Sabtu, 14 November 2015

Materi 1



Hasil Notulensi


Mata Kuliah  : Hubungan Internasional di Asia Tenggara
Tanggal        : 10 November 2015
Kelas            : HI B 2013
Notulen         : Mardiana (1302045086)

Latar Belakang Pembentukan ASEAN



Materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah berkenaan dengan latar belakang pembentukan ASEAN sebagai  sebuah organisasi regional di Asia Tenggara. Sebelum memulai penyampaian materi, Mahasiswa ditanya mengenai hal apa saja yang mempengaruhi  terbentuknya ASEAN. Beberapa Mahasiswa  yang menyatakan pendapatnya adalah:

Saudara Wagis, yang berpendapat bahwa latar belakang terbentuknya ASEAN adalah karena adanya kesamaan sejarah dari masing-masing negara di Asia Tenggara yakni sebagai bekas negara jajahan.  Selain itu, dengan adanya ASEAN juga diharapkan dapat menghindarkan terjadinya konflik antara negara-negara di Asia Tenggara.

Kemudian saudari Yensi Claudia juga berpendapat bahwa latar belakang terbentuknya ASEAN awalnya karena faktor internal dari masing-masing negara, yaitu ketidakmampuan negara untuk berdiri dan memenuhi kebutuhannya sendiri. Maka dari itu,perlu dibentuknya ASEAN yang menjembatani hubungan antar negara tersebut.

Sedangkan pendapat ketiga dari saudara Ikvi,melihat bahwa  latar belakang terbentuknya ASEAN sebenarnya lebih kepada faktor eksternal kawasan. Yang mengutip pandangan Berry Buzan, bahwa ASEAN dibentuk dengan tujuan untuk menangkal efek domino dari penyebaran paham Komunis yang terjadi saat Perang  Dingin.

            Dari ketiga pendapat di atas, kita dapat melihat ada dua faktor yang dianggaap mempengaruhi terbentuknya ASEAN, yaitu faktor eksternal seperti pendapat saudara Ikvi, dan faktor internal seperti pendapat saudara Wagis dan Yensi Claudia. Namun menurut banyak analisis, ASEAN awalnya memang dibentuk dari faktor eksternal  yang bertujuan untuk menangkal domino efek di era Perang Dingin.
            Komunisme di era Perang Dingin diibaratkan sebagai sebuah gurita, yang dikhawatirkan oleh AS dan sekutunya  akan terus menyebarkan pahamnya hingga ke wilayah Asia Tenggara. Dibuatlah Pakta Manila yaitu pakta pertahanan Asia Tenggara, yang sebenarnya merupakan strategi dari Amerika Serikat dan Inggris untuk menahan penyebaran komunisme di Asia Tenggara sekaligus menjadi cikal bakal berdirinya ASEAN.
            Pada tahun 1955, organisasi SEATO  dibentuk namun kurang sukses seiring perkembangnya . Kemudian di  bulan April 1955, Konferensi  Asia-Afrika  diadakan di Bandung, sebagai  bentuk kerjasama negara negara Asia dan Afrika dalam menentang kolonialisme dan dicetuskannya  gerakan Non-Blok.
            Sebagai pelopor Konferensi Asia-Afrika,nama Indonesia makin dikenal oleh dunia Internasional . Moh.Hatta dalam KAA ini juga menyampaikan kebijakan luar negeri Indonesia yang Bebas-Aktif.

Saudara Marzuq menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Bebas-Aktif ialah Bebas dalam arti tidak memihak blok manapun (Blok Barat dan Blok Timur) serta Aktif dalam menjaga perdamaian.

            Pada 28 Mei 1966, Malaysia dan Indonesia bertemu di Bangkok untuk mendeklarasikan bahwa konflik kedua negara telah berakhir. Dan  pada 11 Agustus di tahun yang sama, kedua negara menandatangani Deklarasi Bangkok.
            Pada 8 Agustus 1967, lima negara pelopor yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina menandatangani Deklarasi Bangkok dan menandai berdirinya ASEAN.
             ASEAN adalah bentuk kerjasama regional dengan tujuan untuk mencapai Peace (Perdamaian), Progress (Kemajuan), dan Prosperity (Kemakmuran) di Asia Tenggara. Selain itu, ASEAN juga memiliki aturan main yang disebut dengan ASEAN Way, yang terbentuk dari Bandung Principles atau Dasasila Bandung dalam KAA.
ASEAN Way tersebut ialah:
1.    Concensual decision making, yaitu kesepakatan bersama.
2.    Informal Consultation, yaitu kesepakatan yang dilakukan melalui jalur internal atau ‘di bawah meja’.
3.    Respect of Sovereignty, yaitu menghormati kedaulatan negara anggota yg lain.
4.    Non- interference, yaitu tidak mencampuri urusan politik dalam negeri masing-masing anggota.
5. Renunciation of the threat or use of force, yaitu tidak menggunakan ancaman kekuatan militer.
            Di tahun 1967 ini, anggota ASEAN masih lima negara, yaitu kelima pelopor ASEAN tersebut.Selanjutnya di tahun 1976, ASEAN Summit digelar untuk pertama kalinya.

Saudari Wa’anissa menanyakan apakah ada kemungkinan penyatuan mata uang di Asia Tenggara dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN mendatang.

            Untuk perihal penyatuan mata uang di Asia Tenggara, memang ada wacana yang menyatakan hal tersebut seperti yang diterapkan di Uni Eropa. Namun perlu dikritisi apakah cara-cara yang digunakan Uni Eropa dapat diterapkan di Asia Tenggara. Karena ada beberapa kelemahan seperti krisis Yunani yang dampaknya juga harus dirasakan oleh negara anggota Uni Eropa yang lain, yang harusnya Asia Tenggara hindari untuk diterapkan di kawasan.
            ASEAN seiring perkembangannya kini telah berkembang menjadi banyak kerjasama dengan negara-negara di luar kawasan. Seperti ARF (ASEAN Regional Forum) di tahun 1944, ASEAN+3 dengan tiga negara yaitu Jepang, Korea Selatan dan Cina ditahun 1997, dan EAS (East Asian Summit) dengan India, Australia dan New Zealand.
            Dari perkembangan kerjasama ini, muncul pertanyaan apakah tujuan ASEAN telah tercapai? Apakah kerjasama dengan negara di luar kawasan Asia Tenggara tersebut efektif atau justru mengungtungkan pihak luar? Pertanyaan- pertanyaan inilah yang harus kita  kritisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar