Laporan Sosialisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN ( Arnold, Firdauz
dan Yusra)
Laporan Sosialisasi
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Anggota Kelompok :
Arnold Roberto (1302045111)
Firdauz Rusdy Santari (1302045118)
Yusra Mufassir (1302045109)
Megenalkan ”Apa itu Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) terhadap masyarakat?”.
Pada 2015 akhir, pemimpin-pemimpin
regional di Asia Tenggara akan sekapat dalam meningkatkan kerjasama di bidang
yang kami khususkan kepada sektor ekonomi. Pada bidang ekonomi, MEA difokuskan
dalam menangani masalah seputar pembangunan dan percepatan ekonomi. Kerjasama
yang diharapkan melalui integrasi ekonomi MEA adalah sebagai berikut ;
1.
Sumberdaya manusia
dan kapabilitas yang menjadi prospek utama
2.
Standar mutu pekerja
professional ASEAN
3.
Persamaan pada
ekonomi makro dan finansial
4.
Tata cara pembiayaan
dan pembayaran yang lebih dinamis
5.
Peningkatan
infrastruktur negara-negara ASEAN
6.
Penggunaan layanan
eASEAN yang lebih efisien
7.
Pemerataan industri
di setiap daeerah yang memiliki potensi dan prospek
Dari bentuk kerjasama yang ingin
dicapai oleh anggota ASEAN, maka perlunya aksi yang lebih komprehensip dalam
membentuk identitas MEA itu sendiri. Aksi yang komprehensip itu dicapai dengan
;
2.
Kawasan ekonomi yang
lebih kompetitif,
3.
Pembangunan ekonomi
yang merata
4.
Integrasi daerah
yang memiliki potensi dalam ekonomi global.
Aksi komprehensip ini tentunya mempengaruhi
aspek-aspek ekonomi kepada negara-negara yang ikut serta dalam MEA.
Pada laporan kami, kami fokus menjelaskan
bagaimana aksi komprehensif itu mempengaruhi segala aspek ekonomi kepada
masyarakat dan berpengaruh terhadap masyarakat seperti yang kami jabarkan di
atas. Sejauh mana masyrakat mengetahui bagaimana MEA itu sendiri. Kami
melakukan observasi dengan interaksi langsung kepada masyarakat dimana kami
memfokuskan observasi kepada para pedagang kecil dan industri kecil dimana MEA
tentunya sangat berpengaruh sekali kedepannya kepada indutri-industri kecil
yang dimana industri-industri kecil belum tentu dapat memilii daya saing yang
sepadan dengan industry dari Negara lainnya yang berdiri di Indonesia sehingga
membuat turunnya pendapatan dari industri lokal. Dari observasi kami, kami
mendapati masyarakat cenderung pesimis terhadap kerjasama ekonomi MEA kaena masyrakat lebih memandang kepada
pemilik modal besar dimana ekonomi lebih memihak kepada pemilik modal yang
besar sementara peilik modal kecil selalu berada pada kondisi ekonomi menegah
kebawah dan Negara dipandang tidak memiliki kapabilitas di dalamnya padahal
semua negaa yang ikut di dalam MEA itu mereka merasakan hal yng sama mereka
merasa pesimis terhadap kerjasama ekonomi MEA
Ada juga masyaeakat yang cenderung apatis
terhadap program kerjasama Ekonomi MEA ini dikarenakan masyarakat-masyrakat
kecil seperti para pedagan maupun industri kecil hanya berpikir bahwa mereka
hanya berharap apa yang dijualnya itu memberikan keuntungan untuk menghidupi
keluarganya itu saja sudah lebih dari cukup entah apapun program yang di
laksanakan oleh pemerintah mereka hanya berfokus untuk bertahan hidup di tengah
kondisi ekonomi yang kurang produktif itulah yang membuat mereka cenderung
apati terhadap perkembangan di luar.
Masyarakat
juga tidak mengetahui lebih dalam esensi dari MEA dan apa respon yang
diharapkan. Padahal apabila MEA itu berjlalan dengan semestinya maka keteraturan
akan tercipta karena keseragaman identitas akibat kesadaran masyarakat terhadap
entitas yang ada di dalam MEA itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar