Senin, 23 November 2015

Diskusi 1 - Hubungan Internasional di Asia Tenggara


Mata Kuliah         : Hubungan Internasional di Asia Tenggara
Tanggal               : 17 November 2015
Kelas                   : HI B 2013
Notulen               : Yensi Claudia Kumayas
Moderator           : Maria Hasugian
Photo Taken       : Yusra Mufasir

ASEAN

Diskusi kali ini membahas tentang ASEAN yang merupakan organisasi regional yang dibentuk atas kesepakatan oleh lima negara pendiri ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapur, Brunei Darusalam, dan Thailand. Diskusi dibagi menjadi empat sesi. Sesi pertama membahas tentang ASEAN Benefit untuk mengetahui manfaat ASEAN bagi negara-negara anggota, sesi kedua membahas ASEAN Challange and Obstacle untuk mengetahui tantangan dan hambatan yang dihadapi ASEAN, sesi ketiga membahas ASEAN in the Future untuk memprediksi bagaimana organisasi tersebut diwaktu yang akan datang, dan sesi terakhir membahas organisasi manakah yang ‘More Familiar’ (ASEAN, ARF, ASC, APT, atau APEC)




Sesi pertama diskusi dibuka dengan pendapat dari sdri. Lamtinur, yang mengatakan  keuntungan dari ASEAN bisa dilihat dari tujuan organisasi tersebut, seperti yang ada dalam ASEAN Carter (15 tujuan ASEAN). ASEAN berusaha untuk meningkatkan perdamaian, keamanan dan stabilitas kawasan Asia Tenggara, menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang dapat menjadikan negara anggota makmur, memperkuat demokrasi, memajukan pembangunan berkelanjutan untuk menjamin lingkungan hidup, mengembangkan SDM, memperkuat kerjasama dalam membangun lingkungan yang aman dan terjamin serta bebas narkotika, memajukan ASEAN dengan berorientasi pada rakyat, memajukan identitas ASEAN dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan keanekaragaman budaya dan warisan kawasan, mempertahankan sentralitas dan peran serta ASEAN sebagai penggerak utama kerjasama dengan mitra eksternal ASEAN.

Sdri, Veramia menambahkan keuntungan ASEAN yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan perdamaian di tingkat regional, juga dengan adanya forum untuk ASEAN seperti ARF, APT, ASC, dan APEC.


Sdr. Wagis juga menambahkan bahwa kerja sama dalam ASEAN bisa mengurangi potensi ancaman kejahatan antar negara melalui kerjasma yang intensiv, peningkatkan kesadaran dan penghormatan masyarakat di kawasan akan keanekaragaman budaya, kearifan lokal yang dimiliki setiap negara. Juga adanya peningkatan kerjasama di berbagai bidang sosial seperti pengelolaan  lingkungan hidup, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, perempuan, kesehatan serta penanganan bencana alam.
Yang menjadi manfaat utama, seperti yang dikatakan sdr. Ansor adalah ASEAN sebagai pemersatu kawasan, dan menjadi penyumbang suara dalam voting di organisasi internasional seperti PBB.

Bukti dari manfaat ASEAN disampaikan oleh sdr. Ikvi, seperti proses perdamaian melalui Aceh Monitoring Mission, selanjutnya menciptakan keteraturan di kawasan ASEAN sehingga dapat menjamin pembangunan di segala bidang sehingga mendorong negara anggota ASEAN untuk menjadi negara maju. ASEAN juga berperan dalam mengatasi bencana alam di Indonesia, dengan memberikan bantuan financial.
Sdri. Belita menambahkan keuntungan ASEAN bagi negara anggota, misalnya Indonesia. Keuntungan ASEAN yang didapat oleh Indonesia adalah penguatan aktivitas ekonomi Indonesia dalam berintegrasi di ekonomi global melalui pasar tunggal yang berbasis produksi.

Dari pemaparan di atas, dapat dilihat manfaat ASEAN secara umum yaitu stabilisasi kawasan, perdamaian, dan peningkatan ekonomi. Diskusi selanjutnya membahas ancaman dan tantangan yang di hadapi ASEAN.

Sdri. Citra mengatakan tantantangan terbesar yang dihadapi ASEAN adalah adanya prinsip non-intervensi yang menyebabkan kekuatan ASEAN menjadi semu. Contohnya dalam konflik laut cina selatan, sengketa antara Kamboja dan Thailand atas kuil Preah Vihear, dan blok Ambalat. Dari kasus-kasus tersebut terlihat peran ASEAN yang belum maksimal dalam penyelesaian masalah.


Menurut sdr. Ansor, integrasi di bidang pertahanan, politik dan sekarang juga menjadi kerjasama ekonomi menjadi tantangan terbesar ASEAN. Selanjutnya perbedaan pandangan di antara negara-negara ASEAN. Dan jika dipandang dari realis hal ini dapat menciptakan musuh bersama, dipandang dari sisi idealis  harus mengembangkan perekonomian ASEAN demi kesejahteraan bersama (Mahathir Mohamad)



Menanggapi pendapat sdr. Ansor, sdr. Wagis mengatakan ASEAN merupakan penyatuan dari negara-negara yang heterogen dengan masing-masing ideologinya, sehingga sulit menyamakan persepsi. Jadi tidak bisa dikatakan bahwa dengan adanya ASEAN bisa menciptakan musuh bersama. Merujuk pada teori democratic peace, jika salah satu negara anggota ASEAN yang bukan demokrasi berkonflik dengan negara demokrasi di luar ASEAN, negara demokrasi di ASEAN tidak mungkin ikut dalam konflik tersebut.

Menanggapi kembali, sdri. Wiwin sependapat dengan sdr. Wagis. Melihat dari konsep komunitas, dan membandingkan dengan UE yang sama ideologinya, tidak seperti ASEAN yang tidak semua negara memiliki ideology yang sama. Juga adanya perang masa lalu, UE didirikan untuk mengurangi konflik melalui komunitas, berbeda dengan ASEAN, sehingga sulit untuk bisa menjadi organisasi supranasional yang maju.

Berbeda dengan pendapat sebelumnya, sdri. Citra optimis ASEAN akan menjadi organisasi supranasional. Melalui Bali Concord II sebagai batu loncatan ASEAN untuk menjadi organisasi supranasional, dan ratifikasi piagam Charter yang menjadi pemersatu ASEAN.

Sdr. Ikvi mengatakan kelebihan ASEAN yaitu adanya zona bebas nulir yang belum ada di organisasi regional lainnya. Dan itu menjadi batu loncatan bagi ASEAN untuk menjadi lebih baik. 
Menurut sdr. Daus, tantangan dan hambatan muncul dari negara-negara anggota ASEAN sendiri. Dari krisis tahun 1998, menyebabkan negara-negara ASEAN lebih suka melakukan perdagangan ke luar ASEAN, seperti produksi manufaktur. Sesuai data dari sekertariat ASEAN 2004, lebih dari 70% negara-negara ASEAN melakukan ekspor ke negara-negara di luar ASEAN.

Sdr. Marzuk menambahkan, sesuai dengan tesis Samuel Hutington tentang benturan peradaban. ASEAN pernah dipengaruhi antara Soviet dan Amerika, di sisi lain juga adanya pengaruh Islam. Hal itu yang mempengaruhi ideology negara-negara di ASEAN, sehingga adanya perbedaan ideology menghambat integrasi.
 

Tantangan ASEAN di sector ekonomi yang belum maksimal, disampaikan oleh sdri. Idelia Kartika, bisa diatasi dengan peningkatan pada masing-masing sector, serta meningkatkan bisnis di masing-masing negara. 

Sdri. Belita menambahkan mengenai integrasi pasar. Menghadapi MEA yang tidak lama lagi, pasar akan semakin terintegrasi. Dan liberalisasi semakin mengurangi peran negara, menyebabkan dominasi asing semakin besar. Untuk itu pasar ASEAN harus mampu berkompetisi.
            Untuk memprediksikan ASEAN diwaktu yang akan datang, sdr. Dwi Hermawan optimis ASEAN akan lebih kuat. Contohnya saja, sesuai data yang didapat, Malaysia pada tahun lalu yang mengalami pertumbuhan anggaran, yaitu investasi dari kerjasama di ASEAN sekitar $138 m mengalami kenaikan 15%. Selain itu juga, dengan prinsip non-intervensi akan mengihndarkan negara-negara anggot ASEAN saling konflik. Contohnya Indonesia dan Malaysia yang sebelumnya sempat diberitakan berkonflik, namun tidak sampai perang karena prinsip non-intervensi tersebut.
Sama seperti pendapat sebelumnya, sdr. Ansor juga optimis. Berdasarkan teori lepas landas oleh  Rostow, ASEAN bisa terbang lebih tinggi lagi dan berpotensi besar dalam investasi. ASEAN juga bisa belajar dari UE yang sebelumnya pernah mengalami krisis.
Untuk menlihat relevansinya, ASEAN di bandingkan dengan ARF, ASC, APT, dan APEC. Organisasi mana diantara kelimanya yang dinilai lebih mampu dan berpotensi untuk memajukan negara-negara di Asia Tenggara?


Sdri. Vivi berpendapat bahwa APEC lah yang lebih unggul. APEC memiliki 21 anggota yang mewakili 44% populasi global, 49% perdagangan internasional, 54% PDB dunia, maka dengan adanya APEC dapat menjalankan kerjasama yang menyatukan sumber daya negara-nrgara anggota, berbagi informasi, meningkatkan kemakmuran negara anggota yang bisa menciptakan lebih banyak kesempatan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kemampuan berpartisipasi dalam pasar internasional.

Sdr. Wagis setuju bahwa APEC lebih unggul dan bisa menjadi leading organization. Kerjasama ASEAN disegala bidang menyulitkan ASEAN untuk berkembang.
Begitu pula dengan sdri. Belita, menurutnya APEC lebih berpotensi. Melihat UE yang awalnya terintegrasi di bidang ekonomi, yang kemudian meluas ke bidang-bidang lainnya. Begitu pula dengan APEC.

Sdr. Ikvi juga sependapat dengan pernyataan sebelumnya. Melihat dari waktu pembentukannya, ASEAN merupakan organisasi yang dibentuk lebih dulu dibanding organisasi lainnya. Juga dengan adanya ASEAN Way bisa menyelasaikan konflik di Asia Tenggara, walaupun tidak semua.

Sdri. Citra lebih optimis pada ASEAN, karena organisasi lainnya (ARF, ASC, APT) merupakan perluasan dari ASEAN, sedangkan APEC hanya focus pada ekonomi di Asia Pasifik (cakupan terlalu luas). ASEAN tidak hanya fokus di bidang ekonomi, melainkan juga pertahanan, politik, sosial. Kemudian menanggapi pernyataan sdri. Belita yang mengatakan bahwa APEC lebih unggul karena integrasi awal di bidang ekonomi dan akan meluas di bidang-bidang lainnya seperti UE, sdri. Citra mengatakan bahwa APEC hanya akan tetap bertahan di bidang ekonomi.

Demikian pula dengan sdr. Ikko setuju dan optimis pada ASEAN. Selain lebih dulu dibentuk, ASEAN juga memiliki kajian-kajian yang dipelajari seperti di Sigapur. Dan menurutnya APEC tidak murni dari negara-negara Asia Tenggara.
Sdr. Hamdi juga optimis pada ASEAN. Negara-negara Asia Tenggara belum mampu bersaing dengan Asia Pasifik, sehingga Asia Tenggara hanya jadi pasar dari negara-negara maju Asia Pasifik. Dalam APEC juga dipenuhi oleh kepentingan-kepentingan negara selain ASEAN, jadi dari pada melibatkan negara luar, lebih baik mengoptimalkan kerjasama antara negara-negara Asia Tenggara.

Kembali sdr. Wagis berpendapat bahwa APEC lebih jelas landasannya, yaitu ekonomi. Menanggapi argumen sdr. Hamdi, di ASEAN juga terdapat kesenjangan antara negara berkembang dan negara maju yang ada di Asia Tenggara. Dan sesuai dengan teori interdependensi, negara berkembang juga tetap membutuhkan negara maju.
Sdri. Qorina juga menambahkan bahwa APEC lebih lebih relevan dengan kapabilitas yang lebih kuat untuk kedepannya. 


Sdri. Idelia Kartika juga setuju dengan APEC. Melihat Indonesia yang bisa meraih keuntungan dari liberalisasi pasar melalui perdagangan APEC, dan 55 % perekonomian dunia dikuasai APEC.

Sdri. Maria memandang bahwa ASEAN relevan, mengingat sebentar lagi akan ada MEA, sehingga besar kemugkinan bahwa ASEAN akan terus maju.

Menengahi semua pendapat yang ada, sdr. Marzuk berpendapat bahwa semua organisasi memiliki keunggulannya masing-masing, dan semua akan memainkan peran dan fungsinya.

            Dari diskusi kali ini, dapat diambil kesimpulan ASEAN merupakan wadah pemersatu dan untuk memperjuangkan kepentingan bersama dalam forum internasional. ASEAN dapat melindungi dan memajukan hak-hak negara di Asia Tenggara. Dan untuk relevansinya, ASEAN mampu untuk tetap eksis, contohnya dengan adanya MEA, sehingga ASEAN akan tetap maju.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar