TUGAS ASIA TENGGARA
HASIL DISKUSI KALTIM MENGHADAPI
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015
NAMA: BELITA AYU SILVIANA WIBISONO - 1302045100
VERAMIA BONITA - 1302045114
VIVI DWI SETIAWATI -1302045121
KELAS: HI B REGULER 2013
Berdasarkan hasil wawancara
kami kepada masyarakat sekitar mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN, rata-rata
mengetahui tentang ASEAN. Seperti yang diungkapkan oleh Nur Anisha Irniatika,
yang berprofesi sebagai guru privat, ASEAN merupakan himpunan beberapa negara di
Asia Tenggara untuk meningkatkan perekonomian dan perdamaian. Sedangkan, MEA merupakan
kerjasama ekonomi untuk meningkatkan ekonomi bangsa dan negara-negara ASEAN dan
untuk kemajuan sosial dan budaya. Ia mengetahui hal tersebut melalui iklan dan
salah satu siaran di televisi. Tantangan MEA sendiri menurutnya adalah adanya
kompetisi antar negara maju dan berkembang. Ia mengaku siap tidak siap, kita harus
menghadapi MEA.
Sedangkan menurut
Isnawati, selaku pedagang sayuran di dekat rumah, ASEAN merupakan kumpulan
sepuluh negara di Asia Tenggara yang memiliki visi dan misi yang sama.
Menurutnya, MEA merupakan pasar bebas dalam hal barang dan jasa. Ia mengetahui
tentang MEA melalui siaran di televisi. Tantangan MEA menurutnya adalah dari
masyarakatnya sendiri yang belum siap untuk berkompetisi. Namun, ia siap
menghadapi MEA.
Sri Nurhidayah yang
berprofesi sebagai penjual sembako di warung sekitar rumah mengatakan, Ia
mengetahui tentang ASEAN. ASEAN merupakan kerjasama antar negara-negara di Asia
Tenggara. Ia pernah melihat tentang MEA di salah satu siaran televisi,
menurutnya MEA adalah kerjasama negara-negara, aliran modal dan jasa terbuka,
adanya perdagangan bebas dan masuknya produk maupun jasa dari luar Indonesia.
Ia pesimis, bahwa Indonesia tidak mampu bersaing karena kita banyak tertinggal
dari negara lainnya di Asia Tenggara. Ia mengaku belum siap menghadapi MEA.
Menurut Dyah
Kartika Sari, penjual baju online shop dan pemilik toko baju di Pramuka
mengetahui tentang ASEAN. ASEAN adalah kumpulan atau persatuan negara-negara di
Asia Tenggara. Ia mengetahui salah satu program ASEAN yaitu MEA dari siaran
televisi. MEA merupakan pasar bebas. Tantangan yang akan kita hadapi yaitu
bersaing dengan negara-negara lainnya. Ia mengaku siap menghadapi MEA di tahun mendatang.
Menurut Nurul
Arini, selaku penjual es cincau hijau di Pramuka, mengatakan bahwa ASEAN adalah
kumpulan lembaga-lembaga untuk memajukan perekonomian di Asia Tenggara. Namun,
Ia belum mengetahui tentang MEA. Menurutnya, berdasarkan informasi dari
kelompok kami mengenai MEA, dia optimis kita mampu bersaing dan mendapatkan
keuntungan dan Ia siap menghadapi MEA di tahun mendatang.
Penjual bawang di pasar
Ijabah yang bernama Ratna Safitri, mengaku tidak mengetahui tentang ASEAN
maupun MEA. Berdasarkan informasi dari kelompok kami, Ia mengatakan
tantangannya merupakan persaingan penjual dengan negara lain akan meningkat dan
Ia belum siap berkompetisi.
Dari semua
narasumber, dapat disimpulkan bahwa mereka ada yang mengetahui tentang ASEAN maupun
program MEA. Namun, masih ada yang belum mengetahui mengenai ASEAN maupun
program MEA. Kebanyakan mereka mengetahui tentang program MEA dari menonton
televisi. Tantangan dari adanya MEA itu sendiri adalah meningkatnya persaingan
atau kompetisi antar negara. Mereka mengatakan siap tidak siap harus siap
menghadapi MEA di tahun mendatang.
Masyarakat ekonomi ASEAN, menurut kelompok kami adalah bentuk integrasi ekonomi asean dalam arti adanya sistem
perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN. Mengutip buku menuju ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY 2015 (Departemen Perdagangan Repulik Indonesia), terdapat empat pilar
utama dalam blueprint (cetak biru) Masyarakat Ekonomi ASEAN, yaitu:
- ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional.
- ASEAN sebagai kawasan berdaya saing tinggi.
- ASEAN sebagai kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata.
- ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global.
Kelebihan MEA
berdasarkan hasil diskusi kelompok kami, menjadi peluang para pelaku usaha,
khususnya dalam memanfaatkan pasar yang lebih luas dengan sasaran penduduk
antara negara, menjadi negara pengekspor, menjadi negara tujuan investor,
meningkatkan devisa negara, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
meningkatkan serapan tenaga kerja. Pewujudan MEA di tahun
2015 akan
menempatkan ASEAN sebagai kawasan pasar terbesar ke-3 di dunia yang didukung
oleh jumlah penduduk ke-3 terbesar (8% dari total penduduk dunia) di dunia
setelah China dan India.
Dibalik
kelebihannya, MEA memiliki tantangan yaitu seperti persaingan
dengan negara sesama ASEAN dan negara lain di luar ASEAN seperti China dan
India. Proses liberalisasi arus modal dapat menimbulkan
ketidakstabilan melalui dampak langsungnya pada kemungkinan pembalikan arus
modal yang tiba-tiba maupun dampak tidak langsungnya pada peningkatan
permintaaan domestik yang akhirnya berujung pada tekanan inflasi.
Tantangan bagi
negara Indonesia yaitu meningkatkan kualitas SDM atau tenaga kerja baik
secara formal maupun informal. Integrasi ekonomi ASEAN membatasi kewenangan suatu
negara untuk menggunakan kebijakan fiskal, keuangan dan moneter untuk mendorong
kinerja ekonomi dalam negeri.
Solusi megahadapi
tantangan tersebut antara lain, pengamanan pasar produk
dalam negeri. Seperti pengetatan pengawasan penggunaan Surat Keterangan Asal barang (SKA)
dari negara mitra FTA, penggunaan produk dalam negeri dengan gerakan ACI, kampanye “Nation
Branding”, dan pengembangan ekonomi kreatif,
menciptakan perdagangan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif: reformasi
kebijakan pendukung investasi, pengembangan kawasan perdagangan bebas dan
kawasan ekonomi khusus, dan peningkatan pelayanan perizinan perdagangan bagi
dunia usaha.
Perbaikan pelayanan publik (National
Single Window / NSW), National Infrastructure Quality, pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP) / Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi Secara
Elektronik (SPIPISE), peningkatan
efisiensi perdagangan: revitalisasi pasar domestik, pemberian KUR, penyaluran
pupuk bersubsidi, bantuan pemasaran UKM dan pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan
keterampilan pelaku UKM, pengembangan UKM ekspor, pengembangan perdagangan
berjangka komoditi, pasar lelang dan resi gudang, pengembangan
infrastruktur
lainnya: pembentukan lembaga-lembaga sertifikasi, reformasi regulasi dan harmonisasi Regulasi.
Promosi
pariwisata, perdagangan dan investasi. Mengadakan program pengembangan citra Indonesia: promosi produk ekspor nasional (misi dagang, penetrasi pasar, dan promosi ekspor), ikut serta dalam World Expo. Peningkatan
kerjasama dan diplomasi perdagangan internasional ditingkat multilateral,
regional dan bilateral serta penguatan peran perwakilan luar negeri.
Hal lainnya
seperti program reformasi birokrasi, program peningkatan daya saing oleh
masing-masing Departemen Pembina Sektor (Industri, Koperasi, dan UKM,
Pertanian, Perikanan, Kehutanan) dan koordinasi antara instansi pemerintah
dengan dunia usaha secara reguler komunikasi yang intensif antara pemerintah
dan pelaku usaha dalam rangka membenahi infrastruktur yang diperlukan untuk
mendukung pelaku usaha, meningkatkan daya saing di pasar ASEAN maupun non
ASEAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar