Nama: Ikko Tri Jayadi
Nim: 1302045143
Hubungan Internasional Reguler B 2013
'
Refleksi "Mengenal Parlemen Lebih Dekat"
Menurut saya ketika
kunjungan ke DPRD( Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) saya merasa sangat
tersanjung dan senang karena ini pengalaman pertama saya ke sana sebagai tempat
aspirasi masyarakat dan pembuat kebijakan ini merupakan kesempatan yang tidak
boleh di sia-siakan karena kami dapat mengenal lebih jauh dan kunjungan kami
sebagai Mahasiswa Hubungan Internasional angkatan 2013 berkunjung kesana dengan
tema "MENGENAL PARLEMEN LEBIH DEKAT" dialog dan kunjungan ke Gedung
DPRD Provinsi Kalimantan Timur. Ilmu yang kami dapat selain diberi motivasi
kami juga mengenal para anggota DPRD . Ketua DPRD adalah partai yang mempunyai
banyak suara yaitu GOLKAR. Ketua DPRD juga ada PDIP, HANURA dan GERINDRA dan
yang masuk ada 10 partai dan 9 fraksi 1 fraksi minimal 4 orang dan 4 komisi.
-Komisi 1 bidang hukum pemerintahan dan ham -Komisi 2 bidang Ekonomi dan
keuangan -Komisi 3 bidang Pembangunan -Komisi 4 bidang kesejahteraan rakyat (
pendidikan, kesehatan, dll)
Pengisi materi antara lain :
- -Bapak Adam(Fraksi Hanura)
- -Bapak Erza Adityawarman(Dapil 4 Kota Bontang)
- -Bapak Hermanto Kelad(Fraksi PDIP Dapil 3 Paser)
- -Bapak Mursidi Muslim(Fraksi Golkar Dapil Kubar Mahulu)
- -Bapak Rosyidi
- -Ibu Rita Barito(Fraksi Golkar) -Ibu
Siti Qomariyah (Dapil 1 Samarinda)
Banyak pembahasan dan
motivasi-motivasi yang diberikan salah satunya pembahasan tentang :
Kiblat didunia pada saat ini
adalah bahasa inggris dan kiblat bahasa dunia yang akan datang adalah bahasa
mandarin karena devisa negara China sudah mendekati Amerika Serikat, pada 5
tahun yang lalu devisa negara China hampir sama dengan negara bagian California
namun sekarang akan melampaui devisa AS sekitar 2 juta milyar. Perekonomian
China hampir menguasai seluruh dunia. APBN Indonesia yaitu 2000 T dengan
penduduk kurang lebih 250 juta. APBN Thailand yaitu 6000 T dengan penduduk
hanya 35 juta. APBN Korea yaitu 20000 T dengan luas wilayah yang kecil
dibandingkan dengan Indonesia. PDRB Kalimantan Timur disumbangkan ke negara
Indonesia sebesar 470 T – 510 T, yang menjadi tuntutan anggota DPRD terutama
wacana Otonomi Khusus karena yang kembali ke kal-tim sebesar 15,5% untuk minyak
dan 30% untuk gas. Politik tidak kotor tetapi tergantung operatornya.
Politik bagai sebuah pisau,
apabila koki yang memegang pisau maka dapat menghasilkan hidangan yang lezat
tetapi apabila pisau tersebut dipegang oleh orang-orang yang tidak beriman maka
banyak orang yang terbunuh. PDRB Kalimantan Timur disumbangkan ke negara
Indonesia sebesar 470 T – 510 T, lalu dari pusat dikembalikan ke daerah dari
hasil migas 15,5% atau 180 T, UU perimbangan keuangan pasal 33 tahun 2004, dari
hasil migas KalTim mendapatkan untuk provinsi 3%, untuk daerah penghasil 6%,
untuk daerah bukan penghasil dibagi rata 6%, pendidikan 0,5% (perlu dibentuk
Tim terpadu) Anggaran Samarinda sekarang hanya 7 T – 15 T, 3%x180 T= 50 T lebih
( seharusnya) namun dikurangkan oleh pusat. Yang sedang diperjuangkan oleh
anggota DPRD Samarinda-> OTSUS. Selain itu kami banyak memberi pertanyaan
dan diskusi mengenai permasalahan yang ada di Samarinda dan di DPRD seperti
dari teman kami.
Risky Diana Priastari Apakah
harapan Bapak/Ibu ( anggota DPRD ) terkait peran mahasiswa UNMUL dalam sistem
politik? Dan bagaimana harapan dari DPRD itu sendiri? Belita Ayu Silviana
Wibisono Apakah kebijakan yang sudah dikeluarkan masih memerlukan sosialisasi
politik dan komunikasi politik untuk masyarakat? Sosialisasi politik dan
komunikasi politik yang seperti apa? Dan apakah kegiatan tersebut sudah di
laksanakan di Samarinda?
Ari Dwi Prasetyo Anggaran
pendidikan di Indonesia sebesar 20%, berapakah dana yang sampai ke Samarinda
khususnya UNMUL? Dan Otonomi Khusus yang diminta oleh Samarinda kepada pusat,
apa yang ditawarkan oleh DPRD Samarinda?
Peranan mahasiswa yang
penting adalah mengkritisi apa yang salah oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh
DPRD. Misalnya, tidak meratanya pembagian terhadap beasiswa kaltim cemerlang.
Mahasiswa lebih baik berkunjung langsung ke gedung DPRD bukan dijalanan,
berdemo dan merusak fasilitas.
Kebijakan yang sudah
dikeluarkan oleh DPRD sudah disosialisasikan dan ada PERDA yang mengatur
tentang, pertama kewajiban membuat kebijakan daerah, kedua budgeting, dan
ketiga control oleh pemerintah.
Periode sebelum 2014-2019,
UNMUL diberikan dana sebesar 600-700 Milyar. Sebenarnya Universitas
(Pendidikan) bukan tanggung jawab oleh APBD tetapi APBN sesuai didalam UU.
Namun, DPRD yang membantu dalam bentuk hibah dan sudah dikomunikasikan oleh
Gubernur KalTim. Anggaran 20% (sesuai dengan UU) itu juga dibagi kedalam
pembangunan infrastruktur, pertanian dan SDM (pendidikan,kesehatan dan
ekonomi). Otonomi Khusus masih dibicarakan oleh anggota DPRD Samarinda namun
belum dikeluarkan oleh Gubernur KalTim pada rapat paripurna di DPR RI. Di Paser
menuntut adanya perbaikan infrastruktur yang sudah ada, misalnya jalanan dari
Banjarmasin ke Samarinda. Dengan OTSUS dapat membantu perbaikan infrastruktur
tersebut. Otonomi khusus harus memiliki syarat-syarat tertentu, salah satunya
adanya ‘kekhususan pada suatu daerah’ dan infrastruktur yang memadai.
Secara Struktur dan
Fungsional tugas DPRD sudah benar dan sesuai dengan Tata tertib DPRD Samarinda
turunan dari UU No.27/GP 16 yang mengatur tentang susunan dan kedudukan anggota
DPRD. Tetapi yang saya dan kawan-kawan sayangkan ialah Mereka seolah-olah
menyalahkan petinggi yang lainnya bukan mencari apa yang salah. Dan Elite
politik ini komunikasi dengan pejabat daerah kurang rapi,dimana adanya
lempar-lemparan tugas dan saling menyalahkan seperti masalah OTSUS kini
menggantung tidak pasti dan DPRD kurang respons dengan masalah ini ,komunikasi
mereka dengan Pak Gubernur seperti acuh tak acuh dan ini sangat disayangkan.
Kami Mahasiswa Hubungan Internasional 2013 berharap adanya kepekaan mereka
untuk lebih mencintai Kaltim. Kami juga berharap adanya komunikasi yang jelas
antar petinggi Daerah ini akan menjadikan lancarnya kerjasama antar birokrasi
dan prilaku elite politik bisa lebih baik lagi. Disini Iman dan takwa
dibutuhkan tetapi tidak hanya itu saja semua yang baik itu penting. Kekuasaan
dan harta jangan membuat para Elite Politik lupa akan adanya rakyat sebagai
mana mereka dipilih rakyat dan untuk rakyat mereka sebagai tempat aspirasi
masyarakat.
Ini juga
berkaitan dengan mata kuliah yang kami ambil yaitu teori perbandingan politik.
Disini banyak kasus yang dapat dianalisa melalui mata kuliah teori perbandingan
politik yang dituangkan pemikiran dari David Easton dan Gabriel L.Almond
melalui pendekatan struktur fungsionalis seprti struktur dan fungsi dimana
contohnya ialah DPRD. Selain itu prilaku elite politik juga dapat dicermati
melalui pendekatan behavioralis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar