Kamis, 02 Juli 2015

M. Afriza Nadil - 132045079 - Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"



Nama : M. Afriza Nadil
Nim : 132045079
Hubungan Internasional Reguler B 2013  '


  Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"




Tentu saja bukan hanya saya yang berbahagia saat berkunjung ke kantor DPR, bertemu dengan mereka yang telah di percaya masyarakat sebagai perwakilan rakyat KalTim. Berbahagianya saya karena dengan kedatangan saya ke kantor DPR, saya bisa mengetahui secara langsung apa yang tidak di ketahui masyarakat di luar tentang keadaan di dalam kantor DPR.

Sebelumnya di janjikan dan di pastikan acara akan di mulai pukul 14.00, oleh sebab itu saya sudah siap  menunggu di sekitar kantor DPR pukul 13.20.  Pukul 14.00 kami semua sudah duduk dengan rapi sambil menunggu kedatangan para anggota dewan Komisi empat yang berkaitan dengan status mahasiswa. Tepat pukul 14.30 barulah acara di mulai, keterlambatan di mulainya acara terjadi di karenakan adanya rapat Parnipurna. Setengah jam keterlambatan kami gunakan untuk menyantap kotakan yang telah di sediakan.

Diawal pertemuan masing-masing anggota dewan ini memperkenalkan diri dan memberikan masukan untuk kami mahasiswa. Dari yang saya lihat dan saya amati, ada yang membanggakan kepintarannya dengan lulus IP di atas 3, ada yang bangga dengan lulus IP di bawah 3, ada pula yang bangga telah berpindah-pindah Universitas saat kuliah, begitulah asal usul anggota dewan kita. Sehingga bukanlah kepintaran yang di cari, namun bagaimana cara kita bisa menang dalam persaiangan menghamburkan uang  dan mencari dukungan sebanyak mungkin dalam memenangankan pemilu.

Dalam mengeluarkan aspirasi masyarakat bolehboleh saja jika kita turun ke lapangan, tapi tidak dengan merusak fasilitas yang ada. Salah seorang anggota dewan menyarankan untuk datang ke Kantor DPR, diselesaikan dengan baik-baik. Namun, menurut saya tidaklah gampang untuk berbicara kepada mereka karena banyak yang harus di urus. Sedangkan orang yang ingin mengeluarkan aspirasinya adalah orang-orang yang sangat membenci sebuah urusan yang di persulit. Maka dari itu banyak dari mereka yang memilih langsung turun ke lapangan tanpa harus berbelit-belit. Solusi terbaik menurut saya, harus merekalah yang  sering-sering mengadakan seminar umum agar bisa di ikuti oleh orang-orang aktivis. Sehingga masalah demi masalah bisa di selesaikan secara musyawarah.

Adapun salah seorang anggota dewan yang membanggakan jabatan ayahnya saat seminar kemarin, setelah saya diskusikan dengan teman-teman,  tentu saja dia bisa duduk sebagai anggota dewan karena ayahnya adalah seseorang yang mempunyai jabatan pula. Semoga saja, mereka berkerja sesuai dengan harapan masyarakat Kal-Tim, tidak hanya duduk diam saja, namun harus bergerak mencari solusi dalam  menuntaskan permasalahan yang ada.

Ada lagi seorang anggota dewan yang kecewa dengan sikap Walikota Samarinda karena proyek kerja yang menggantung,  saat hujan daerah jalan Bayangkara yang tidak biasa banjir malah banjir karena di tutupnya jalan parit. Sungguh menjadi sebuah permaslahan  bagi anggota dewan, namun bapak Walikota kita tidak menjawab dan menyelesaikan pertanyaan yang di ajukan oleh anggota dewan. Sudah saat adanya pemilihan Walikota lagi, barulah ia mau timbul ke permukaan umum.  Disini terlihat jelas bahwa terjadi hubungan yang tidak baik antara Walikota dan anggota dewan. Yang seharusnya hal ini tidak boleh terjadi, karena akan mempersulit jalannya komunikasi dalam menuntaskan masalah yang ada di Samarinda. Saya berharap agar bapak Walikota bisa menyelesaikan proyek kerjanya dengan komunikasi yang baik kepada anggota dewan apabila terjadi kekurangan dana, bukan dengan cara baku omong yang justru tidak akan menyelesaikan masalah.

Dan terakhir, masalah yang sangat sering kita dengar bersama bahwasanya rakyat KalTim meminta untuk adanya Otonomi Khusus. Hal ini di jawab tegas oleh salah satu anggota dewan karena merupakan hal yang sangat berat bila ingin meminta hak otonomi khusus. Gubernur kita sendiri pun mengetahui jelas tentang hal ini, namun apa daya bapak Gubernur kita pun di tekan oleh pihak di bawahnya untuk menuntut hak otonomi khusus. Saya rasa bapak Gubernur harus tegas menyikapi hal ini agar tidak menjadi sebuah harapan palsu terhadap masyarakat. Jelaskan sebaik-baiknya apa yang bapak ketahui dan yang di anggap sulit oleh pemerintah kita.  Sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar