Kamis, 02 Juli 2015

Yessi Juniar Rahmad -1302045106 Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"


Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"


NAMA           : Yessi Juniar Rahmad
NIM               : 1302045106
HI REGULER B 2013

Sesuai UU no. 22,27 penduduk disuatu daerah dengan total 3 jt maka memiliki 55 orang anggota dewan. Kerja politik tidak diukur dari lama atau barunya menjabat tetapi sebuah keaktifan yang menghasilkan seperti tugas melekat dimana saja.

Mendapatkan arahan untuk lebih mencintai dan menjaga, lebih bagus lagi membuat sebuah karya untuk daerah kita jika bukan kita siapa lagi yang akan membangun. Juga Mendapatkan nasehat-nasehat yang menjadi sebuah motivasi agar tidak putus asa dalam segala aspek terutama pendidikan, sebuah nilai tidak menjamin seseorang untuk sukses tapi juga sebuah usaha atau upaya yang dibarengi dengan sebuah kejujuran, tujuan yang jelas dalam mencapai keinginan yang tinggi. Bisa saja ip rendah dapat mempekerjakan ip yang tinggi, ini bukan mengajarkan sebuah kemalasan atau kepasrahan terhadap nilai ip tetapi lebih kearah jangan putus asa yang mempunyai ip rendah karena kita tidak tau kedepannya akan seperti apa. Jika kita usaha pasti dapat mencapainya.

3 skala prioritas pembangunan :

1. Infrastuktur
2. Sdm (kesehatan,ekonomi)
3. Pertanian/kehutanan 

Jika dikaitkan dengan pandangan Gabriel Almond tentang fungsi dan strukturnya maka sangat sulit untuk diterapkan dikarenakan perpindahan jabatan/masa kepemimpinan suatu pemerintah yang mempengaruhi struktur yang ada,

contohnya seperti sekarang pada masa jabatan jokowi terlihat lembaga legislatif lebih dominan ketimbang eksekutif, lebih merombak birokrasi yang notabennya masih mengikuti sistem pada jaman orde baru masih bersifat hirarki atau turun menurun seperti yang saya ketahui di daerah paser, tenggarong masih menggunakan sistem ini yaitu turun menurun(ayah ke anak). Tetapi disaat kunjungan ke dprd kemaren saya mengetahui sistem ini masih berlanjut mungkin dikarenakan kepercayaan masyarakat atas kepemerintahan sebelumnya yang menyadari bahwa kepemimpinan beliau bagus maka anaknya pun nantinya akan mengikuti jejak ayahnya dan lebih mudah dalam melanjutkan atau memahami terperinci dalam tata kota yang akan dibangun, dan sebenarnya sistem ini tidak akan berjalan jika suara masyarakat tidak mendukung, karena yang terpenting adalah kepercayaan masyarakat terhadap pemimpinnya.
 
Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintahan sudah tercemar namanya dikarenakan tindak korupsi yang meraja lela dan kebobrokan dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tetapi disisi lain pada saat kunjungan bahwa salah satu anggota dprd komisi 4 mengatakan
sebuah kekuasaan itu seperti pisau ,, tergantung siapa yang memegangnya jika dipegang oleh koki maka akan tersaji beraneka ragam makanan yang lezat-lezat sedangkan jika dipegang orang jahat maka akan membunuh banyak orang.

Saya juga mendapatkan pandangan baru bahwa ternyata dprd sangat open mind terhadap aspirasi masyarakat tetapi dengan cara baik-baik yaitu mendatangi kekantor tersebut dan menyampaikan keluhan yang dirasakan di suatu daerah itu, bukan malah demonstrasi turun kejalan dan merusak apa yang ada di sekitar tempat demonstrasi itu terjadi. Lambannya penanganan atas taman yang akan dibangun dan juga jalan tool yang masih terhalang oleh biaya taman yang seharusnya menjadi fasilitas lain masyarakat dalam bersantai malah menggangu pada saat prosesnya yaitu jalan semakin macet dan pembangunnanya pun tidak memadai , saya berharap infransturuktur di daerah2 kaltim dapat diatasi dengan cepat agar kenyamanan dari masyarakat tidak akan terganggu lebih lama lagi.

Lembaga dprd sebagai badan kontrol pemerintah daerah seharusnya lebih mengawasi pembangunan-pembangunan yang bersifat insfrastruktur yang terhenti karna masalah biaya seharusnya lebih di perhitungkan lagi biar tidak ada kendala disaat proses sudah dijalankan.

Yang saya dapatkan juga sehabis kunjungan dari dprd adalah saya mengetahui bahwa otsus itu hanya masih sebatas isu namun belum diajukan ke pusat/diparipurnakan masih diambang, belum ada kepastian.


Kritikan saya pada isu tersebut, mengapa hanya digantung/tidak mempunya kepastian, hanya sebatas isu yang hanya diperbincangkan namun tidak ada tindakan nyata, juga terlihat seperti anggota dari dprd itu sendiri tidak terlalu serius dalam pencampaian isu ini, teori perbandingan politik jika dilihat dari sudut pandang buku Ronald H. Chilcote Paradigma terbagi menjadi dua yaitu:
 
1.  Ortodoks : Bahwa paradigma Ortodoks cenderung bersifat aristokrat dalam interpretasi dan analisis, konsekuensi dari orientasi mikronya, wawasannya terhadap masyarakat yang terkompartemen, bersifat netral, bisa berubah serta materialistik.
2. Radikal  : Bersifat revolusioner dan multilinier serta memperhatikan seluruh kebanyakan orang. 

Lebih baik Paradigma yang bersifat Radikal daripada paradigma Ortodoks karena paradigma radikal lebih kritik. bahwa masyarakat dikaltim lebih kritis jika perda atau kebijakan tidak sesuai, masyarakat diwajibkan untuk ikut serta dalam hal ketidaksutujuan yang bisa langsung disampaikan ke kantor dprd untuk dibicarakan kepada badan-badan yang bersangkutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar