Kamis, 02 Juli 2015

Nurlaila - 1302045103 - Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"


Nama : Nurlaila                            
Nim    : 1302045103 
Hubungan Internasional Reguler B 2013 

  Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"

                 
Setelah di tunda dua kali akhirnya pada hari Senin, 18 Mei 2015 pukul 14.00 menjadi suatu waktu yang sungguh amat saya dan kawan-kawan nantikan untuk hadir melihat lebih dalam mengenai peranan anggota dewan yang sangat tertutup dan tidak banyak orang yang mempunyai kesempatan untuk berkunjung ke dalam kantor DPRD, sungguh merupakan hal terindah karena kami mempunyai kesempatan ini.  

Tepat pukul 14.00 kami sudah memenuhi kursi yang ada, namun karena adanya rapat Parnipurna maka acara kami terbilang mundur, sehingga di mulai pukul 14.30 dengan datangnya empat pembicara lagsung yang merupakan anggota koimisi empat. Namun tidak lama kemudian pembicaranya bertambah menjadi tujuh orang, tentunya sungguh sangat menarik.
 
Di Pertemuan pertama, para anggota dewan memperkenalkan dirinya satu persatu dan memberi sepatah dua kata untuk kami. (1)Mereka menjelaskan bagaimana sistem kerja para anggota dewan, (2)memberi pemahaman pembagian komisi yang ada, (3)menjelaskan bagaimana cara kita untuk menyampaikan aspirasi masyarakat yang benar, (4)memberikan arahan untuk kita mahasiswa saat berada di bangku perkuliahan sebelum akhirnya kita akan menggantikan posisi mereka nantinya, (5)serta meluruskan isu yang belum jelas agar di ketahui oleh mahasiswa. Berikut pemaparannya sesuai yang saya catat dan pahami.

Para anggota dewan saat jam kerja tidak di tentukan jam kerjanya seperti pegawai-pegawai umumnya, sistem kerja mereka seperti pomadan kebakaran menurut saya. S aya katakan seperti itu karena sistem kerja mereka hampir sama, pomadam akan berkerja saat ada panggilan darurat kebakaran sedangkan anggota dewan berkerja saat ada panggilan dari rakyat yang meminta keputusan, seperti itu. Mereka terbilang harus siap siaga, terbang secepat mungkin untuk menyelesaikan masalah. Kemudian, tata cara berpakaian tentunya harus rapi dan sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan.

Anggota DPR di pimpin oleh partai Golkar yang mempunyai suara terbanyak, kemudian di dalamnya terdapat pembagian 4 komisi yakni : Komisi 1 yang berperan dalam bidang Hukum Pemerintahan dan HAM,  Komisi 2 yang berperan dalam bidang Ekonomi dan Keuangan, Komisi 3 yang berperan dalam menangani bidang Pembangunan, dan Komisi 4 yang berperan dalam menangani bidang Kesejahteraan Rakyat. Dan yang berhadapan dengan kami merupakan anggota dewan dari komisi 4 yang berhubungan dengan status kami Mahasiswa yaitu program pendidikan.

Anggota dewan memohon kerjasama kita semua sebagai warga Samarinda dalam membangun KalTim yang damai dan tertib sehingga apabila ada suatu masalah yang tidak sesuai, harusnya di bicarakan dengan baik-baik   kepada anggota dewan yang bersangkutan dalam bidang permasalahannya. Cara terbaik ialah seperti yang kita lakukan saat menemui mereka, tidak harus dengan cara demonstrasi yang akan merugikan diri sendiri tentunya. Dan pastinya kalian yang akan mengeluarkan keluh kesah dengan anggota dewan akan di layani dengan istimewa tanpa harus membayar dan di bayar. Walupun demonstrasi membuat banyak perhatian orang-orang untuk melihat namun yang terjadi sesungguhnya tidak di pahami sepenuhnya oleh masyarakat maupun pemerintah. Oleh sebab itu, sungguh sangat di perlukan jika masalah itu di bicarakan  baik-baik agar kita bisa mendapatkan jalan keluar bersama tanpa harus merusak fasilitas yang sudah ada dan tidak melakukan tindakan kekerasan.
Demi mewujudkan generasi Indonesia yang lebih baik maka sebagai orang tua sementara dan merupakan pemimpin yang  mewakili suara rakyat, mereka memberi kritik dan saran untuk kita agar menjadi pribadi  yang lebih baik. Sedikit terjadi perbedaan pendapat saat  salah seorang anggota dewan yang mengatakan bahwa kalian harus mengejar IPK di atas 3 agar bisa menghasilkan mahasiswa yang terpelajar yang memberikan banyak perubahan dan bisa berinovasi untuk Indonesia Hebat tentunya. Namun, salah seorang anggota dewan yang lain mengatakan dan menyetujui bahwa tidak perlu IPK di atas 3. Dan mengatakan kepada mahasiswa di dalam ruangan agar jangan meremehkan teman-teman kita yang mempunyai IPK di bawah 3, karena sebenarnya bukan mereka tidak mampu, hanya saja ada hal lain yang bisa mereka lakukan tetapi tidak bisa di lakukan oleh mereka yang mempunyai IPK diatas 3. Sehingga suatu saat, bisa saja Mahasiswa yang mempunyai IPK di bawah 3 membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya untuk mereka yang mempunyai IPK diatas 3. Tentunya hal ini menjadi pelajaran untuk saya agar saling menghormati sesama teman dan saling tolong menolong sesama.
Dan dalam meluruskan pertanyaan dari teman-teman, mereka menjelaskan 2 masalah yang sedang hangat di perbincangkan. Bahwasanya mengenai masalah Otonomi Khusus (Otsus), Gubernur KalTim pun sudah mengetahui bahwa hal ini sangat susah untuk di capai namun tetap saja organisasi-organisasi yang ada di KalTim meminta kepada anggota dewan agar bisa menyampaikan dan menyelesaikan kasus ini. Namun dari pihak anggota dewan tidak melanjutkan kemauan rakyat dikarenakan hal ini sangatlah berat untuk di ajukan ke pusat.  Selanjutnya masalah taman yang memotong jalan Bayangkara merupakan proyek yang sangat memprihatikan dikarenakan hal ini merupakan proyek kerja akhir dari masa jabatan Walikota Samarinda, yang tidak memikirkan dampak dari di hancurkannya bangunan bersejarah yakni SMA 1 dan SMP 1. Kemudian  rusaknya jalanan menjadi salah satu penyebab terjadinya kemacetan dan menjadi tempat bersinggahnya air. Hal ini telah di coba anggota dewan untuk  dibicarakan kepada bapak Walikota Samarinda, namun bapak Walikota tidak menyelesaikannya sehingga membuat Ibu anggota dewan menjadi geram melihat tingkah Walikota tersebut.  Dan ibu tersebut mengatakan “karena ada pemilihan walikota baru muncul wajahnya, kemana saja kemarin-kemarin, bagaimana kelanjutan prokernya?”. Kemudian disimpulkan bahwa ini merupakan proyek kerja akhir  Walikota kita yang gagal. 
  
Salah seorang anggota dewan di komisi empat yaitu anggota dewan termuda yang merupakan anak dari bapak Bupati Bontang yang berbahgia sekali dengan keputusan yang telah di ambil orang tuanya. Karena banyak perusahaan multinasional ingin masuk di dalamnya, namun karena kepedulian ayahnya terhadap pasar tradisional dan tentunya kepada rakyat Bontang pula agar tetap bisa berkreasi untuk daerah mereka sendiri tanpa harus di campur tangani pihak luar. Hanya cukup ada satu saja, yakni terletak di pertigaan arah Sanggata-Bontang. Seprti inilah yang kita sempat pelajari di mata kuliah TPP, mengenai equlibrium. 
Setelah berakhir diskusi tersebut, kami di ajak untuk berkeliling melihat ruangan kepala anggota dewan dan sekitarnya, tidak lupa kami selalu medokumentasikan kegiatan yang kami lakukan.

   

 Kritik dan Saran

Hal yang sangat mengecewakan saat di lantai dasar menunggu lift untuk naik, saya melihat bapak-bapak yang mungkin adalah stap di kantor DPRD  sedang asik merokok di lantai dasar, pergi kesana kemari membawa batang rokok yang di bakar. Mengapa tidak di beri larangan untuk merokok? Kalau pun di perbolehkan untuk merokok, ada baiknya jika di tentukan tempat daerah khusus  untuk merokok. 
Gedung yang sangat cantik dan mewah ini penuh dengan fasilitas yang mungkin terbilang lengkap. Namun sungguh amat di sayangkan karena tidak adanya kesadaran individu untuk menjaga dan merawat fasilitas yang ada, terlihat pada kondisi toilet. Tidak bisa jika kita hanya mengharapkan tenaga tukang bersih-bersih jika individunya tidak saling mengingatkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar