NAMA : Vivi Dwi Setiawati
NIM :1302045121
ASEAN Way
dapat dikatakan sebagai cara-cara ASEAN dalam menanggapi dan menanggulangi
permasalahan yang ada serta menjadi suatu pedoman bagi negara Asia Tenggara
khususnya untuk bertindak dalam menyelesaikan masalah. Karakteristik ASEAN Way ialah penghormatan terhadap
kedaulatan negara anggotanya dengan tidak melakukan interensi terhadap masalah
internal negara lain, mengusahakan resolusi konflik dengan cara damai serta
tidak menggunkan ancaman kekerasan. Metode yang digunakan dalam manajemen
konflik melalui konsep ASEAN Way didasarkan
pada musyawarah atau konsensus. Adapun Proposal dari Thailand untuk “Flexible Engagement” tahun 1998
merupakan terobosan terbaru untuk perubahan cara diplomasi di ASEAN. Flexible Engagement yang dimaksud ialah
perbincangan yang dilakukan oleh negara anggota ASEAN untuk membicarakan
tentang masalah-masalah domestik serta kebijakan didalam negeri negara anggota
ASEAN tanpa ada maksud untuk mengintervensi negara satu sama lain. Awalnya
Proposal dari Thailand tidak diterima oleh negara anggota ASEAN, kecuali
Filipina, karena menganggap Proposal tersebut sebagai pelanggaran intervensi isu
domestik suatu negara.
Pendekatan secara informal dimaksudkan agar
mencairkan ketegangan yang terjadi pada pihak-pihak yang berselisih dengan
memanfaatkan nilai positif. Terbentuknya ASEAN merupakan salah satu isu yang
menjadi bahasan utama mengenai keamanan, salah satu produk ASEAN dalam
menangani isu keamanan adalah deklarasi ZOPFAN (Zone of Peace, Freedom and Neutrality) November 1971 yang bertujuan
untuk menjaga stabilitas keamanan serta menjamin kebebasan, melindungin
regional Asia Tenggara dari campur tangan pihak asing. Negara
anggota ASEAN sadar bahwa konflik internal masih rentan terjadi dan bisa
menyulut lahirnya konflik eksternal. Kesadaran tersebut muncul setelah negara
anggota mengkaji kasus masuknya komunis di Vietnam yang disebabkan lemahnya
institusi politik domestik.
Pada invasi Vietnam ke Kamboja tahun 1979. ASEAN
menganggap hal ini sudah melanggar norma dan prinsip untuk tidak mencampuri
urusan internal negara lain dengan melakukan tindakan subversib. Dari sini
kemudian ASEAN kembali mendesak Vietnam untuk mengakhiri invasinya terhadap
Kamboja (Acharya, 1997).
ASEAN Way merupakan
suatu pembentukan identitas bagi negara Asia Tenggara di tengah maraknya
dominasi negara Barat dan negara maju dan juga sebagai pedoman bagi negara Asia
Tenggara khususnya untuk bertindak dalam menyelesaikan masalah.
Menurut saya perlu ada konsep dan
suatu perencanaan untuk mengakselerasi ASEAN sesuai dengan kepentingan negara
anggota. Dalam menuntaskan sejumlah persoalan atau masalah internal, ASEAN Way
kurang signifikan karena masih terkendala faktor psikologis domestik
dan ego masing-masing anggota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar