Kamis, 02 Juli 2015

Noor Auvia Amini - 1302045094 - Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"


Nama               : Noor Auvia Amini
NIM                : 1302045094
Hubungan Internasional Reguler B 2013 

 

  Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"


Dari hasil kunjungan ke DPRD pada hari Jum’at tanggal 15 Mei 2015 selama kurang lebih 3 jam, kami diberikan pemahaman dari anggota DPRD Komisi 1 dan 4 di tentang pendidikan, program kerja serta beberapa motivasi.Selama kurang lebih 3 jam tersbut, kami diberi penjelasan oleh masing-masing komisi DPRD,  diantaranya.


KOMISI 4 
1. Rita Artaty Barito, SH dari Fraksi Golkar,Sekretaris Komisi 4 bidang Pendidikan
Menurut Undang-undang No. 27 tahun 2009 dan PP 16 mengenai susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD,daerah yang jumlah penduduknya di atas 3 juta jiwa,maka jumlah anggota komisi DPRDnya harus 55 orang.
Jumlah anggota DPRD Kalimantan Timur per Dapil :
Dapil 1 : Samarinda sejumlah 14 orang (3 orang dari Kaltara)
Dapil 2 : Balikpapan sejumlah 7 orang
Dapil 3 : PPU dan Paser sejumlah 6 orang (1 orang dari Kaltara)
Dapil 4 : Kutai Kartanegara dan Mahakam Hulu sejumlah 14 orang
Dapil 5 : Bontang, Kutai Timur, dan Berau sejumlah 14 orang


2. Ahmad Rosyidi, Em.S, S.Pd.I
Tingkatkan level keimanan dalam islam yaitu :
a)      Orang yang mempunyai kemauan untuk mengubah negeri ini dengan kemampuannya
b)      Cukup dengan memberikan nasehat
c)      Cukup dengan berdo’a
 Kutipan Bung Karno : “ Berilah kami 10 orang tua,niscaya akan kami cabut akar Gunung Semeru,berilah kami 1000 pemuda,niscaya akan kami guncang dunia”.


3.      H. Mursidi Muslim
Perbedaan mahasiswa zaman dulu dengan mahasiswa zaman sekarang
Mahasiswa zaman dulu :
 Mahasiswa adalah aktifis,memiliki perhatian yang besar terhadap keadaan lingkungan tetapi memiliki kepedulian yang lebih besar kepada dirinya sendiri,nilai rata-rata IPK 3, keatas.
Mahasiswa zaman sekarang :
1. Intelektualis
2. Pandai berbicara
3. Tetapi religious mulai hilang
4. Banyak yang peduli terhadap lingkungan,menjadi aktifis bahkan anarkis,tetapi nilai IPK 2,kurang peduli terhadap dirinya sendiri.

Beberapa mahasiswa diberikan kesempatan untuk bertanya, ada yang bertanya tentang kinerja anggota DPRD secara umum, ada juga yang menanyakan tentang isu-isu tertentu.

Salah satunya adalah bagaimana proses pembuatan kebijakan dan penyaluran serta pengawasan jalannya kebijakan tsb diterapkan di Kalimantan Timur ini, seperti yang sudah kami dapatkan dari mata kuliah Teori Perbandingan Politik, proses pembuatan kebijakan, penampungan aspirasi dan penyaringannya, penyaluran dan pengawasan kebijakan di Kalimantan Timur ini kurang lebih sama seperti teori struktural fungsional dari Gabriel Almond.

Setiap aspirasi, dukungan dan tuntutan dari masyarakat ditampung dan disaring, lalu dibawa dirapat sidang paripurna dan disampaikan kepada komisi yang bersangkutan dengan isu tersebut lalu akan diproses.

Selain dialog dengan para anggota DPRD, kami juga diberikan kesempatan untuk keliling gedung DPRD yaitu melihat ruangan-ruangan dalam kantor DPRD,seperti ruang rapat paripurna, ruang ketua dan wakil ketua DPRD, serta bagian-bagian yang lainnya.
Sehingga dari hasil kunjungan dan penjelasan yang disampaikan oleh masing-masing Komisi DPRD tersebut dapat saya ambil kesimpulan bahwa kinerja anggota DPRD secara teori sudah bagus meskipun dalam pelaksanaannya banyak kendala dan kekurangan yang terjadi sehingga menghambat program kerja yang direncanakan, dan kebanyakan kendala tersebut adalah anggaran.


Kritik dan saran
Menurut saya permasalahan mendasarnya adalah kinerja birokrasi yang belum maksimal, dan terlalu berbelit-belit serta kurang kerjasama dari masing-masing bidang. memang hal tersebut tidak hanya terjadi di Kalimantan Timur khususnya tetapi di Indonesia pada umumnya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar