Nama : Nurlaila
Setelah di tunda dua kali akhirnya pada hari
Senin, 18 Mei 2015 pukul 14.00 menjadi suatu waktu yang sungguh amat saya dan
kawan-kawan nantikan untuk hadir melihat lebih dalam mengenai peranan anggota
dewan yang sangat tertutup dan tidak banyak orang yang mempunyai kesempatan
untuk berkunjung ke dalam kantor DPRD, sungguh merupakan hal terindah karena
kami mempunyai kesempatan ini.
Tepat pukul 14.00 kami sudah memenuhi kursi
yang ada, namun karena adanya rapat Parnipurna maka acara kami terbilang
mundur, sehingga di mulai pukul 14.30 dengan datangnya empat pembicara lagsung
yang merupakan anggota koimisi empat. Namun tidak lama kemudian pembicaranya
bertambah menjadi tujuh orang, tentunya sungguh sangat menarik.
Di Pertemuan pertama, para anggota dewan
memperkenalkan dirinya satu persatu dan memberi sepatah dua kata untuk kami.
(1)Mereka menjelaskan bagaimana sistem kerja para anggota dewan, (2)memberi
pemahaman pembagian komisi yang ada, (3)menjelaskan bagaimana cara kita untuk
menyampaikan aspirasi masyarakat yang benar, (4)memberikan arahan untuk kita
mahasiswa saat berada di bangku perkuliahan sebelum akhirnya kita akan
menggantikan posisi mereka nantinya, (5)serta meluruskan isu yang belum jelas
agar di ketahui oleh mahasiswa. Berikut pemaparannya sesuai yang saya catat dan
pahami.
Para anggota dewan saat jam kerja tidak di tentukan jam kerjanya seperti pegawai-pegawai umumnya, sistem kerja mereka seperti pomadan kebakaran menurut saya. S aya katakan seperti itu karena sistem kerja mereka hampir sama, pomadam akan berkerja saat ada panggilan darurat kebakaran sedangkan anggota dewan berkerja saat ada panggilan dari rakyat yang meminta keputusan, seperti itu. Mereka terbilang harus siap siaga, terbang secepat mungkin untuk menyelesaikan masalah. Kemudian, tata cara berpakaian tentunya harus rapi dan sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan.
Para anggota dewan saat jam kerja tidak di tentukan jam kerjanya seperti pegawai-pegawai umumnya, sistem kerja mereka seperti pomadan kebakaran menurut saya. S aya katakan seperti itu karena sistem kerja mereka hampir sama, pomadam akan berkerja saat ada panggilan darurat kebakaran sedangkan anggota dewan berkerja saat ada panggilan dari rakyat yang meminta keputusan, seperti itu. Mereka terbilang harus siap siaga, terbang secepat mungkin untuk menyelesaikan masalah. Kemudian, tata cara berpakaian tentunya harus rapi dan sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan.
Anggota DPR di pimpin oleh partai Golkar yang mempunyai suara terbanyak, kemudian di dalamnya terdapat pembagian 4 komisi yakni : Komisi 1 yang berperan dalam bidang Hukum Pemerintahan dan HAM, Komisi 2 yang berperan dalam bidang Ekonomi dan Keuangan, Komisi 3 yang berperan dalam menangani bidang Pembangunan, dan Komisi 4 yang berperan dalam menangani bidang Kesejahteraan Rakyat. Dan yang berhadapan dengan kami merupakan anggota dewan dari komisi 4 yang berhubungan dengan status kami Mahasiswa yaitu program pendidikan.
Anggota dewan memohon kerjasama kita semua sebagai warga Samarinda dalam membangun KalTim yang damai dan tertib sehingga apabila ada suatu masalah yang tidak sesuai, harusnya di bicarakan dengan baik-baik kepada anggota dewan yang bersangkutan dalam bidang permasalahannya. Cara terbaik ialah seperti yang kita lakukan saat menemui mereka, tidak harus dengan cara demonstrasi yang akan merugikan diri sendiri tentunya. Dan pastinya kalian yang akan mengeluarkan keluh kesah dengan anggota dewan akan di layani dengan istimewa tanpa harus membayar dan di bayar. Walupun demonstrasi membuat banyak perhatian orang-orang untuk melihat namun yang terjadi sesungguhnya tidak di pahami sepenuhnya oleh masyarakat maupun pemerintah. Oleh sebab itu, sungguh sangat di perlukan jika masalah itu di bicarakan baik-baik agar kita bisa mendapatkan jalan keluar bersama tanpa harus merusak fasilitas yang sudah ada dan tidak melakukan tindakan kekerasan.
Demi mewujudkan generasi Indonesia yang lebih baik maka sebagai orang
tua sementara dan merupakan pemimpin yang
mewakili suara rakyat, mereka memberi kritik dan saran untuk kita agar
menjadi pribadi yang lebih baik. Sedikit
terjadi perbedaan pendapat saat salah
seorang anggota dewan yang mengatakan bahwa kalian harus mengejar IPK di atas 3
agar bisa menghasilkan mahasiswa yang terpelajar yang memberikan banyak
perubahan dan bisa berinovasi untuk Indonesia Hebat tentunya. Namun, salah
seorang anggota dewan yang lain mengatakan dan menyetujui bahwa tidak perlu IPK
di atas 3. Dan mengatakan kepada mahasiswa di dalam ruangan agar jangan meremehkan
teman-teman kita yang mempunyai IPK di bawah 3, karena sebenarnya bukan mereka
tidak mampu, hanya saja ada hal lain yang bisa mereka lakukan tetapi tidak bisa
di lakukan oleh mereka yang mempunyai IPK diatas 3. Sehingga suatu saat, bisa
saja Mahasiswa yang mempunyai IPK di bawah 3 membuka lapangan pekerjaan
sebesar-besarnya untuk mereka yang mempunyai IPK diatas 3. Tentunya hal ini
menjadi pelajaran untuk saya agar saling menghormati sesama teman dan saling
tolong menolong sesama.
Dan dalam meluruskan pertanyaan dari teman-teman, mereka menjelaskan 2
masalah yang sedang hangat di perbincangkan. Bahwasanya mengenai masalah
Otonomi Khusus (Otsus), Gubernur KalTim pun sudah mengetahui bahwa hal ini
sangat susah untuk di capai namun tetap saja organisasi-organisasi yang ada di
KalTim meminta kepada anggota dewan agar bisa menyampaikan dan menyelesaikan
kasus ini. Namun dari pihak anggota dewan tidak melanjutkan kemauan rakyat
dikarenakan hal ini sangatlah berat untuk di ajukan ke pusat. Selanjutnya masalah taman yang memotong jalan
Bayangkara merupakan proyek yang sangat memprihatikan dikarenakan hal ini
merupakan proyek kerja akhir dari masa jabatan Walikota Samarinda, yang tidak
memikirkan dampak dari di hancurkannya bangunan bersejarah yakni SMA 1 dan SMP
1. Kemudian rusaknya jalanan menjadi
salah satu penyebab terjadinya kemacetan dan menjadi tempat bersinggahnya air.
Hal ini telah di coba anggota dewan untuk
dibicarakan kepada bapak Walikota Samarinda, namun bapak Walikota tidak
menyelesaikannya sehingga membuat Ibu anggota dewan menjadi geram melihat
tingkah Walikota tersebut. Dan ibu
tersebut mengatakan “karena ada pemilihan walikota baru muncul wajahnya, kemana
saja kemarin-kemarin, bagaimana kelanjutan prokernya?”. Kemudian disimpulkan
bahwa ini merupakan proyek kerja akhir
Walikota kita yang gagal.
Salah seorang anggota dewan di komisi empat yaitu anggota dewan termuda
yang merupakan anak dari bapak Bupati Bontang yang berbahgia sekali dengan
keputusan yang telah di ambil orang tuanya. Karena banyak perusahaan
multinasional ingin masuk di dalamnya, namun karena kepedulian ayahnya terhadap
pasar tradisional dan tentunya kepada rakyat Bontang pula agar tetap bisa
berkreasi untuk daerah mereka sendiri tanpa harus di campur tangani pihak luar.
Hanya cukup ada satu saja, yakni terletak di pertigaan arah Sanggata-Bontang.
Seprti inilah yang kita sempat pelajari di mata kuliah TPP, mengenai
equlibrium.
Setelah berakhir diskusi tersebut, kami di ajak untuk berkeliling
melihat ruangan kepala anggota dewan dan sekitarnya, tidak lupa kami selalu
medokumentasikan kegiatan yang kami lakukan.
Kritik dan Saran
Hal yang sangat mengecewakan saat di lantai
dasar menunggu lift untuk naik, saya melihat bapak-bapak yang mungkin adalah
stap di kantor DPRD sedang asik merokok
di lantai dasar, pergi kesana kemari membawa batang rokok yang di bakar.
Mengapa tidak di beri larangan untuk merokok? Kalau pun di perbolehkan untuk
merokok, ada baiknya jika di tentukan tempat daerah khusus untuk merokok.
Gedung yang sangat cantik dan mewah ini penuh
dengan fasilitas yang mungkin terbilang lengkap. Namun sungguh amat di
sayangkan karena tidak adanya kesadaran individu untuk menjaga dan merawat
fasilitas yang ada, terlihat pada kondisi toilet. Tidak bisa jika kita hanya
mengharapkan tenaga tukang bersih-bersih jika individunya tidak saling
mengingatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar