Kamis, 02 Juli 2015

Orinda Aprillia - 1302045127 - Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"


Nama : Orinda Aprillia
Nim : 1302045127
Hubungan Internasional Reguler B 2013 


  Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"

 

Pembukaan pertama dibuka oleh Sekretaris Komisi IV yaitu salam pembuka dari Ibu Rita Barito yang berasal dari Fraksi Golkar , selanjutnya salam dari Bpk.Adam yang berasal dari fraksi Hanura dan sambutan dari anggota dprd yang lainnya yang berasal dari Komisi IV Samarinda yaitu menangani mengenai masalah pendidikan di samarinda. Diskusi tersebut dihadiri oleh 6 anggota DRPD yang merupakan perwakilan dari Komisi IV dan Komisi I.

Dengan tema “Tugas & Fungsi anggota DPRD Samarinda”
Sambutan pertama dibuka oleh Bpk.Musidi yang berasal dari daerah pemilihan Kutai Kartanegara dan berasal dari Fraksi Golkar,satu kutipan beliau yang baik adalah “Orang Terpelajar adalah Lokomotif Perubahan”
Yang ke2 dari Bpk yang berasal dari daerah pemilihan Paser beliau menyampaikan mengenai beliau lebih menekankan kepada persiapan untuk kerja di Luar Negeri dan Persiapan menghadap MEA. Selanjutnya kutipan yang baik dari Ibu Rita Barito yaitu lakukan perubahan untuk Negaramu dan Kehidupanmu dan jangan terpengaruh oleh dampak Globalisasi.
Penyampain berikutnya oleh Aktivis Dakwah di DPRD , beliau mengatakan pada saat ini opini masyarakat adalah “Politik itu Kotor” namun pada kenyataannya politik itu tidak kotor yang kotor itu adalah tergantung dari operator yang menjalankannya yaitu individu didalam politik itu sendiri .

Setelah mendapat ilmu yang saya dapat dari Ibu Unis yaitu Individu yang kotor dapat menyebabkan sistem yang bersih itu sendiri menjadi kotor begitu juga sebaliknya apabila sistem itu kotor individu yang didalamnya pun apabila tidak memiliki keteguhan dan prinsip yang kuat akan menjadi individual yang kotor , menurut saya wajar sekarang apabila opini masyarakat mengatakan bahwa politik itu kotor karena dengan melihat banyaknya fakta korupsi,penyalahgunaan dana maka secara otomatis masyarakat berpikir politik itu kotor dan ini yang menjadi saling keterkaitan dan ketergantungan dalam suatu sistem politik itu sendiri . dan ini merujuk pada pendekatan Tradisional dan Behavioralisme yaitu mengenai Sistem Politik dan mengamati perilaku individual yang menjalankan sebuah sistem itu sendiri .

Beliau menceritakan sedikit mengenai perjalanannya menjadi anggota DPRD.Pada saat mencalonkan menjadi anggota DPRD beliau tidak yakin akan menang dalam pemilihan karena beliau mengatakan beliau hanya memiliki dan memasang 1 poster saja sedangkan anggota yang lain seluruh jalan dipenuhi oleh poster anggota lainnya. Namun beliau terus berdoa dan akhirnya allah lah yang telah memberikan nya SK secara langsung dari allah atas kehendak allah beliau terpilih menjadi anggota DPRD Samarinda.Pengalaman yang sangat menginspiratif hanya dengan berdoa dan berusaha apapun bisa terjadi meskipun kami tidak tau fakta yang sesungguhnya .

Kemudian sambutan oleh anggota DPRD yang termuda , ada  yang saya dapatkan dari beliau adalah “ Apapun Prosesnya target saya harus terpenuhi dengan cara-cara yang terbaik” dan beliau bercerita bahwa beliau itu merupakan anak dari Bpk.Walikota (B) beliau mengatakan bahwa beliau merupakan salah satu mahasiswa yang cukup tidak pintar , beliau pindah universitas sebanyak 4x di salah satunya di Universitas daerah Jawa, namun pada saat diberikan kepercayaan oleh orang tuanya untuk maju menjadi anggota DPRD akhirnya beliau memutuskan untuk menjadi anggota dewan meskipun pada saat beliau bercerita , ia mengatakan bahwa meskipun ayahnya seorang Walikota namun ayahnya tidak mau ikut campur mengenai pemilihan untuk menjadi anggota DPRD . 
menurut saya ini yang menjadi sesuatu yang kurang tepat meskipun saya tidak tahu secara langsung kehidupan beliau tetapi dengan mendengar cerita beliau itu merupakan sesuatu yang tidak mungkin , beliau pindah Universitas sebanyak 4x, dan beberapa diantara universitas itu beliau berkuliah di daerah Jawa bukan didaerah asli tempat asal daerahnya , dan pada saat ini beliau berusia sekitas 24-26 thn , dan pada saat menyelesaikan tugasnya di salah satu Univ beliau mencalonkan menjadi anggota DPRD dan beliau terpilih menjadi anggota dewan , menurut saya tidak mungkin kalau beliau terpilih tanpa menjual nama ayahnya atau dipengaruhi oleh kekuasaan yang dimiliki oleh ayahnya sebagai Walikota . dan melihat latar belakang beliau kuliah diluar daerahnya , pindah-pindah Universitas dan menurut saya aneh apabila pertama kali mencalonkan menjadi anggota DPRD dan langsung terpilih menjadi anggota dewan. 

Dan yang terkahir sambutan oleh Ibu Qomariyah yang berasal dari daerah pemilihan samarinda dan salah satu wakil dari Komisi I beliau lebih menyampaikan mengenai lebih menekankan kepada anggaran pendapatan KalTim dan mengenai masalah pemerintahan-pemerintahan umum,anggaran dan pendapatan Kalimantan Timur.1/3 atau 25% anggaran pusat atau APBN berasal dari Kalimantan Timur. Dan apreasiasi Ibu Qomariyah terhadap Mahasiswa HI.
Setelah sambutan dari masing-masing anggota DPRD selanjutnya adalah sesi tanya jawab. Dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa HI saya mendapatkan yang menurut saya cukup penting yaitu : 

1.Ketika suatu kebijakan telah dikeluarkan apakah membutuhkan sosialisasi poltik  untuk masyarakat dan apakah telah dilaksanakan disamarinda dan seperti apa ?

Jawab : Setiap 3 atau 4 bulan sekali kami terjun kelapangan untuk menyerap aspirasi masyarakat. Dan selanjutnya kebijakan akan disosalisasikan ke masyarakat, fungsi DPR ada 3 membuat PERDA dengan pemerintah daerah,budgeting,dan yang terakhir kontrol.
 
Tetapi menurut saya meskipun para anggota dewan terjun langsung kelapangan namun faktanya masih banyak aspirasi masyarakat yang hanya ditampung saja dan kurangnya sosialisasi politik yang dilakukan oleh para anggota dewan terhadap masyarakat.

2.Menrut survey (tribun kaltim&kaltim post)2014, 40% masyarakat Kalimantan Timur lebih memilih GOLPUT dalam pemilihan legislatif , menurut analisis apakah penyebab dari hal itu apakah mengenai kurangnya kepercayaan masyarakat kepada anggota  legislatif daerah atau karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti pemilu ? dan mengenai otsus Sampai kapan otsus akan bergantung sampai skrng ini ? apakah ini usulan dari inspirasi masyarakat atau usulan dari pemerintah itu sendiri apakah otsus mampu menjawab permasalah dikaltim ?

Jawab : setiap pemilu partisipasi masih rendah dan golput harus dikalsifikasikan antara seseorang yang tau politik tapi tidak ada kemauan untuk memilih dengan seseorang anti politik atau adanya kospolitik yang terjadi di masyarakat.
“Menurut saya mengenai kasus rendahnya partisipasi politik masyarakat kaltim sebagian besar dikarenakan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap anggota dewan meskipun memilih pasti karena ada “uang pelicin” nya, karena dilingkungan sekitar saya dan ditempat lain banyak saya temukan yaitu mengenai banyak para anggota dewan yang sekarang duduk di DPRD pada saat pemilihan mereka menggunakan “uang pelicin” agar mendapat 1 suatu suara dari masyarakat dan bahkan saat ini “salah satu anggota dewan “ tersebut menduduki jabatan penting di DPRD .
Dan ada salah satu diantara para anggota dewan itu mengatakan bahwa kami anti dengan yang namanya uang pelicin atau yang disebut kospolitik menurut saya lucu ketika mendengar mereka mengaggunkan atau meng-Antikan yang namanya kospolitik atau uang pelicin , mereka berkoar mencegah yang namanya Korupsi dan sesungguhnya korupsi itu sudah berasal atau tumbuh dari diri mereka atau perilaku mereka sendiri .

Ada salah satu diantara mahasiswa bertanya mengenai Taman yang di Jl.Bhayangkara yang sampai sekarang tidak selesai bahkan semakin memburuk

Jawab : Hal itu merupakan kesalahan terburuk yang dilakukan oleh Bpk.Walikota Samarinda  karena tidak efisiennya dan bahkan sampai sekarang malah memperburuk keadaan diskitar jalan itu menimbulkan kemacetan , banjir dll. Terbengkalainya proyek tersebut.Dan salah satu anggota dewan tersebut terus mempertanyakan mengenai masalah itu kepada Bpk.Walikota dan Bpk walikota berusaha untuk mengalihkan dan belum ada tindak lanjutan untuk mengenai masalah taman kota itu .
“Dari penjelasan atau jawaban yang diberikan oleh anggota dewan tersebut menurut saya komunikasi yang rendah antar kaum atas dengan DPRD , dan menurut saya jika suatu kebijakan yang dikeluarkan pasti melalui proses dan dan perencanaan yang matang dan mengapa pada saat kebijakan tersebut sudah direalisasikan dan bahkan menjadi tidak efisien kenapa pada saat terbengkalai dan tidak berjalan baik baru dipertanyakan  seharusnya sebelum direlaisasikan atau dikeluarkan menjadi ouput harus sudah diperhitungkan solusi dari kebijakan tersebut . dan ini yang menunjukan lemahnya kinerja antar kaum atas dengan DPRD Samarinda dan komunikasi yang tidak berjalan baik.

Dari beberapa pertanyaan terdapat pertanyaan dari salah satu mahasiswa HI yaitu mengenai apa perbedaan tugas DPR Pusat dengan DPR daerah dan apakah memiliki tugas yang sama ?
Jawab :Fungsinya sama yang membedakan jika dilihat dari segi mana , DPRD pusat merupakan bagian dari pemerintah daerah .DPRD  provinsi itu mengawasi APBD provinsi dan kota untuk mengawasi APBD kota itu sendiri .dan masih ada beberapa perbedaan.
“Dan ini menurut saya sesuai dengan teori Gabriel Almond yaitu mengenai pendekatan struktural yaitu dengan melihat struktur dari suatu lembaga  meskipun struktur sama namun terkadang dalam pelaksanaanya fungsinya berbeda atau dalam cakupan yang berbeda .

dan ada mahasiswa yang bertanya mengenai fungsi dari kelompok penekan seperti apa dalam pengambilan suatu keputusan dan bagaimana peran mahasiswa dalam suatu kebijakan yang dibuat ? 
Lalu dijawab oleh salah satu anggota ia mengatakan peran kelompok kepentingan atau penekan penting dalam suatu kebijakan karena dengan adanya mereka kami dapat mengetahui aspirasi masyarakat yang belum kami ketahui .
dan ini pula yang sesuai dengan teori gabrel almond dan david easton dimana ada struktur , fungsi serta lingkungan (individu atau masyarakat) yang mempengaruhi suatu kebijakan agar terciptanya keterkaitan antara lingkungan sekitar dan lembaga struktural agar terciptanya input dan output . Model arus sistem politik menunjukkan bagaimana lingkungan,mampu mempengaruhi tuntutan dan dukungan yang masuk ke dalam sistem politik. 
Dan disela sela pertanyaan kami tiba Bpk Dari Wakil Ketua DPRD Samarinda , dan bahkan pada saat dipersilahkan untuk memberikan sambutan menyapa beliau enggan dan tidak menyampaikan satu kata pun , beliau langsung duduk dengan gestur tubuh yang menurut saya terlalu santai . dan tidak mencermikan sesuai dengan jabatan ia di DPRD .
Mengenai fasilitas diruangan kami melangsungkan diskusi cukup baik dan memadai , dan kami melakukan touring ke ruang-ruang lainnya , pada saat saya ingin pergi ke toilet dan pada saat itu fasilitas yang tidak memadai di toilet umum tersebut tidak terdapat air dan bahkan airnya mati , dan pada saat kami touring menggunakan tangga sepanjang jalanan tangga itu gelap dan tidak ada lampu untuk menerangi jalan kami .
Pada saat kami pergi berkunjung ke salah satu ruangan anggota dewan dan diruang tersebut terdapat pegawai yang berada dalam ruangan tersebut mereka terlihat cuek dan bahkan tidak melihat ataupun menyapa kami padahal pada saat kami melakukan touring  pada waktu jam kerja telah usai .
Dan sesi akhir kami berfoto didepan ruang rapat paripurna 1 dan touring ini menurut saya menarik karena saya dapat mengamati perilaku dan mengetahui keadaan para wakil rakyat ini .             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar