Mengenal Masyarakat
Ekonomi ASEAN (Toward ASEAN Economic Community 2015)
Nama
Anggota :
1. Agus
Nardi (1302045080)
2. Dewi
Murni (1302045091)
3. Risma
Ayunda Fara C. (1302045146)
ASEAN Economic Community yang lebih dikenal
masyarakat Indonesia sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan suatu
program kerjasama negara-negara anggota ASEAN khususnya kerjasama dalam bidang
ekonomi. Program kerjasama yang direalisasikan pada akhir tahun 2015 ini
merupakan kerjasama yang berbeda dari kerjasama-kerjasama ASEAN sebelumnya. Hal
ini disebabakan karena Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (MEA) akan lebih fokus
pada pasar tunggal yang bersifat bebas dan terbuka. Sesuai yang terdapat dalam
blueprint, terdapat empat pilar ASEAN Economic Community atau MEA, antara lain
:
1. Pasar
tunggal yang berbasis produksi
2. Kawasan
ekonomi yang kompetitif
3. Wilayah
pembangunan ekonomi yang merata
4. Daerah
terintegrasi penuh dalam ekonomi global.
Jika MEA berhasil
dijalankan dengan baik, maka negara-negara anggota ASEAN akan memiliki
jangkauan pasar yang lebih luas. Kegiatan ekspor-impor barang dan jasa maupun
investasi antarnegara anggota ASEAN akan semakin terbuka. Keuntungannya dalam
kegiatan tersebut dimana tariff dan non-tarif sudah tidak diberlakukan lagi.
Dengan diberikannya kemudahan untuk bertransaksi antar sesame negara-negara
anggota ASEAN, sebagai konsumen tentu akan semakin banyak pilihan produk-produk
berkualitas yang berasal dari negara-negara anggota ASEAN. Sehingga dibutuhkan
persiapan ekstra bagi masyarakat Indonesia dalam menyambut dan menjalani MEA
2015. Selain itu, yang perlu diperhatikan lagi adalah bagaimana produsen lokal
Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya tersebut.
Keterbukaan pasar ini tentu akan membawa dampak positif bagi masing-masing
negara anggota ASEAN termasuk Indonesia jika masyarakat mampu menghasilkan
produk berkualitas yang mampu bersaing di kancah regional ASEAN dan bahkan
mampu menembus pasar global. Namun, jika pada praktiknya masyarakat Indonesia
justru lebih cenderung menjadi konsumen saja, maka hal tersebut tentu saja
tidak akan memberikan dampak apapun terhadap perekonomian negara Indonesia
sendiri.
Pada
hari minggu tanggal 13 Desember 2015 di GOR Sempaja, kami mahasiswa Hubungan
Internasional regular B 2013 melakukan sosialisasi terkait kesiapan masyarakat
Indonesia khususnya masyarakat Samarinda dalam menghadapi MEA (Toward ASEAN
Community 2015). Sebagian besar sasaran kami pada saat itu adalah pedagang dan
masyarakat yang bekerja dibidang produksi. Beberapa dari mereka belum mengetahui apa itu MEA dan masih asing di
telinga mereka, namun banyak pula yang sudah mengetahui hal tersebut dan bahkan
memberikan sumbangsi kepada kami para mahasiswa agar selalu mengembangkan diri
dan potensi untuk menghadapi MEA 2015 agar mampu bersaing dengan pelajar-pelajar
dari negara-negara anggota ASEAN lainnya. Selain itu ada pula beberapa sasaran
kami yang menanyakan hal seperti “lantas, apa yang harus kita lakukan dalam
menghadapi MEA ini?”. Jawabannya tentu saja antara lain adalah mengurangi budaya
konsumerisme masyarakat Indonesia dan mengutamakan penggunaan hasil produksi
masyarakat Indonesia sendiri. Hal tersebut menjadi salah satu cara bagi kita
sebelum memasuki dan terjun dalam masyarakat ekonomi ASEAN. Selain itu,
membekali diri dengan pengetahuan, keahlian dan keterampilan tentu dapat
membantu Indonesia dalam persaingan pasar bebas ASEAN. Dengan keahlian dan
keterampilan yang dimiliki, para pemuda Indonesia diharapkan dapat menjadi
tunas-tunas pembangunan ekonomi bangsa yang mandiri dan mampu menghasilkan
produk-produk berkualitas dan dapat mengembangkan produknya hingga ke
negara-negara lainnya.
Dengan
MEA tersebut maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi
tunggal dimana akan terjadi arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil
yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas diantara negara ASEAN. Dengan
terbentuknya pasar tunggal yang bebas tersebut maka akan terbuka peluang bagi
Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan ASEAN. Tujuan dari
upaya pemberlakuan Perdagangan Bebas ASEAN diantaranya untuk meningkatkan daya
saing ASEAN sebagai basis produksi dalam pasar dunia melalui penghapusan bea
dan halangan non-bea dalam ASEAN dan menarik investasi asing langsung ke ASEAN.
Meski tercatat sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah
ruah dengan luas dan populasi terbesar diantara negara-negara lainnya di ASEAN,
Indonesia diperkirakan masih belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
pada tahun 2015. Alasannya, iklim investasi kurang kondusif yang diindikasikan
melalui masalah ruwetnya birokrasi, infrastruktur, masalah kualitas sumber daya
manusia dan kentenagakerjaan (perburuhan) serta korupsi merupakan sebagian dari
masalah Indonesia saat ini. Untuk itu kita tidak boleh hanya berpangku tangan
dan hanya menjadi penonton saja, melainkan harus aktif bahkan jika memungkinkan
Indonesia harus mendominasi dalam kerjasama ekonomi ASEAN tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar