami guncang dunia”.
3.
H. Mursidi Muslim
Perbedaan mahasiswa zaman dulu dengan mahasiswa zaman
sekarang
Mahasiswa
zaman dulu :
Mahasiswa adalah aktifis,memiliki perhatian yang besar terhadap keadaan lingkungan tetapi memiliki kepedulian yang lebih besar kepada dirinya sendiri,nilai rata-rata IPK 3, keatas.
Mahasiswa adalah aktifis,memiliki perhatian yang besar terhadap keadaan lingkungan tetapi memiliki kepedulian yang lebih besar kepada dirinya sendiri,nilai rata-rata IPK 3, keatas.
Mahasiswa
zaman sekarang :
1.
Intelektualis
2.
Pandai berbicara
3.
Tetapi religious mulai hilang
4.
Banyak yang peduli terhadap lingkungan,menjadi aktifis bahkan anarkis,tetapi
nilai IPK 2,kurang peduli terhadap dirinya sendiri.
Beberapa mahasiswa diberikan
kesempatan untuk bertanya, ada yang bertanya tentang kinerja anggota DPRD
secara umum, ada juga yang menanyakan tentang isu-isu tertentu.
Salah satunya adalah bagaimana proses pembuatan kebijakan dan penyaluran serta pengawasan jalannya kebijakan tsb diterapkan di Kalimantan Timur ini, seperti yang sudah kami dapatkan dari mata kuliah Teori Perbandingan Politik, proses pembuatan kebijakan, penampungan aspirasi dan penyaringannya, penyaluran dan pengawasan kebijakan di Kalimantan Timur ini kurang lebih sama seperti teori struktural fungsional dari Gabriel Almond.
Setiap aspirasi, dukungan dan tuntutan dari masyarakat ditampung dan disaring, lalu dibawa dirapat sidang paripurna dan disampaikan kepada komisi yang bersangkutan dengan isu tersebut lalu akan diproses.
Salah satunya adalah bagaimana proses pembuatan kebijakan dan penyaluran serta pengawasan jalannya kebijakan tsb diterapkan di Kalimantan Timur ini, seperti yang sudah kami dapatkan dari mata kuliah Teori Perbandingan Politik, proses pembuatan kebijakan, penampungan aspirasi dan penyaringannya, penyaluran dan pengawasan kebijakan di Kalimantan Timur ini kurang lebih sama seperti teori struktural fungsional dari Gabriel Almond.
Setiap aspirasi, dukungan dan tuntutan dari masyarakat ditampung dan disaring, lalu dibawa dirapat sidang paripurna dan disampaikan kepada komisi yang bersangkutan dengan isu tersebut lalu akan diproses.
Selain dialog dengan para anggota
DPRD, kami juga diberikan kesempatan untuk keliling gedung DPRD yaitu melihat
ruangan-ruangan dalam kantor DPRD,seperti ruang rapat paripurna, ruang ketua dan wakil ketua DPRD, serta bagian-bagian yang
lainnya.
Sehingga dari hasil kunjungan dan
penjelasan yang disampaikan oleh masing-masing Komisi DPRD tersebut dapat saya ambil
kesimpulan bahwa kinerja anggota DPRD secara teori sudah bagus meskipun dalam
pelaksanaannya banyak kendala dan kekurangan yang terjadi sehingga menghambat
program kerja yang direncanakan, dan kebanyakan kendala tersebut adalah anggaran.
Kritik dan saran
Menurut saya permasalahan
mendasarnya adalah kinerja birokrasi yang belum maksimal, dan terlalu
berbelit-belit serta kurang kerjasama dari masing-masing bidang. memang hal tersebut
tidak hanya terjadi di Kalimantan Timur khususnya tetapi di Indonesia pada
umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar