Mata Kuliah : Hubungan Internasional di
Asia Tenggara
Tanggal : 24 November 2015
Kelas : HI B 2013
Notulen : Risma Ayunda Fara Christian (1302045146)
Tanggal : 24 November 2015
Kelas : HI B 2013
Notulen : Risma Ayunda Fara Christian (1302045146)
Berbicara mengenai pola geografis, Asia Tenggara memiliki dua pola geografis
yang berbeda, yaitu island dan inland. Kemudian “ Apakah perbedaan pola
geografis tersebut dapat mempengaruhi kebijakan politik suatu negara?”
Pertanyaan tersebut diajukan oleh Ibu Uni Sagena kepada seluruh mahasiswa
hubungan internasional kelas B angkatan 2013 pada tanggal 24 November 2015.
“Menurut Belita Ayu, perbedaan pola geografis dapat memperngaruhi kebijakan suatu negara. Contohnya negara yang mempunyai pola geografis island, khususnya Indonesia yang membuat kebijakan maritim pada masa pemerintahan Jokowi. Dari bentuk negara Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau sehingga dibentuk pos-pos kelautan. Kebijakan tersebut yang dikenal sebagai poros maritim”.
Setelah berbicara mengenai pola geografis di Asia Tenggara, kemudian akan dijelaskan
secara singkat tentang karakteristik di Asia Tenggara. Karakteristik di Asia
Tenggara antara lain :
- Instabilitas politik, sosial, ekonomi, dan kemanan, baik domestik maupun regional. Contohnya krisis finansial 97, Indonesia “reformasi 98”, border conflict, sengketa maritime dan Free Papua Movement. seperti yang dijelaskan oleh saudara Muafi, bahwa setiap tanggal 17 Agustus Papua tidak mengibarkan bendera merah putih melainkan bendera yang diberi nama “Bintang Kejora”. Sehingga disebut sebagai Free Papua Movement.
- Adanya External Power Influence.
- Tidak terdistribusi nya kesejahteraan di kawasan Asia Tenggara.
- Perbedaan perkembangan politik dan ekonomi di setiap negara sehingga diadakan kerjasama sub-regional seperti Indonesia, Malaysia, Singapore Growth Triangle termasuk di dalamnya yaitu Sijori.
“Risma Ayunda Fara mengemukakan Sijori merupakan kerjasama ekonomi antara Singapura, Johor, dan Riau.”
Selain itu ada pula kerjasama sub regional lainnya yaitu Indonesia-Malaysia-Thailand
Growth triangle, Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines east ASEAN Growth Area,
dan kemudian Saudari Waannisa melengkapi nya dengan menyebutkan CMLV atau
sub- regional Cooperation Cambodia, Myanmar, Laos, Vietnam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar