HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA
Nama Anggota Kelompok :
Akhmad Ferdy Hellen
Adeline Sita
Udifitrizia
1102045120 0902045165 1202045059
Pada
tugas kali ini kami melakukan wawancara dengan para pelaku UKM di lingkungan
sekitar mengenai Asean Economic Community (AEC) 2015, dengan di berlakukannya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA sendiri diperuntukkan bagi seluruh
masyarakat Negara-negara yang tergabung di dalam ASEAN.
Sehingga
pada kesempatan ini kelompok kami melakukan wawancara pertama dengan ibu
kantin, yang berjualan di area CMU UNMUL. Setelah meminta izin untuk melakukan
wawancara singkat, kami pun langsung menanyakan terhadap ibu tersebut mengenai
apakah MEA itu sendiri. Namun dengan wajah sedikit bingung beliau pun menjawab
bahwa “Aduh maaf saya kurang tau perihal
itu, memangnya MEA sendiri singkatan dari apa?”. Lalu kami pun mulai
memberitahukan kepada beliau bahwa MEA ini sendiri merupakan singkatan dari
Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang merupakan globalisasi melewati lintas batas
antar Negara dan dilakukan oleh Negara-negara ASEAN dengan bebas visa dan
pajak. Sebagai contoh kita dapat melakukan usaha luar negeri atau melakukan
ekspor barang dagangan kita di luar negeri. Setelah memberikan penjelasan
singkat tersebut kami lalu menanyakan terhadap ibu tersebut, adakah dampak
positif yang akan kita dapatkan dengan adanya MEA saat ini. Kemudian beliau pun
menjawab “Pastinya untuk anak-anak muda
sekarang itu sangat bermanfaat, karena seperti yang saya lihat anak-anak jaman
sekarang sudah mulai terbiasa melakukan bisnis kecil-kecilan seperti bisnis
online. Tentunya hal-hal seperti ini akan sangat berdampak positif bagi
mereka”. Dari tanggapan positif ibu tersebut kami dapat menyimpulkan bahwa
hal-hal seperti MEA ini sendiri sangat bagus terutama untuk para
generasi-generasi pebisnis muda di Indonesia.
Kemudian
kami melanjutkan wawancara terhadap mas-mas yang juga berjualan di kantin
tersebut, yang terletak hanya bersebelahan dengan kantin ibu yang telah kami
wawancarai sebelumnya. Kami juga masih mencoba mengajukan pertanyaan yang sama,
tetapi sangat disayangkan beliau juga kurang mengetahui informasi mengenai MEA
itu sendiri. Lalu kami memberitahukan poin penting mengenai MEA seperti
sebelumnya. Seperti yang sebelumnya juga kami pun mengajukan pertanyaan perihal
efek positif dari diberlakukannya MEA. Lalu beliau menjawab “Hal positifnya pasti ada tapi untuk para
pengusaha besar yang mengerti tata cara melakukan usaha di luar negeri kan.
Tetapi untuk kami para pelaku usaha kelas menengah seperti ini susah mas,
soalnya untuk melakukan usaha tersebut tentu kita membutuhkan informasi yang
luas dan modal yang cukup besar.” Kemudian kami menginformasikan bahwa
untuk melakukan usaha ini sendiri, sangat benar bahwa kita membutuhkan
informasi yang luas dan kontak dagang yang banyak. Tetapi untuk melakukan semua
jenis usaha tentu tidak ada yang instan, seperti halnya saat mas membuka usaha
ini sendiri pastinya juga membutuhkan modal, waktu, serta usaha yang cukup
keras. Untuk informasi ini sendiri sekarang kita dapat dengan mudah
mendapatkannya melalui internet yang bias di akses melalui komputer atau hp
mas. Sedangkan untuk modal sendiri kita tidak perlu memaksakannya, kita dapat
memulai dengan memasarkan hasil olahan rumah dengan hasil tangan kita sendiri,
entah itu makanan, berupa kerajinan tangan atau apapun yang sekiranya sedang
marak atau sesuatu yang baru saat ini. Mendengar penjelasan yang kami paparkan
tersebut, kemudian pelaku ukm itu sendiri menanggapinya dengan positif, “wah bener juga ya mas, padahal saya sering
liat di sosmed orang-orang berbagi peluang usaha…tapi saya kurang
memperhatikan, karna saya pikir peluang tersebut sangat kecil dan tidak bisa
dilakukan semua orang”. Lalu kami berterima kasih atas waktu yang telah
mereka luangkan untuk kami, dan mereka
juga sangat berterima kasih atas informasi yang telah kami berikan.
Pada
wawancara ketiga ini kami melakukan wawancara terhadap pelaku UKM pada sebuah
market elektronik, karna kami pikir bidang elektronik ini sendiri pasti
memiliki informasi yang cukup dari internet ataupun televise. Kemudian kami
melakukan wawancara terhadap Supervisor toko tersebut, beruntung karna beliau
mau meluangkan waktunya terhadap kami. Karena setelah dua kali kami melayangkan
pertanyakan yang mendasar mengenai MEA, tetapi belum ada pelaku wawancara kami
yang mengetahui secara tepat mengenai MEA itu sendiri. Akhirnya kami masih
mencoba melayangkan pertanyaan yang sama terhadap beliau. Lalu beliau
mengatakan “Kebetulan saya pernah denger
di berita dan juga pernah liat di media internet, bahwa MEA ini nantinya akan
sangat membantu seluruh masyarakat ASEAN dengan adanya pasar tunggal tempat
tersalurnya segala kebutuhan baik itu barang ataupun jasa, kalau saya tidak
salah.” Benar sekali pak, bahwa MEA merupakan peluang besar guna membuka
lebih banyak peluang kerja dan usaha untuk kita nantinya. Kemudian beliau
bertanya terhadap kami, “Tapi bukankah
realitanya di Indonesia sendiri sudah cukup banyak pengangguran yang ada dan
terlebih lagi industri kita disini merupakan industri-industri kecil, bagaimana
mungkin kita mampu menampung para tenaga kerja dari Negara lain dan juga
sebaliknya bagaimana Negara lain mampu menerima tenaga kerja kita. Lalu perihal
industri ini sendiri apakah nantinya kita tidak akan tergusur bersaing dengan
industri-industri besar dari Negara lain, yang nantinya malah memperbanyak
pengangguran di Negara kita?”. Baiklah disini saya ini sedikit meluruskan,
memang disitulah tantangan yang akan kita hadapi nantinya, tetapi hal ini
sendiri pada akhirnya membuat kita dapat mampu mengembangkan potensi kerja kita
agar dapat bersaing di dalam MEA ini sendiri. Karena sejatinya MEA ini sendiri
hanya menjadi hambatan bagi orang-orang yang sama sekali tidak ingin
mengembangkan kemampuannya atau dengan kata lain hanya memiliki kemampuan
terbatas. Padahal bila kita cermati segala sesuatu baik itu merupakan barang ataupun
jasa yang sangat kecil akan berpeluang untuk mengantarkan kita terhadap
kesuksesan bila kita punya usaha dan keinginan untuk meraihnya. Sedangkan untuk
industri-industri kecil ini sendiri bukan tidak mungkin nantinya dapat bersaing
dengan para pelaku industri besar, dengan menggunakan jasa dari tenaga-tenaga
kerja yang kompeten dan memiliki kualitas yang sangat baik. Dengan pernyataan
tersebut akhirnya beliau cukup puas karena pertanyaan beliau akhirnya terjawab.
Disini
dapat kita tarik kesimpulan, bahwa ternyata masyarakat kita sendiri memiliki
pandangan yang sangat positif terhadap MEA itu sendiri. Tetapi sangat
disayangkan bahwa pengetahuan serta fungsi utama dari MEA ini sendiri belum
mereka dapatkan. Disinilah sebenarnya tantangan utama untuk Indonesia itu
sendiri, yang bukan malah takut terhadap MEA itu sendiri. Melainkan takut
terhadap masyarakat kita sendiri yang ternyata bukan hanya tidak siap tetapi
malah banyak yang belum mengetahui apa MEA
itu sendiri. Yang pada akhirnya akan menjadi bumerang kita sendiri
dengan keterlambatan informasi dan pemahaman ini, kemudian disaat Negara lain
telah berkembang pesat dari segi ekonominya dan kita hanya baru akan memulai
aktifitas keterlambatan ini seperti yang sudah-sudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar