Nama
: Dewi Murni
NIM
: 1302045091
ASEAN Way
“Didalam pelaksanaannya ASEAN memiliki norma-norma
tersendiri yang mana dikenal sebagai ASEAN Way, dimana berkenaan dengan norma
non-intervensi, non penggunaan angkatan senjata, mengejar otonomi regional,
serta menghindari collective defense.” ( khoo,2004: 38 )
ASEAN Way adalah norma dan prinsip-prinsip non-intervensi,
penyelesaian sengketa secara damai, tindakan non-konfrontatif terhadap konflik,
dan menekankan pada musyawarah dan mufakat. ASEAN Way dapat dikatakan sebagai cara-cara ASEAN
dalam menanggapi dan menanggulangi permasalahan yang ada. Secara sederhana
ASEAN Way juga merupakan suatu pembentukan identitas bagi negara-negara Asia
Tenggara ditengah maraknya dominasi negara-negara barat dan juga negara maju.
ASEAN Way dapat menjadi sebuah pedoman bagi negara
Asia Tenggara khususnya untuk bertindak atau dalam menyelesaikan masalah.
Beberapa konsep ASEAN Way antara lain adalah penghormatan terhadap kedaulatan
masing-masing negara anggotanya dengan tidak melakukan interensi terhadap
masalah internal negara lain, mengusahakan resolusi konflik dengan cara-cara
damai, serta tidak menggunakan ancaman dan kekerasan. Metode yang digunakan
dalam menejemen konflik melalui konsep ASEAN Way umumnya didasarkan pada musyawarah
atau konsensus. Hal ini mencegah pihak-pihak yang memiliki pengaruh besar untuk
bertindak sewenang-wenangnya.
ASEAN Way mendorong negara – negara di kawasan asia
tenggara untuk mencari cara untuk bekerja sama secara maksimal dengan cara
dialog serta konsultasi. Proposal dari Thailand untuk “flexible engagement” di
tahun 1998 merupakan terobosan baru untuk perubahan cara diplomasi di ASEAN.
Flexible engagement yang dimaksud diatas adalah perbincangan yang dilakukan
oleh negara – negara anggota ASEAN untuk membicarakan tentang masalah – masalah
domestik serta kebijakan didalam negeri negara anggota ASEAN tanpa ada maksud
untuk mengintervensi negara satu sama lain. Proposal dari Thailand tersebut
awalnya tidak diterima oleh negara – negara anggota ASEAN, kecuali Filipina,
karena menganggap proposal tersebut sebagai pelanggaran intervensi isu domestik
suatu negara.
The ASEAN Ways : Pengambilan Keputusan Konsensus
Manfaat sistem pengambilan keputusan bervariasi dari
tempat ke tempat, tergantung pada kondisi lokal. Beberapa organisasi terkenal
selain ASEAN mengandalkan konsensus, di antaranya keanggotaan tetap Dewan
Keamanan PBB.
Jika mencapai keputusan dengan konsensus cukup baik
untuk badan PBB inti bertugas untuk memastikan perdamaian di seluruh dunia, itu
harus cukup baik untuk ASEAN. Dan dalam hal tujuan pendiri mereka
masing-masing, ASEAN telah bekerja bahkan lebih baik daripada Dewan Keamanan.
Di antara bentuk yang paling mendesak kebijakan
pengambilan keputusan adalah perselisihan sengketa dan penyelesaiannya. Di
pesisir negara Asia Tenggara, proses musyawarah (konsultasi) dan muafakat
(konsensus) adalah norma-norma tradisional. Setara dengan budaya pulau Pasifik
Selatan yang konsultasi kelompok lokal dan kolektif pengambilan keputusannya
melalui konsensus.
Ini bukan sebuah kejutan jika proses ini berkembang
hingga hari ini menjadi “ASEAN Way”. Mencari dan membangun konsensus sebagai
dasar untuk keputusan kolektif memiliki kekuatan yang sering diabaikan,
termasuk beberapa warga negara ASEAN. Lainnya dari luar daerah ASEAN sering
lebih siap untuk mengakui kekuatan itu. Hal ini terjadi selama sesi "Membangun Komunitas ASEAN: The Road
Ahead" di tahun 2013, ASEAN-Australia-New Zealand Dialogue di Kuala Lumpur
yang diselenggarakan oleh ISIS Malaysia selama seminggu.
Sebuah delegasi Vietnam meremehkan ASEAN Way tanpa
memberi alasan mengapa atau menawarkan berbagai alternatif kemungkinan. Dia
mengatakan bahwa ASEAN harus merevisi budaya kerja yang membangun konsensus di
antara negara-negara anggota.
Dia juga berpendapat bahwa Sekretariat ASEAN harus
menjadi koordinator kebijakan daripada sekadar "kantor pos." Isu-isu
tersebut telah berlaku di tahun 1990-an ketika Vietnam bergabung dengan ASEAN.
Beberapa delegasi Australia dan Selandia Baru lebih
bijaksana membela ASEAN Way dalam hal prestasi. Delegasi ASEAN bisa menjadi
sebagai apresiatif, jika mereka Memikirkan tentang isu terlebih dahulu. Prestasi
ASEAN yang tidak sedikit. Mulai dengan membawa lima bangsa negara tetangga
bersama-sama, tetangga dengan perbedaan yang luar biasa dalam budaya, etnis,
sejarah, pengalaman, ideologi, sistem politik, penggambaran wilayah dan bahkan
kepentingan nasional yang dirasakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar