Mata Kuliah : Hubungan Internasional di Asia Tenggara
Tanggal :
17 November 2015
Kelas :
HI B 2013
Notulen :
Yensi Claudia Kumayas
Moderator :
Maria Hasugian
Photo Taken : Yusra Mufasir
ASEAN
Diskusi
kali ini membahas tentang ASEAN yang merupakan organisasi regional yang
dibentuk atas kesepakatan oleh lima negara pendiri ASEAN, yaitu Indonesia,
Malaysia, Singapur, Brunei Darusalam, dan Thailand. Diskusi dibagi menjadi
empat sesi. Sesi pertama membahas tentang ASEAN Benefit untuk mengetahui
manfaat ASEAN bagi negara-negara anggota, sesi kedua membahas ASEAN Challange
and Obstacle untuk mengetahui tantangan dan hambatan yang dihadapi ASEAN, sesi
ketiga membahas ASEAN in the Future untuk memprediksi bagaimana organisasi
tersebut diwaktu yang akan datang, dan sesi terakhir membahas organisasi
manakah yang ‘More Familiar’ (ASEAN, ARF, ASC, APT, atau APEC)
Sesi
pertama diskusi dibuka dengan pendapat dari sdri. Lamtinur, yang mengatakan keuntungan dari ASEAN bisa dilihat dari tujuan
organisasi tersebut, seperti yang ada dalam ASEAN Carter (15 tujuan ASEAN). ASEAN
berusaha untuk meningkatkan perdamaian, keamanan dan stabilitas kawasan Asia Tenggara,
menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang dapat menjadikan negara
anggota makmur, memperkuat demokrasi, memajukan pembangunan berkelanjutan untuk
menjamin lingkungan hidup, mengembangkan SDM, memperkuat kerjasama dalam
membangun lingkungan yang aman dan terjamin serta bebas narkotika, memajukan ASEAN
dengan berorientasi pada rakyat, memajukan identitas ASEAN dengan meningkatkan
kesadaran masyarakat akan keanekaragaman budaya dan warisan kawasan,
mempertahankan sentralitas dan peran serta ASEAN sebagai penggerak utama
kerjasama dengan mitra eksternal ASEAN.
Sdri,
Veramia menambahkan keuntungan ASEAN yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan perdamaian di tingkat regional, juga dengan adanya forum untuk ASEAN
seperti ARF, APT, ASC, dan APEC.
Sdr.
Wagis juga menambahkan bahwa kerja sama dalam ASEAN bisa mengurangi potensi
ancaman kejahatan antar negara melalui kerjasma yang intensiv, peningkatkan
kesadaran dan penghormatan masyarakat di kawasan akan keanekaragaman budaya,
kearifan lokal yang dimiliki setiap negara. Juga adanya peningkatan kerjasama
di berbagai bidang sosial seperti pengelolaan
lingkungan hidup, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, perempuan,
kesehatan serta penanganan bencana alam.
Yang
menjadi manfaat utama, seperti yang dikatakan sdr. Ansor adalah ASEAN sebagai
pemersatu kawasan, dan menjadi penyumbang suara dalam voting di organisasi
internasional seperti PBB.
Bukti
dari manfaat ASEAN disampaikan oleh sdr. Ikvi, seperti proses perdamaian melalui
Aceh Monitoring Mission, selanjutnya menciptakan keteraturan di kawasan ASEAN
sehingga dapat menjamin pembangunan di segala bidang sehingga mendorong negara
anggota ASEAN untuk menjadi negara maju. ASEAN juga berperan dalam mengatasi
bencana alam di Indonesia, dengan memberikan bantuan financial.
Sdri.
Belita menambahkan keuntungan ASEAN bagi negara anggota, misalnya Indonesia.
Keuntungan ASEAN yang didapat oleh Indonesia adalah penguatan aktivitas ekonomi
Indonesia dalam berintegrasi di ekonomi global melalui pasar tunggal yang
berbasis produksi.
Dari
pemaparan di atas, dapat dilihat manfaat ASEAN secara umum yaitu stabilisasi
kawasan, perdamaian, dan peningkatan ekonomi. Diskusi selanjutnya membahas
ancaman dan tantangan yang di hadapi ASEAN.
Sdri.
Citra mengatakan tantantangan terbesar yang dihadapi ASEAN adalah adanya
prinsip non-intervensi yang menyebabkan kekuatan ASEAN menjadi semu. Contohnya
dalam konflik laut cina selatan, sengketa antara Kamboja dan Thailand atas kuil
Preah Vihear, dan blok Ambalat. Dari kasus-kasus tersebut terlihat peran ASEAN
yang belum maksimal dalam penyelesaian masalah.
Menurut
sdr. Ansor, integrasi di bidang pertahanan, politik dan sekarang juga menjadi
kerjasama ekonomi menjadi tantangan terbesar ASEAN. Selanjutnya perbedaan
pandangan di antara negara-negara ASEAN. Dan jika dipandang dari realis hal ini
dapat menciptakan musuh bersama, dipandang dari sisi idealis harus mengembangkan perekonomian ASEAN demi
kesejahteraan bersama (Mahathir Mohamad)
Menanggapi pendapat sdr. Ansor, sdr. Wagis mengatakan ASEAN merupakan penyatuan dari negara-negara yang heterogen dengan masing-masing ideologinya, sehingga sulit menyamakan persepsi. Jadi tidak bisa dikatakan bahwa dengan adanya ASEAN bisa menciptakan musuh bersama. Merujuk pada teori democratic peace, jika salah satu negara anggota ASEAN yang bukan demokrasi berkonflik dengan negara demokrasi di luar ASEAN, negara demokrasi di ASEAN tidak mungkin ikut dalam konflik tersebut.
Menanggapi
kembali, sdri. Wiwin sependapat dengan sdr. Wagis. Melihat dari konsep
komunitas, dan membandingkan dengan UE yang sama ideologinya, tidak seperti ASEAN
yang tidak semua negara memiliki ideology yang sama. Juga adanya perang masa
lalu, UE didirikan untuk mengurangi konflik melalui komunitas, berbeda dengan ASEAN,
sehingga sulit untuk bisa menjadi organisasi supranasional yang maju.
Berbeda
dengan pendapat sebelumnya, sdri. Citra optimis ASEAN akan menjadi organisasi
supranasional. Melalui Bali Concord II sebagai batu loncatan ASEAN untuk
menjadi organisasi supranasional, dan ratifikasi piagam Charter yang menjadi
pemersatu ASEAN.
Sdr.
Ikvi mengatakan kelebihan ASEAN yaitu adanya zona bebas nulir yang belum ada di
organisasi regional lainnya. Dan itu menjadi batu loncatan bagi ASEAN untuk
menjadi lebih baik.
Menurut
sdr. Daus, tantangan dan hambatan muncul dari negara-negara anggota ASEAN
sendiri. Dari krisis tahun 1998, menyebabkan negara-negara ASEAN lebih suka
melakukan perdagangan ke luar ASEAN, seperti produksi manufaktur. Sesuai data
dari sekertariat ASEAN 2004, lebih dari 70% negara-negara ASEAN melakukan
ekspor ke negara-negara di luar ASEAN.
Sdr.
Marzuk menambahkan, sesuai dengan tesis Samuel Hutington tentang benturan
peradaban. ASEAN pernah dipengaruhi antara Soviet dan Amerika, di sisi lain
juga adanya pengaruh Islam. Hal itu yang mempengaruhi ideology negara-negara di
ASEAN, sehingga adanya perbedaan ideology menghambat integrasi.
Tantangan
ASEAN di sector ekonomi yang belum maksimal, disampaikan oleh sdri. Idelia
Kartika, bisa diatasi dengan peningkatan pada masing-masing sector, serta
meningkatkan bisnis di masing-masing negara.
Sdri.
Belita menambahkan mengenai integrasi pasar. Menghadapi MEA yang tidak lama
lagi, pasar akan semakin terintegrasi. Dan liberalisasi semakin mengurangi
peran negara, menyebabkan dominasi asing semakin besar. Untuk itu pasar ASEAN
harus mampu berkompetisi.
Untuk memprediksikan ASEAN diwaktu
yang akan datang, sdr. Dwi Hermawan optimis ASEAN akan lebih kuat. Contohnya
saja, sesuai data yang didapat, Malaysia pada tahun lalu yang mengalami
pertumbuhan anggaran, yaitu investasi dari kerjasama di ASEAN sekitar $138 m
mengalami kenaikan 15%. Selain itu juga, dengan prinsip non-intervensi akan
mengihndarkan negara-negara anggot ASEAN saling konflik. Contohnya Indonesia
dan Malaysia yang sebelumnya sempat diberitakan berkonflik, namun tidak sampai
perang karena prinsip non-intervensi tersebut.
Sama
seperti pendapat sebelumnya, sdr. Ansor juga optimis. Berdasarkan teori lepas
landas oleh Rostow, ASEAN bisa terbang
lebih tinggi lagi dan berpotensi besar dalam investasi. ASEAN juga bisa belajar
dari UE yang sebelumnya pernah mengalami krisis.
Untuk
menlihat relevansinya, ASEAN di bandingkan dengan ARF, ASC, APT, dan APEC.
Organisasi mana diantara kelimanya yang dinilai lebih mampu dan berpotensi
untuk memajukan negara-negara di Asia Tenggara?
Sdri.
Vivi berpendapat bahwa APEC lah yang lebih unggul. APEC memiliki 21 anggota
yang mewakili 44% populasi global, 49% perdagangan internasional, 54% PDB
dunia, maka dengan adanya APEC dapat menjalankan kerjasama yang menyatukan
sumber daya negara-nrgara anggota, berbagi informasi, meningkatkan kemakmuran
negara anggota yang bisa menciptakan lebih banyak kesempatan lapangan pekerjaan,
dan meningkatkan kemampuan berpartisipasi dalam pasar internasional.
Sdr.
Wagis setuju bahwa APEC lebih unggul dan bisa menjadi leading organization.
Kerjasama ASEAN disegala bidang menyulitkan ASEAN untuk berkembang.
Begitu
pula dengan sdri. Belita, menurutnya APEC lebih berpotensi. Melihat UE yang
awalnya terintegrasi di bidang ekonomi, yang kemudian meluas ke bidang-bidang
lainnya. Begitu pula dengan APEC.
Sdr.
Ikvi juga sependapat dengan pernyataan sebelumnya. Melihat dari waktu
pembentukannya, ASEAN merupakan organisasi yang dibentuk lebih dulu dibanding
organisasi lainnya. Juga dengan adanya ASEAN Way bisa menyelasaikan konflik di
Asia Tenggara, walaupun tidak semua.
Sdri.
Citra lebih optimis pada ASEAN, karena organisasi lainnya (ARF, ASC, APT)
merupakan perluasan dari ASEAN, sedangkan APEC hanya focus pada ekonomi di Asia
Pasifik (cakupan terlalu luas). ASEAN tidak hanya fokus di bidang ekonomi,
melainkan juga pertahanan, politik, sosial. Kemudian menanggapi pernyataan
sdri. Belita yang mengatakan bahwa APEC lebih unggul karena integrasi awal di
bidang ekonomi dan akan meluas di bidang-bidang lainnya seperti UE, sdri. Citra
mengatakan bahwa APEC hanya akan tetap bertahan di bidang ekonomi.
Demikian
pula dengan sdr. Ikko setuju dan optimis pada ASEAN. Selain lebih dulu
dibentuk, ASEAN juga memiliki kajian-kajian yang dipelajari seperti di Sigapur.
Dan menurutnya APEC tidak murni dari negara-negara Asia Tenggara.
Sdr.
Hamdi juga optimis pada ASEAN. Negara-negara Asia Tenggara belum mampu bersaing
dengan Asia Pasifik, sehingga Asia Tenggara hanya jadi pasar dari negara-negara
maju Asia Pasifik. Dalam APEC juga dipenuhi oleh kepentingan-kepentingan negara
selain ASEAN, jadi dari pada melibatkan negara luar, lebih baik mengoptimalkan
kerjasama antara negara-negara Asia Tenggara.
Kembali
sdr. Wagis berpendapat bahwa APEC lebih jelas landasannya, yaitu ekonomi.
Menanggapi argumen sdr. Hamdi, di ASEAN juga terdapat kesenjangan antara negara
berkembang dan negara maju yang ada di Asia Tenggara. Dan sesuai dengan teori
interdependensi, negara berkembang juga tetap membutuhkan negara maju.
Sdri.
Qorina juga menambahkan bahwa APEC lebih lebih relevan dengan kapabilitas yang lebih
kuat untuk kedepannya.
Sdri.
Idelia Kartika juga setuju dengan APEC. Melihat Indonesia yang bisa meraih
keuntungan dari liberalisasi pasar melalui perdagangan APEC, dan 55 %
perekonomian dunia dikuasai APEC.
Sdri.
Maria memandang bahwa ASEAN relevan, mengingat sebentar lagi akan ada MEA,
sehingga besar kemugkinan bahwa ASEAN akan terus maju.
Menengahi semua pendapat yang ada, sdr. Marzuk
berpendapat bahwa semua organisasi memiliki keunggulannya masing-masing, dan
semua akan memainkan peran dan fungsinya.
Dari diskusi kali ini, dapat diambil
kesimpulan ASEAN merupakan wadah pemersatu dan untuk memperjuangkan kepentingan
bersama dalam forum internasional. ASEAN dapat melindungi dan memajukan hak-hak
negara di Asia Tenggara. Dan untuk relevansinya, ASEAN mampu untuk tetap eksis,
contohnya dengan adanya MEA, sehingga ASEAN akan tetap maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar