Kamis, 02 Juli 2015

Yusra Mufassir - 1302045109 - Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"



LAPORAN OBSERVASI & Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"

NAMA           : Yusra Mufassir
NIM               : 1302045109

HI REGULER B 2013


 
Pendahuluan
Munculnya sikap apatisme masyarakat terhadap penyelenggaraan demokrasi di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur. Karena sebagian masyarakat menilai ada atau tidaknya anggota dewan legislatif daerah tidak secara signifikan dapat mempengaruhi keadaan saat ini. Maka diperlukan wawasan untuk mengetahui bagaimana kinerja sistem input dan output terhadap proses pembuatan kebijakan. Dengan kunjungan Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman ke gedung DPRD pada Senin 18 Mei 2015 dapat membuka wawasan dan mengembangkan ilmu dalam bidang Teori Perbandingan Politik.

Isi
Ketika memasuki gerbang gedung DPRD di Jl. Teuku Umar, Karang Paci Samarinda, maka kita akan disuguhkan oleh mobil-mobil yang terparkir di sekitaran komplek DPRD, namun juga beberapa kendaraan roda dua yang terparkir di dalam komplek DPRD walaupun kita tidak bisa secara langsung menilai bahwa kesemua kendaraan roda dua itu milik anggota DPRD, bisa saja milik pegawai-pegawai di DPRD. Namun kita bisa secara langsung menilai bahwa mobil-mobil yang terparkir di sekitaran komplek DPRD itu bukanlah milik cleaning service ataupun satpam yang kita temui di depan gerbang DPRD. Dan saya ingat beberapa kata-kata bijak yang mengatakan
“Tidak ada satupun orang di dunia ini yang bangga terhadap pejabatnya yang mengendarai mobil mewah”.


Dalam diskusi yang menarik saat itu, anggota dewan menjelaskan bagaiman input dan output tuntutan (demands) dan dukungan (support) serta umpan balik dalam proses suatu kebijakan.
Dalam level tuntutan dan dukungan, Anggota dewan menjelaskan bahwa setiap orang, kelompok, ataupun mahasiswa mampu mempengaruhi suatu kebijakan dalam pembuatan perda dan anggaran daerah. Tentunya dengan representasi oleh anggota dewan di parlemen.
Dalam level kedua dari aktivitas sistem politik terletak pada fungsi-fungsi kemampuan. Dilihat dari Kemampuan ekstraktif yaitu sumberdaya manusia, salah satu anggta dewan yang paling muda dari dapil Bontang, Ferza Agustia mengatakan bahwa walaupun kita masih muda, jika kita mau berusaha kita akan mampu. Namun yang perlu dilihat secara terperinci adalah dalam Easton menjelaskan pentingnya pengaruh variabel lingkungan intra ataupun ekstrasocietal. Kedua variabel tersebut mempengaruhi mekanisme input-konversi-output sistem politik. Melihat dari output bahwa peran nama seorang ayah cukup signifikan dalam menarik suara dalam pilkada.
Dalam  level ketiga ditempati oleh fungsi pemeliharaan dan adaptasi. Kedua fungsi ini ditempati oleh sosialisasi dan rekrutmen politik. Teori sistem politik Gabriel A. Almond ini kiranya lebih memperjelas maksud dari David Easton dalam menjelaskan kinerja suatu sistem politik. Pentingnya peran akademisi dalam melakukan dua fungsi ini mungkin membuat diskusi antara Mahasiswa Unmul dan anggota dewan lebih banyak diisi oleh motivasi politik yang cenderung saya sacara subjektif menyimpulkan itu adalah suatu komunikasi politik dalam teori sistem politik Gabriel Almond adalah totalitas interaksi antar unit-unit yang ada di dalamnya tidak hanya sebatas pada lembaga-lembaga (aktor-aktor) politik formal melainkan pula informal. Dapat dibayangkan pengaruh politik struktur-struktur non formal seperti kharisma Bung Tomo. Maka perlu juga anggota dewan memunculkan hal ini.
Dan salah satu anggota dewan ada menjelaskan bahwa anggota dewan berbeda dalam melakukan kinerjanya sehari-hari, mereka tidak memiliki batasan nyata dam waktu kerja, karena mengabdi kepada masyarsakat tidak memiliki batasan waktu. Biarlah mahasiswa menilai bahwa makhluk hidup memiliki fase istirahat dan mengurus urusan rumah. Secara subyektif saya menyimpulkan bahwa anggota dewan melakukan kerjanya apabila keluar dari rumah, mengendarai fasilitas negara sambil mengatakan
“kita perlu meningkatkan dan memerluka peran pemerintah di sini”.
  Keseimbangan di dalam sistem politik menurut Almond selalu berubah sehingga sistem politik lebih bersifat dinamis ketimbang statis. Perubahan keseimbangan ini tentu saja tidak lepas dari pengaruh lingkungan intrasocietal dan extrasocietal. 

Penutup
Melihat banyaknya mobil-mobil di komplek DPRD mengisyaratkan bahwa mayoritas anggota DPRD adalah kalangan yang memiliki kehidupan menengah atas, bagaimana bisa mereka memahami kehidupan masyarakat yang tergolong menengah kebawah.
Dalam diskusi ini kita dapat melihat bahwa konsep sistem masyarakat mampu mepengaruhi output dalam sistem politik. Namun terbatas oleh interaksi secara tatap muka dengan anggota dewan di dapil wilayahnya sendiri.
Anggota dewan perlu mendapat kepercayaan publik dengan mengisi diskusi motivasi dan interaksi intern kepada mahasiswa, agar kedepan mahasiswa merasa dekat dengan sistem politik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar