Kamis, 02 Juli 2015

Mardiana - 1302045086 - Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"


Nama   : Mardiana
NIM    : 1302045086
Hubungan Internasional Reguler B 2013  '




  Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"

Pada tanggal 18 Mei 2015 lalu, Mahasiswa program studi Hubungan Internasional, Universitas Mulawarman angkatan tahun 2013, mengadakan  kunjungan ke kantor DPRD Kalimantan Timur. Kegiatan seminar yang bertema “ Mengenal Parlemen Lebih Dekat” ini merupakan bagian dari  tugas  mata kuliah Teori Perbandingan Politik. Dimana Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah ini diharapkan dapat melihat dan membandingkan langsung  teori yang telah diajarkan atau didapatkan dikelas, dengan contoh nyatanya yaitu di lembaga Parlemen daerah.

Kegiatan ini tentu disambut antusias oleh para Mahasiswa, karena kunjungan langsung ke lembaga Parlemen Kalimantan Timur ini adalah suatu kesempatan langka dan berharga yang tidak boleh terlewatkan. Meskipun sempat mengalami penundaan beberapa kali, akhirnya kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Berdasarkan jadwal, acara seminar dimulai pada pukul 14.00 WITE setelah rapat Paripurna selesai. Namun acara seminar baru benar-benar dimulai sekitar 30 menit kemudian karena keterlambatan para pemateri.  

Seminar dimulai dengan perkenalan para pemateri kepada audiens atau Mahasiswa yang hadir. Para pemateri ini adalah Bapak Adam (Fraksi HANURA), Bapak Erza Adityawarman (Dapil 4 Kutim dan Bontang), Bapak Hermanto Kelod (Fraksi PDIP  Dapil 3 Paser), Bapak Mursidi Muslim (Fraksi Golkar, Dapil Kubar Mahakam Ulu), Ibu Rita Barito (Fraksi Golkar), Bapak Rosyidi dan Ibu Siti Qomariah (Dapil 1 Samarinda). Ketujuh pemateri ini merupakan anggota dari komisi IV yang mana tugasnya adalah di bidang Kesejahteraan Rakyat seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Setiap pemateri menyampaikan isi materi yang berbeda, antara lain: 

  1. kode etik anggota DPRD, yang mana hal ini diperlukan dalam mengatur tata tertib seperti cara berpakaian dalam mengikuti rapat,serta hak dan kewajiban.
  2. Bagaimana jam kerja para anggota DPRD yang tidak dibatasi seperti halnya PNS atau pegawai lain sehingga mereka boleh untuk tidak masuk di hari kerja. Jika tidak ada agenda kerja maka para anggota DPRD dapat berkunjung ke daerahnya masing-masing namun tetap menjalankan tugas dan peran mereka.
  3. Struktur di dalam lembaga DPRD yaitu ketua DPRD terdiri dari 4 partai pemenang pemilu dan ada 9 fraksi dimana tiap fraksi terdiri dari minimal 4 orang dan 4 komisi yaitu Komisi I (Bidang Hukum Pemerintahan dan Ham), Komisi II (Bidang Ekonomi dan Keuangan), Komisi III (Bidang Pembangunan) dan Komisi IV ( Bidang Kesejahteraan Rakyat).
  4. PDRB Kalimantan Timur yang disumbangkan ke kas Negara sebesar 470 – 510 Triliun, namun kembali ke daerah hanya 15,5% untuk minyak dan 30% untuk gas.
  5. Motivasi kepada Mahasiswa untuk menjadi seorang intelektualis, religious, pandai berbicara namun tetap menjaga etika  dan nasionalisme.


Kemudian seminar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab  yang terdiri dari dua sesi, masing-masing sesi terdiri dari dari 6 orang penanya. Banyak sekali Mahasiswa yang mengacungkan tangan (sekitar 40% dari yang hadir) namun hanya 12 orang yang ditunjuk karena keterbatasan waktu. Hal ini membuat mereka yang tidak terpilih merasa cukup kecewa, termasuk saya, karena sebelum acara dimulai, saya menawarkan diri pada teman-teman grup “Panggung Politik Rakyat Paser “di Facebook untuk sekiranya ada yang ingin disampaikan atau ditanyakan pada anggota DPRD, kebetulan sekali saat itu ada salah satu pemateri dari Dapil Paser. Menurut saya, kegiatan seminar ini adalah momen yang pas, karena suara mereka sebagai suara rakyat harus didengar, dan sebagai Mahasiswa, sudah menjadi tugas kami untuk menyampaikan aspirasi rakyat seperti ini.

Ternyata banyak sekali komen-komen yang masuk setelah saya posting status saya di beranda grup ini. Sebagian besar mempertanyakan kapan Pemerintah akan memperbaiki jalan poros provinsi hingga pelosok di daerah Paser. Karena akses jalan yang rusak menjadi masalah utama bagi masyarakat dan cukup mengganggu perekonomian mereka. Bahkan ada satu akun dengan nada keras mengatakan jika anggota DPRD tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik, maka turunkan saja mereka dari jabatannya. Saya sangat antusias ingin menyampaikan ini pada pemateri, namun sayangnya saya tidak ditunjuk. Dengan menyesal saya sampaikan permohonan maaf kepada teman-teman di grup “Panggung Politik Rakyat Paser” karena tidak sempat menyampaikan aspirasi mereka.

Pertanyaan dari teman-teman Mahasiswa menurut saya cukup kritis dalam melihat isu-isu disekitar saat ini, seperti otonomi khusus, anggaran pendidikan, pembangunan salah satu taman di Samarinda, dan sebagainya. Tetapi menurut hemat saya, jawaban-jawaban yang diberikan justru kurang memuaskan, seperti isu Otonomi Khusus yang ternyata belum pernah dibawa ke rapat  Peripurna, dan kurangnya komunikasi antara pejabat DPRD dengan walikota Samarinda dalam pembangunan  salah satu taman di Samarinda  yang terbengkalai.

Menurut saya, acara seminar ini sangat bermanfaat untuk menambah ilmu dan pengalaman kami. Serta mendorong kami untuk melihat secara kritis, bagaimana perilaku para anggota DPRD secara langsung. Ya, saya melihat ada beberapa perilaku mereka yang mengganggu selama acara seminar berlangsung. Contohnya datang terlambat, bermain gadget, berbicara dan tertawa dengan rekan di sampingnya saat materi sedang disampaikan. Ketika Mahasiswa bertanya ataupun pertanyaan sedang dijawab, beberapa pemateri keluar-masuk ruangan beberapa kali. Ada pula pemateri yang saat menyampaikan materi selalu menyebut jabatan ayahnya yang seorang walikota, dimana hal ini seolah menunjukkan pada kami bahwa ia dapat menduduki jabatannya sekarang karena ‘dibantu’ oleh ayahnya. 

Acara seminar pun berakhir pada sekitar pukul 16.00 WITE. Sebelum meninggalkan ruangan, para pemateri dan Mahasiswa menyempatkan untuk berfoto bersama dan berjabat tangan satu persatu.Saat meninggalkan ruangan, saya dan beberapa teman ditawarkan untuk menaiki lift yang sama dengan Bapak Hermanto dan Ibu Rita Barito beserta dua orang lain yang sepertinya adalah ajudan mereka. Di dalam lift, Bapak  Hermanto berusaha mencairkan suasana dengan berfoto bersama kami dan Ibu Rita. Sekali lagi saya tidak sempat bertanya tentang teman-teman di grup Facebook tadi karena beliau berdua lebih dulu keluar lift dibanding kami.

Setelah itu kami berkeliling sebentar di gedung tersebut dan mengunjungi ruangan Wakil Ketua DPRD. Beliau menyambut kami dengan ramah dan mempersilahkan kami untuk mencicipi makanan dan minuman ringan diruangannya.

Setelah itu kami keluar menuju lantai dasar dengan menggunakan tangga dimana tidak ada penerangan sama sekali di tempat tersebut. Kami harus menyalakan ponsel kami untuk mendapatkan pencahayaan saat kami berjalan. Selain itu, kondisi toilet wanita juga tidak memadai, karena air tidak mengalir dan salah satu pintu toilet tidak berfungsi dengan baik. Harusnya hal-hal kecil seperti ini tidak lagi ditemui di kantor DPRD yang merupakan tempat  bekerjanya para Elit Pemerintah. Bagaimana mungkin bisa menjalankan hal yang besar jika hal kecil saja diabaikan.



1 komentar:

  1. selamat sore, saya menemukan binder mardiana di ATM, saya ingin mengembalikannya, bagaimana caranya ini email saya gaaauul@gmail.com

    BalasHapus