Nama : M. Afriza Nadil
Nim : 132045079
Hubungan Internasional Reguler B 2013 '
Hubungan Internasional Reguler B 2013 '
Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"
Tentu saja bukan hanya saya
yang berbahagia saat berkunjung ke kantor DPR, bertemu dengan mereka yang telah
di percaya masyarakat sebagai perwakilan rakyat KalTim. Berbahagianya saya
karena dengan kedatangan saya ke kantor DPR, saya bisa mengetahui secara
langsung apa yang tidak di ketahui masyarakat di luar tentang keadaan di dalam
kantor DPR.
Sebelumnya di janjikan dan di
pastikan acara akan di mulai pukul 14.00, oleh sebab itu saya sudah siap menunggu di sekitar kantor DPR pukul
13.20. Pukul 14.00 kami semua sudah
duduk dengan rapi sambil menunggu kedatangan para anggota dewan Komisi empat
yang berkaitan dengan status mahasiswa. Tepat pukul 14.30 barulah acara di
mulai, keterlambatan di mulainya acara terjadi di karenakan adanya rapat
Parnipurna. Setengah jam keterlambatan kami gunakan untuk menyantap kotakan
yang telah di sediakan.
Diawal pertemuan
masing-masing anggota dewan ini memperkenalkan diri dan memberikan masukan
untuk kami mahasiswa. Dari yang saya lihat dan saya amati, ada yang
membanggakan kepintarannya dengan lulus IP di atas 3, ada yang bangga dengan
lulus IP di bawah 3, ada pula yang bangga telah berpindah-pindah Universitas
saat kuliah, begitulah asal usul anggota dewan kita. Sehingga bukanlah
kepintaran yang di cari, namun bagaimana cara kita bisa menang dalam
persaiangan menghamburkan uang dan
mencari dukungan sebanyak mungkin dalam memenangankan pemilu.
Dalam mengeluarkan aspirasi
masyarakat bolehboleh saja jika kita turun ke lapangan, tapi tidak dengan
merusak fasilitas yang ada. Salah seorang anggota dewan menyarankan untuk
datang ke Kantor DPR, diselesaikan dengan baik-baik. Namun, menurut saya
tidaklah gampang untuk berbicara kepada mereka karena banyak yang harus di
urus. Sedangkan orang yang ingin mengeluarkan aspirasinya adalah orang-orang
yang sangat membenci sebuah urusan yang di persulit. Maka dari itu banyak dari
mereka yang memilih langsung turun ke lapangan tanpa harus berbelit-belit.
Solusi terbaik menurut saya, harus merekalah yang sering-sering mengadakan seminar umum agar
bisa di ikuti oleh orang-orang aktivis. Sehingga masalah demi masalah bisa di
selesaikan secara musyawarah.
Adapun salah seorang anggota
dewan yang membanggakan jabatan ayahnya saat seminar kemarin, setelah saya
diskusikan dengan teman-teman, tentu
saja dia bisa duduk sebagai anggota dewan karena ayahnya adalah seseorang yang
mempunyai jabatan pula. Semoga saja, mereka berkerja sesuai dengan harapan
masyarakat Kal-Tim, tidak hanya duduk diam saja, namun harus bergerak mencari
solusi dalam menuntaskan permasalahan
yang ada.
Ada lagi seorang anggota
dewan yang kecewa dengan sikap Walikota Samarinda karena proyek kerja yang
menggantung, saat hujan daerah jalan
Bayangkara yang tidak biasa banjir malah banjir karena di tutupnya jalan parit.
Sungguh menjadi sebuah permaslahan bagi
anggota dewan, namun bapak Walikota kita tidak menjawab dan menyelesaikan
pertanyaan yang di ajukan oleh anggota dewan. Sudah saat adanya pemilihan
Walikota lagi, barulah ia mau timbul ke permukaan umum. Disini terlihat jelas bahwa terjadi hubungan
yang tidak baik antara Walikota dan anggota dewan. Yang seharusnya hal ini tidak
boleh terjadi, karena akan mempersulit jalannya komunikasi dalam menuntaskan
masalah yang ada di Samarinda. Saya berharap agar bapak Walikota bisa
menyelesaikan proyek kerjanya dengan komunikasi yang baik kepada anggota dewan
apabila terjadi kekurangan dana, bukan dengan cara baku omong yang justru tidak
akan menyelesaikan masalah.
Dan terakhir, masalah yang
sangat sering kita dengar bersama bahwasanya rakyat KalTim meminta untuk adanya
Otonomi Khusus. Hal ini di jawab tegas oleh salah satu anggota dewan karena
merupakan hal yang sangat berat bila ingin meminta hak otonomi khusus. Gubernur
kita sendiri pun mengetahui jelas tentang hal ini, namun apa daya bapak
Gubernur kita pun di tekan oleh pihak di bawahnya untuk menuntut hak otonomi
khusus. Saya rasa bapak Gubernur harus tegas menyikapi hal ini agar tidak
menjadi sebuah harapan palsu terhadap masyarakat. Jelaskan sebaik-baiknya apa
yang bapak ketahui dan yang di anggap sulit oleh pemerintah kita. Sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar